“mau apa lo panggil gue kesini?” yeji yang tengah memakan sebuah lolipop menoleh saat daniel berada di hadapannya. pria itu masih datang dengan kaos putih serta celana jeans. yeji dengan rambut merah nya hanya tersenyum manis.
keduanya berada di salah satu klub malam yang cukup jauh dari sekolah dan kawasan rumah tentu saja. yeji tersenyum. “emangnya kenapa? salah gue pengen ketemu cowo gue sendiri?” dia bertanya sambil melangkah turun dari kursi bar.
daniel menatap yeji dari atas hingga bawah. “lo keliatan berbeda, jadi makin seksi aja” daniel mengomentari penampilan yeji yang berbeda seratus delapan puluh derajat daripada yang terakhir kali ia lihat, rambutnya diwarnai begitu terang, merah, ia memakai crop top yang hanya sebatas bawah dada sementara bawahannya ia memakai celana ketat yang menutupi luka jahitan operasinya. langkahnya terlihat bergerak lebih percaya diri saat bergerak mendekat.
“apa mau lo, yeji? gue tau lo nggak bakal datang kesini kalau nggak ada maunya” yeji tertawa pelan, ia kemudian membuang gagang lolipop nya kemudian mengambil satu lagi yang baru dari saku celana nya.
ia melangkah mendekat ke arah daniel yang sekarang duduk di sofa. “emang lo gak kangen gue? eh lo mau pesen apa?” yeji bertanya sambil mendudukan dirinya di pangkuan daniel.
yeji tersenyum lebar. kemudian mencium bibir daniel dan melumatnya. tentu saja, daniel tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. ia menekan punggung yeji semakin dekat, menciumnya lebih dalam. ia bisa melihat yeji tersenyum dalam ciuman mereka.
“gue butuh lo. pura-pura jadi pacar gue kak, temuin kembaran gue bilang kalau lo butuh sesuatu buat usaha. dia bakal kasih gue duit kalau tau lo mau tanggung jawab dan bikin usaha. gue kasih 30 persen deh” yeji yang masih di pangkuan daniel memberi penawaran.
“berapa duit yang bakal dia kasih?” daniel bertanya.
“gue minta sekitar delapan ratus sampai sembilan ratus juta. lo bisa hitung sendiri berapa tiga puluh persennya” yeji berujar sambil menatap daniel. merangkul kedua wajah dari pria yang beberapa bulan menjadi kekasihnya. “itu juga sebelum lo” yeji menghentikan ucapannya kemudian berbisik di telinga daniel. “...mati”
ia mengangkat kepalanya saat merasa tangannya berat. “oh, udah tidur ya?” ia tertawa kecil saat kepala daniel terasa berat. dengan tangan yang masih memegang permen yang ternyata sebelumnya sudah diberi obat tidur, yeji membawa tubuh daniel.
“pacar ku mabuk, bisa bantu aku bawa ke dalam mobil?” ia bertanya kepada salah satu pegawai klub malam tersebut yang dianggurin. pria bertubuh besar itu membawa tubuh daniel ke mobil milik pria itu yang tentu saja sudah yeji hafal setengah mati. yeji kemudian membuang permennya ke salah satu tempat sampah yang sudah penuh sebelum melangkah mendekat.
“thanks for helping, handsome” yeji berbisik sambil memberikan kecupan di pipi serta menyelipkan beberapa uang berwarna merah ke saku belakang pria yang membantunya membawa daniel.
“sama sama cantik, sering sering datang kemari ya” yeji membalasnya dengan kedipan matanya sebelum melompat ke kursi pengemudi dan mengemudikan mobil milik daniel sambil memakai sarung tangan lateks dan mengikat rambutnya agar tidak berjatuhan ke mobil
tujuan kemana yeji menyetir adalah sebuah tempat yang jauh dari kota dan cctv tentu saja. ia sesekali melihat daniel yang tengah terlelap di kursi yang ada di sampingnya, manjur juga obat tidurnya. tidak sia sia dia membelinya dengan harga yang cukup mahal.
ia menghentikan mobilnya saat ada sebuah mobil terparkir di pinggir jalan yang gelap, siapa lagi kalau bukan jeno yang tengah menunggu yeji menangkap mangsa mereka berdua.
“aman?” jeno yang sudah berdiri di samping mobil dengan topi hitam nya bertanya, yeji menyengir. “aman. serahin semuanya ke gue”
jeno memutar bola matanya, ia kemudian membantu pintu penumpang di samping yeji sebelum membawa tubuh daniel keluar dari mobil dibantu dengan yeji dan memindahkannya ke bagasi sedan milik jeno.
setelah memastikan tidak ada jejak jejak yang tertinggal dari yeji, mereka berdua kemudian menjalankan mobilnya menjauh dari mobil milik daniel yang mereka tinggalkan begitu saja disana.
