Hana menatap Mita tak percaya. Pasalnya selama ini ternyata ia dibohongi oleh wanita ini yang mengatakan jika dirinya lah yang menjadi pendonor darah saat Hana mengalami kecelakaan dan membutuhkan donor darah.
"Mita, apa benar yang dikatakan Hiro?" Hana bertanya dengan nada terbata-bata. Namun, Mita bukannya menjawab, wanita itu justru menundukkan kepalanya yang membuat Hana yakin jika apa yang dikatakan Hiro adalah sebuah fakta.
"Tidak usah bertanya lagi. Memang aku yang mendonorkan darah untuk Mama. Sebelum Mama sadar, aku mendonorkan darah karena stok darah di rumah sakit habis." Kali ini Helia berujar dengan santai. "Saat itu aku tidak bisa menunggu Mama sadar karena jadwal penerbanganku untuk ke Paris tidak bisa di cancel. Jadinya aku minta tolong Mita yang saat itu ada disana menemani Mama sebelum Papa atau Hiro datang."
Saat itu Helia memang sedang menjalani syuting di negara tetangga. Ketika mendapat kabar jika Hana mengalami kecelakaan, Helia langsung memutuskan ke rumah sakit. Dokter bilang stok darah di rumah sakit sedang habis sehingga membutuhkan donor darah yang cocok untuk Hana. saat itu tidak mungkin ia meminta bantuan Kakak pertamanya yakni Hera karena kondisi Hera juga tidak memungkinkan untuk pergi ke rumah sakit. Sementara Hiro sendiri dan papanya sedang di luar kota sehingga Helia dengan terpaksa mendonorkan darahnya. 10 menit setelah ia mendonorkan darahnya, manager meneleponnya untuk segera ke bandara. Hal tersebut membuat Helia mau tak mau meminta bantuan pada Mita karena memang saat itu Mita sedang berada di rumah sakit menemani putrinya Monik yang dirawat di sana.
"Apa-apaan kamu, Mita. Selama ini kamu menekan saya untuk membalas budi. Tapi, ternyata kamu menipu saya." Hana dengan kasar mendorong pundak Mita hingga wanita itu mundur.
Hana tentu saja meradang mengetahui jika dirinya selama ini sudah dibohongi oleh wanita yang ia anggap sudah menolong nyawanya.
"Sudah. Tidak perlu ada lagi drama di antara kita."
Helia dengan santai menepuk tangannya sebanyak 3 kali. Tak lama kemudian muncul sesosok pria yang melangkah masuk ke dalam rumah. Tak jauh di belakangnya ada dua orang pria lain yang mengenakan setelan jas hitam melekat pada tubuh mereka.
Tubuh Mita menegang ketika melihat sosok mantan suaminya hadir di rumah Hana. Wajahnya terlihat pucat pasi ketika matanya bersitatap dengan sosok Aldi yang juga merupakan bapak kandung dari Monik.
"Anda sudah melihat sendiri kondisinya sekarang. Ini bisa dijadikan senjata untuk merebut hak asuh anak Anda dari mantan istri Anda," kata Helia sambil menyeringai. Senyum miringnya muncul begitu saja ketika tatapan matanya bertemu dengan Aldi.
"Tidak. Jangan bawa Monik kemana pun. Dia adalah anakku." Mita segera menarik Monik untuk berdiri di belakangnya.
"Tapi, dia juga anakku. Anakku tidak bisa hidup dengan perempuan seperti kamu. Perempuan yang akan melakukan apa saja untuk mencapai keinginannya," balas Aldi menatap Mita tajam.
"Tahu apa kamu tentang kehidupanku? Monik akan tetap hidup dan tinggal bersamaku. Kamu urus saja hidup kamu dengan keluarga baru kamu."
"Bagaimanapun caranya, Monik akan tetap di tanganku. Biarkan pengadilan yang menyelesaikan semuanya karena memang kamu tidak layak hidup bersama Monik. Kamu pembohong. Tidak menutup kemungkinan juga kamu tidak becus merawat Monik."
Aldi segera menarik Monik untuk berdiri di sampingnya. Pria itu kemudian melirik 2 pengacaranya yang langsung mengambil tugas mereka masing-masing. Mereka akan mengurus hak asuh agar Monik bisa tinggal bersama Aldi. Akan ada banyak alasan yang akan mereka gunakan di pengadilan nanti.
"Kamu tidak bisa melakukan itu padaku, Aldi. Monik adalah darah dagingku." Mita dengan paksa menarik Monik namun segera ditepis oleh pria itu.
"Sekarang Monik akan tinggal bersamaku. Suka atau tidak, itu terserah kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN WANITA MANDUL [TAMAT]
General FictionMenikah selama 4 tahun dengan Hiro tanpa dikaruniai seorang anak, membuat Elina merasa tidak percaya diri. Terlebih lagi saat banyak orang yang mempertanyakan mengapa ia belum mendapatkan momongan juga. Belum lagi desakan dan hasutan ibu mertua m...