jeno melangkah sendirian di tengah hujan yang turun dengan begitu deras. tentu saja, mark tidak memberikan izin untuk siapapun masuk ke dalam sini saat hujan deras karena jalanan yang cukup licin. bahkan jeno beberapa kali terpeleset dan terjatuh jika ia tidak berpegangan pada dahan-dahan yang ada di sekitar jalan setapak.
jalanan nampak begitu kecil, hanya berukuran kurang dari tiga puluh sentimeter dengan tanah licin yang berair. jeno, beruntung ia membawa sepatu untuk hiking , ia menggantikan sneakersnya tadi dengan sepatu hiking yang sengaja ia bawa untuk menghadapi medan-medan seperti ini yang untungnya berguna juga dia membawa sepatu.
"YEJI? LO DENGER GUE NGGA?" teriaknya, ia berteriak keras, membelah hujan yang terdengar meredakan suaranya. tanda-tanda mencari jejak untungnya masih ada sehingga memudahkan jeno untuk mencari jalan.
otaknya berpikir begitu cepat, ia tanpa ragu melangkah ke arah yang berlawanan dari tanda. jika ada anak yang tersesat, berarti anak itu tidak mengikuti petunjuk yang tertera bukan?
persetan dengan dirinya yang sendirian di tempat asing dengan kondisi yang sebenarnya tidak menguntungkan bagi dirinya. jeno melangkah dengan begitu tegap, raut wajahnya seperti biasa, datar, tanpa ada pertanda yang berarti. jeno berani melangkah sendirian membelah semak-semak dengan bekal pisau kecil di tangannya.
iya, ia mencuri pisau kecil milik panitia sebagai persenjataan.
"LO DENGER GUE NGGA?" jeno berteriak, ia memegang batang kayu besar kemudian melongok ke arah tanah yang menurun yang letaknya cukup jauh dari trek seharusnya. ini adalah satu-satunya tempat yang ia curigai karena jalanan yang licin bisa saja membuat siapapun terpeleset dan terjun ke bawah yang sebenarnya tidak tinggi, hanya sekitar satu atau dua meter saja. bisa dipanjat sebetulnya.
"YEJI?" jeno kembali berteriak ketika ia melihat ke bawah, dan benar saja dugaannya, ada sepatu yang ia kenal betul karena berwarna putih yang ia beli kemarin di bawah. ia kemudian mencari jalan yang bisa menuntunnya ke bawah, memutar agar ia bertemu jalanan yang tidak curam.
walau harus memutar, jeno akhirnya bisa menemukan yeji yang ternyata terduduk lemas bersandar memegangi kakinya. rambut dan pakaiannya tentu saja basah, dan penuh tanah tentu saja.
"jeno?" ia bersuara lirih, matanya samar-samar melihat postur tubuh pria yang tidak lagi asing di matanya. ia kenal dengan tubuh ini. jeno. orang yang lagi-lagi menolongnya untuk kali pertama.
jeno berjalan lebih cepat menghampiri yeji yang terduduk dengan lemas. ia kemudian berlutut. "lo kenapa?" ia melepas jaket jeans yang ia pakai, walau bagian luarnya basah, ini bisa setidaknya menghalau sedikit air yang mengenai yeji. ia membiarkan dirinya hanya memakai kaus turtle neck yang terkena rintik hujan.
"jatuh tadi" jeno baru menyadari kalau dahi yeji mengeluarkan darah. "lo ngga kebentur batu ini kan?" ia bertanya kepada yeji sambil menunjuk batu besar sebagai sandaran dari yeji. yeji mendelik. "gue ngga jatuh disini, gue jatuh disana" jeno menoleh ke arah telunjuk yeji bergerak. tidak jauh dari mereka, dengan jalanan yang cukup curam dan jarak yang cukup tinggi adalah tempat yeji terjatuh. "gue kayanya kena apa ngga tau, pokoknya gue sadar karena hujan dan jalan kesini pelan-pelan" yeji menjelaskan.
"kaki lo kenapa?" jeno menunjuk kaki yeji dengan dagunya. "keseleo waktu jatuh" yeji menjelaskan secara singkat. "sakit banget?"
yeji menganggukan kepala. "lumayan, ngga bisa buat naik. susah. gue aja ngga jamin bisa sampai camp atau engga"
jeno melihat sekeliling, dengan kondisi yeji yang begini tentu saja ia tidak bisa membawanya naik ke atas. dia akan realistis, dia tidak bisa menggendong yeji naik juga tentu saja karena jalanan yang cukup licin dan jika dia nekat, dia bisa jatuh berdua dan membahayakan mereka. maka jalan satu-satunya adalah mencari jalan lain yang bisa ia tempuh dan tidak membuat wanita di depannya kesakitan saat berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE TROUBLE
FanfictionNatasha Yeji merupakan anak seorang konglomerat terkenal. Dia hidup dengan rengkuhan harta serta kasih sayang. Semua orang menjaganya agar tidak ada siapapun berani menyentuh gadis cantik ini. ia tidak pernah jatuh cinta sebelum bertemu dengan kakak...