“kita nggak bisa nahan nahan buat nyiksa daniel makin lama” jeno berujar sambil menyetir. yeji yang tengah membenarkan rambutnya menoleh. “loh kenapa?” protesnya tidak terima.
“ada yang butuh transplantasi mata sama hati jadi mau nggak mau kita harus buru-buru, mereka operasi besok. setelah ini kita bisa main main sama temen-temennya karena nggak diburu buru waktu. okay?” jeno menjelaskan kepada yeji yang masih manyun.
“okay” akhirnya yeji setuju.
mereka kemudian berhenti di salah satu rumah yang berada cukup jauh, rumah ini terletak di tengah tengah hutan. yeji tidak tahu sejak kapan jeno membeli rumah ini atau mengetahui mengenai rumah ini.
“pakai ini” ia memberikan topi dan sarung tangan lateks baru kepada yeji. mereka kemudian memakai masker yang menutupi wajah mereka. jeno dan yeji kemudian membawa tubuh daniel ke dalam, jeno langsung merebahkan tubuh daniel di atas meja dari keramik.
“kunci pintu, terus pakai sepatu itu. bakal banyak darah” ia memberi kode kepada yeji yang berdiri di pintu tidak tahu harus apa. yeji mengangkat bahu, berbalik kemudian mengunci pintu serta memakai sebuah sepatu boots dari karet dan berdiri di samping pintu, melihat jeno yang tengah menyiapkan ‘peralatan’ tempurnya.
“sayang banget gue nggak bisa ngeliat dia kesakitan” yeji masih manyun. jeno hanya menggelengkan kepalanya. ia mengambil sebuah pisau yang matanya cukup tajam kemudian langsung membuka dada daniel hingga darah perlahan turun membasahi meja keramik yang juga menetes ke arah kakinya yang beruntung sudah memakai sepatu karet.
yeji hanya melihat jeno yang dengan terampil melakukan ‘operasi’ malam ini, darah mengalir kemana mana apalagi ketika jeno mengambil jantung dari daniel seolah dia sudah pandai dalam hal ini karena bisa yeji lihat, tangan jeno yang berlumuran darah mengeluarkan sebuah benda berukuran sebesar gumpalan tangan yang masih bergerak dan memasukkannya ke dalam box khusus yang berarti daniel sudah tidak lagi bernyawa.
yeji menunjuk sesuatu di badan daniel dengan dagunya. “gue mau itu, kasih gue. buat bukti ke temen temennya kalau gue balas dendam ke dia”
***
“mau ngelakuin sekarang juga? nggak capek lo? eh by the way semalam kita dapat berapa?” yeji bertanya sambil merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu, jeno duduk di depannya, bermain main dengan ponsel yang sepertinya khusus karena yeji belum pernah melihat ponsel itu dimana mana.
“lumayan, matanya kita dapat 500 juta, itu gue kasih diskon soalnya langganan, hatinya kena 12M” jeno berujar.
yeji menoleh ke arah jeno dengan mata berbinar-binar. “berarti kita bisa makan enak nanti malam?” ia bertanya kepada jeno. jeno menganggukan kepalanya dan mengangguk setuju. “iya”
“all you can eat, ya!” yeji berujar lagi. jeno mengangguk setuju. “iya boleh” jawabnya. “YES” yeji berteriak kesenangan. mereka berdua membahas makanan melupakan bahwa kamar tempat mereka mengeksekusi daniel masih terdapat banyak darah yang berceceran disana, bahkan kerangka tubuh daniel belum sempat jeno hancurkan.
“mungkin kita bisa dapat lebih banyak kalau teman temannya dia kita bunuh sekalian” jeno berujar kepada yeji. yeji mengangguk setuju sebelum mengangkat ponselnya yang berdering. ia kemudian menoleh ke arah jeno dan tersenyum lebar. “kita bakal panen habis ini” yeji kemudian mengangkat teleponnya yang ternyata dari salah satu teman daniel.
“halo? oh daniel guetau terakhir kali dia dimana. mau gue anterin? oke. nanti ketemuan disana ya”
yeji kemudian tersenyum lebar kepada jeno yang juga melebarkan senyumannya kemudian memakai sarung tangan nya kembali.
“eh mau kemana?” yeji bertanya kepada jeno. jeno menoleh kemudian tersenyum lebar. “ngebersihin kamar, tamu tamu bakal datang dan ini bakal jadi hari sibuk buat kita”
—————
jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ya bestie! thank you for reading💗
![](https://img.wattpad.com/cover/348801631-288-k308813.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE TROUBLE
FanfictionNatasha Yeji merupakan anak seorang konglomerat terkenal. Dia hidup dengan rengkuhan harta serta kasih sayang. Semua orang menjaganya agar tidak ada siapapun berani menyentuh gadis cantik ini. ia tidak pernah jatuh cinta sebelum bertemu dengan kakak...