Chapter: 7

1.3K 105 7
                                    

Aera mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya lampu kamar. Setelah mata terbuka sempurna, ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul lima lewat empat puluh. Ternyata hari sudah pagi, ia tidak mendengar suara adzan subuh.

Aera beranjak dari kasur, melangkah menuju kamar mandi melakukan rutinitasnya, mandi pagi sebelum shalat subuh.

Lima belas menit kemudian, ia selesai mandi. Saat keluar dari kamar mandi bundanya masuk ke kamarnya.

"Ah, bunda kira kamu belum bangun," ucap Airin menatap sang putri yang hanya mengenakan handuk.

"Aera baru aja bangun, Bun."

"Ya udah, cepetan pakai bajunya terus shalat." Setelah mengatakan itu Airin melenggang pergi.

Aera memakai pakaian biasa terlebih dulu, karena terlalu pagi jika ia langsung mengenakan seragam sekolah. Setelah berpakaian Aera kembali masuk ke kamar mandi dan berwudhu, setelah itu baru ia shalat.

Selesai shalat Aera menyiapkan buku yang akan ia bawa sesuai jadwal hari ini. Biasanya malam ia menyusun bukunya, tapi malam tadi ia lupa menyusunnya.

Masih ada waktu sebelum sarapan, Aera kembali membaringkan tubuhnya di atas kasur sambil memainkan ponselnya.

"OMG! YA AMPUN GANTENGNYA!" Aera berteriak heboh melihat postingan pria yang ia sukai, postingan yang di upload delapan jam yang lalu. Ia langsung menekan tombol love, menyukainya. Tidak lupa ia meninggalkan jejak komentarnya. Ada lima puluh komentar di postingan itu.

"Kak El kenapa teriak?!" tanya Alea membuka pintu kamar Aera.

"Ehehe ... gapapa kok. Kedengaran ya sampai luar?"

Alea mengangguk menghampiri kakaknya. "Banget, makanya Ale masuk. Ale kira Kakak kenapa. Pagi-pagi sudah teriak," jawabnya. "Liatin apa sih?" Alea ingin melihat ponsel kakaknya, tapi dengan cepat Aera mematikan layar ponselnya.

"Gak boleh tau ..." Aera melempar ponselnya lalu mendekap erat tubuh adiknya. Tidak hanya memeluk, ia menciumi kedua pipi adiknya. "Duh wangi banget adik kakak ini."

"Kak El ..." rengek Alea mencoba menghindari bibir kakaknya. "Jangan cium-cium ih!"

"Muah ... Muah ... Tumben sudah mandi um ..." Aera mengigit pipi chubby Alea membuat gadis itu berteriak kesal.

"AAAA ... BUNDA, KAKAK NAKAL!" ucap Alea berteriak keras. "Kak, berhenti!"

Aera menghentikan keusilannya, ia tertawa puas melihat ekspresi wajah adiknya yang terlihat sangat kesal.

"Kak El nakal! Kak El gigit pipi Ale ... Ale aduin ke bunda." Alea berlari keluar dari kamar Aera. Gadis itu benar-benar akan mengadu pada sang bunda.

Bukannya takut, Aera masih tertawa. Adiknya terlihat sangat menggemaskan saat kesal atau marah.

Aera beranjak dari kasur, kini saatnya ia mengganti pakaiannya karena jam menunjukkan pukul enam lewat dua puluh menit.

Setelah memakai seragam sekolah dan hijab, Aera menatap dirinya di pantulan cermin.

"Duh cantiknya anak Airin ..." gumamnya terkekeh geli mendengar ucapannya sendiri.

Dirasa sudah cantik, Aera mengambil tas dan ponselnya, lalu melangkah keluar sambil bernyanyi.

"I'm the typa girl that make you forget that you got a type. Type that make you love me when the only thing you done is like. I'm that typa girl, I'm that typa girl ... I'm that typa girl, I'm that typa girl."

"Itu Kak El nya, Bunda. Kasih hukuman, Kak El nakal!" ucap Alea menunjuk Aera yang baru saja datang.

Airin berkacak pinggang menatap tajam putrinya. "Oh ini orangnya yang membuat adiknya kesal pagi-pagi?! Sini kamu." Ia melangkah menghampiri Aera dengan membawa spatula.

I'm Not Crocodile GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang