BUKAN WANITA MANDUL [TAMAT]

Bab 26

BAGI YANG MAU PDF BUKAN WANITA MANDUL, BISA LANGSUNG CHAT AKU DI 082319841041.

HARGA PERJUDUL 30.000 RIBU HANYA UNTUK HARI INI AJA. BIASANYA AKU JUAL NORMAL 50.000 RIBU DAN BISA TANYA KE YANG LAIN. TAPI, HANYA HARI INI PDF NYA DIJUAL 30RIBU.

AKU BAKALAN UPDATE SAMPAI TAMAT. YANG MASIH MAU MENUNGGU DENGAN SABAR BOLEH. ISI pdf-NYA  BAKALAN AKU SAMAIN DENGAN WATTPAD. HEHE KEDENGARAN NGGAK ADIL KAN BAGI YANG UDAH BELI? TAPI NGGAK PAPA, ANGGAP AJA INI SEBAGAI BONUS BUAT KALIAN YANG UDAH SETIA BACA CERITA INI.  Rezeki nggak akan kemana. Syukur alhamdulillah kalau ada yang mau beli, nggak juga nggak papa. Belum rezekinya.

NANTI KALAU SUDAH TAMAT BAKALAN AKU HAPUS SEBAGIAN BAB. JADI, YANG MAU BACA ULANG BISA BELI PDF-NYA.
TENANG AJA AKU BUKAN PENGANUT SISTEM SAD ENDING. UDAH CUKUP HIDUP SELAMA INI SAD, JANGAN KEBAWA CERITA.

WA: 0823 1984 1041

 

"Sayang."

"Diam, Mas. Aku tidak ingin mendengar apa pun yang kamu ucapkan, Mas."

Elina langsung menyela ketika mendengar suara Hiro setelah pintu kamar terdengar terbuka. Wanita itu menyandarkan tubuhnya pada senderan tempat tidur, sementara matanya terlihat bengkak habis menangis.

Hiro merasa bersalah  karena dirinya lah penyebab  Elina mengeluarkan air mata.

Hiro segera duduk dan menatap istrinya penuh penyesalan. Andai saja dulu ia tidak mengikuti ucapan mamanya, mungkin kejadian saat ini tidak akan pernah terjadi.

"Aku melakukan ini semua, karena sudah tidak tahan diganggu dan diteror Mama untuk segera menikahi Mita."

"Mas--"

"Aku sudah muak. Apalagi Mita juga ikut-ikutan terus mengganggu hidupku."

"Sampai akhirnya Mama memberikan sebuah surat keterangan dari rumah sakit jika Mita ternyata sakit leukimia."

"Awalnya aku kasihan, tapi lama-lama aku tidak peduli. Sampai 2 bulan yang lalu Mama memintaku dan bahkan bersujud agar aku mau menikahi Mita karena jika Mita mati, maka hak asuh Monik jatuh pada mantan suaminya  Mita."

"Mita tidak ingin hak asuh anak jatuh ke tangan mantan suaminya yang ia tahu memang adalah pria yang kasar. Mita memintaku untuk menikahinya agar ketika dia mati, Monik sudah punya papa, dan itu aku."

"Mama memberi syarat padaku jika aku bisa menikahi Mita, maka mereka tidak akan mengganggu hidupku dan rumah tanggaku. Mama juga berjanji tidak akan mengganggu kamu lagi atau meminta kamu untuk pergi dari hidupku." Hiro menggenggam tangan Elina yang berusaha untuk melepaskan tautan tangan mereka.  "Aku tentu saja setuju dengan perjanjian itu. Aku tidak mau kamu terus diganggu dan diteror oleh Mama, Sayang."

"Tapi, demi Tuhan, Aku tidak pernah menyentuh atau memberi nafkah pada Mita. Aku bahkan jarang bertemu dengannya. Baru-baru ini saja mama meminta aku mengunjunginya ke rumah sakit karena kondisinya yang semakin menurun."

"Tapi kenapa kamu tidak pernah bilang sama aku dari awal, Mas? Kamu anggap apa aku ini? Istri pajangan yang bahkan tidak perlu kamu kasih tahu tentang hal sebesar ini? Begitu, Mas?" Suara Elina tersendat menahan sesak di dada. 

"Aku hanya tidak ingin kamu terluka."

"Lalu apa perbedaannya antara aku terluka dulu dan sekarang? Apa kamu akan terus menyembunyikan hal ini dariku sebelum semua fakta ini aku ketahui? Aku tahu kamu menikah lagi dari Rima, Mas. Rima. Bukan dari mulut kamu langsung." Elina menunjuk sembarangan arah, karena ia tidak tahu dimana letak persis wajah Hiro. "Kamu sudah menghianati kepercayaan aku, Mas. Kamu tidak pernah menganggap aku sebagai istri kamu."