"bawa mobil, tumben amat" yeji berujar ketika ia duduk di mobil jeno, sebuah sedan berwarna hitam yang sering jeno pakai untuk berburu. jeno yang tengah mengeluarkan mobilnya dari parkiran apartemen menoleh. "mau belanja bulanan. ngga muat kalau ditaruh di motor. ribet. semuanya udah habis"
yeji yang tengah memakai pensil alis miliknya menoleh dengan antusias. "mau ikut!"
jeno mengangkat alisnya. "alis no loh menceng sebelah" komentarnya membuat yeji melotot. ia buru-buru melihat cermin dan mengerucutkan bibirnya saat ia menyadari kalau yang jeno ucapkan benar adanya. ia kemudian membuka dashboard, mengubek ubek penyimpanan yang sekarang lebih banyak benda miliknya daripada milik jeno sendiri.
"buset jam segini udah macet aja" yeji mengomentari ketika mereka harus terjebak kemacetan ketika mereka yang seharusnya masuk sekolah. jeno melirik jam, sudah jam masuk dan mereka masih terjebak kemacetan, tidak seperti biasanya ketika ia mengendarai motor.
"bolos aja lah" jeno menjawab asal, menyandarkan tubuhnya di kursi pengemudi karena mereka bahkan harus terjebak kemacetan padahal mereka baru keluar dari apartemen.
yeji menoleh dengan semangat. "yes! call! ayo kita jalan-jalan aja" ajaknya gembira.
jeno menggelengkan kepala. "bawa baju ganti ngga?" yeji menggelengkan kepala. "ngga sih, lo?"
"sama. nanti beli aja lah disana"
"eyy duit lo lagi banyak ya? dapet job apaan lagi emangnya?" yji bertanya kepada jenp yang menyetir mobilnya kembali karena mobil di depannya sudah berjalan.
jeno menggelengkan kepala. "kemarin gue jual vidionya, laku keras anjing" jeno bergumam.
yeji tertawa. "siapa yang beli begituan?"
"lawan nya lah, mereka bahkan repot-repot nyuruh hacker buat masuk dark web dan beli vidionya. mereka bahkan ngga ngebayar gue dengan jumlah yang sudah dijanjiin. dia cuma bayar seratuss doang. ya udah gue jual aja" jeno menjawab santai.
"tapi beneran sih, lima ratus juta tuh emang ngga ada apa-apa nya buat masuk ke semua hp yang udah ngesave tuh video. apalagi seratus. gue rasa bentar lagi pamor nya hilang tuh cowo, eh duitnya udah di tf ke gue kan ya?" yeji bertanya.
"udah. gue tf berkala biar pihak bank ngga curiga lo dapat duit segitu banyak dari siapa. kalau lo suatu saat ditanya, jawab aja dari sugar daddy lo" jeno menjawab asal kemudian membelokkan mobilnya ke salah satu restoran cepat saji yang membuka menu sarapan. ia kemudian memesan beberapa menu dan menunggunya.
yeji mengangguk. "lo kan sugar daddy nya gue" \
jeno berdecih.
ia kemudian membayar secara tunai kemudian menjalankan mobilnya kembali menuju jalanan. "nanti makan lagi aja, gue males nunggu kelamaan. bisa bisa makin macet" jeno berujar saat mobilnya kembali terjebak di kemacetan.
"thanks" yeji menaikkan kakinya hingga duduk bersila di kursi depan. ia kemudian mengambil makanan yang jeno berikan. mengunyahnya walau dia harus mengoleskan bibirnya dengan liptint lagi nanti.
"kayanya gue mau beli apartemen baru lagi deh" yeji menoleh saat jeno berujar begitu mereka sudah berjalan dengan normal setelah terjebak kemacetan selama satu jam lebih. "kenapa?" yeji bertanya kepada jeno yang tengah menyetir.
"sempit. gue nyari yang bukan studio. nyari yang kaya rumah gitu apa mending beli penthouse nya?" jeno bertanya kepada yeji, meminta saran.
yeji menatap jeno tidak mengerti. "kenapa lo tanya gue?"
jeno mengangkat bahu. "kan lo yang bakal tinggal sama gue. mending beli apart biasa aja atau penthouse?" ia menjawab acuh.
yeji berkedip sejenak. "apart biasa aja. kalau lo beli penthouse, orang-orang bakal curiga anak yatim piatu mana yang punya duit sebanyak itu buat beli penthouse" komentarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/348801631-288-k308813.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE TROUBLE
FanfictionNatasha Yeji merupakan anak seorang konglomerat terkenal. Dia hidup dengan rengkuhan harta serta kasih sayang. Semua orang menjaganya agar tidak ada siapapun berani menyentuh gadis cantik ini. ia tidak pernah jatuh cinta sebelum bertemu dengan kakak...