camping

355 71 4
                                    

"kosong?" jeno bertanya kepada  jaemin yang sebelahnya masih ada kursi kosong. mereka menjadi teman sekelas untuk kelas 11 ini.

jaemin yang tengah melihat-lihat kameranya, menganggukan kepala. "kosong kok" ujarnya sambil menggeser tas nya ke bawah kursi. membiarkan jeno duduk.

jeno yang datang dengan turtle neck berwarna hitam dengan celana jeans berwarna biru kemudian menaruh tas nya di bagasi atas, menyadari kakinya yang panjang dan ia akan tidak nyaman karena akan tersangkut di kaki.

"yeji mana?" jeno yang baru saja duduk dan mengeluarkan ponsel menoleh. "gimana?" tanya nya yang tidak mendengar ucapan jaemin dengan jelas.

"lo ngga duduk sama yeji? biasanya lo duduk sama dia" jaemin bertanya, mengulangi pertanyaannya dengan jelas. "oh dia kan anak osis, nyebar paling" jeno menjawab. jaemin menganggukan kepalanya.

jeno mematikan ponselnya. "jaem, gue tidur bentar. mumpung masih jauh" ujarnya sambil memejamkan matanya dan bersandar. jaemin menganggukan kepalanya, membiarkan temannya untuk tidur di sebelahnya.

dua jam jarak mereka yang dibutuhkan dari sekolah mereka sebagai titik kumpul dengan arena camping yang letaknya di kaki gunung. jeno keluar bersama jaemin. ia kali ini memakai kacamatanya. jaemin membawa dua tas, satu ransel yang ia pakai di punggung dengan satu lagi tas yang ia pakai sebagai wadah kamera.

"kalian bisa baris sesuai barisannya, ya" jeno mendengar suara mark melalui pengeras suara. ia bergeser melihat sekeliling, mencari dimana keberadaaan teman-teman sekelasnya.

"noh renjun disana" jaemin yang pertama kali melihat renjun tengah duduk di bawah pohon sambil memakan keripik singkong kemasan. di sampingnya ada haechan yang tengah mengipas ngipas wajahnya dengan potongan kardus.

"kalian beda bus apa gimana? gue ngga liat kalian" haechan bertanya ketika jeno dan jaemin ikut berbaris di barisan. "lo di depan tadi, kita di belakang, naik lewat kursi belakang" jaemin menjawab singkat sambil berdiri untuk berbaris ke belakang. jeno berbaris di belakang sendiri, menguap karena ia baru saja terbangun.

"lo ngga sama yeji?" renjun yang selesai makan mendorong kepala haechan. "kan dia bukan anak kelas kita anjing" komentarnya. ia kemudian meremas kemasan berwarna merah di tangannya sebelum melemparkannya ke tempat sampah.

"tapi kan dia sama yeji udah kaya ingus sama hidung, nempel mulu ga lepas-lepas"

jeno mendelik. "ini perumpamaannya ngga ada yang bener dikit gitu?" ia protes.

haechan mengangkat bahu. "engga. emang gitu kok" jawabnya tidak berdosa.

"huss huss, itu dengerin mereka ngomong apa, bisa bisa gue ngga denger omongan mereka gara-gara kalian ribut" jaemin menengahi keributan dari teman-temannya. ketiganya kemudian diam dan berbaris dengan tenang. jaemin, renjun, haechan, dan jeno berdiri paling belakang, bersandar ke pohon.

"jadi kalian untuk saat ini mendirikan tenda, kemarin kan udah dikasih gimana cara nya mendirikan tenda. untuk tenda sudah disiapkan panitia jadi kalian bisa langsung mendirikan tenda sesuai dengan nomor masing-masing"

mereka kemudian mencari dimana tenda mereka berada. disana, di paling ujung dekat dengan hutan. "ini siapa yang ngasih kita tenda deket hutan gini sih" jaemin protes karena mereka mendapatkan tempat yang berada di ujung,  perbatasan dengan hutan. mereka tidur tidak hanya berempat tentu saja. mereka tidur berjumlah enam orang karena murid laki-laki di kelas mereka berjumlah 13 dan mereka memutuskan untuk membagi menjadi dua tenda. namun dua orang lainnya adalah anggota osis dan betugas menjadi panitia sehingga hanya ada mereka berempat disini.

"ih nanti kalau ada hantu gimana?" renjun berseru protes. ia adalah orang yang penakut terhadap hantu dan sejenisnya.

"lo aja lebih nyeremin daripada hantu, njun" haechan berujar asal. renjun melotot, menendang pelan betis haechan membuat haechan mengaduh.

DOUBLE TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang