yeji tengah menonton drama favoritnya pada sabtu pagi yang cerah ini. tidak, tidak secerah itu, sedikit mendung karena memang matahari tidak bersinar begitu cerah seperti hari-hari biasanya.
di tangannya ia memegang setoples bakso goreng kering pedas. ia berbaring di atas sofa sementara snowy ada di karpet. anjing kecil itu berlarian kesana kemari mengelilingi ruang tengah, seolah tidak ada kata lelah di dalam kamusnya.
jeno masih belum bangun, tentu saja. jika weekend seperti ini jeno bisa tidur sampai jam menunjukkan pukul dua sore atau bahkan bisa lebih karena jeno benar-benar hibernasi.
snowy bangun dari tempatnya kemudian menggonggong ke arah pintu kamar. ia kemudian berlari menuju ke kamar yang pintunya perlahan terbuka.
jeno keluar dari kamar dengan rambut yang berantakan sambil menguap. tangannya sesekali mengacak-acak rambut yang sekarang berubah menjadi blonde. iya, jeno bereksperimen merubah warna nmenjadi warna blonde. alasannya? tentu saja penyamaran. polisi tida akan mengira kalau jeno adalah pria yang mereka cari karena tampilan terbarunya.
ia membiarkan snowy berputar-putar di kakinya sementara dia melangkah duduk di karpet bawah.
"sudah bangun tuan muda?" jeno hanya memberi respon dari ucapan yeji dengan menguap. dia memangku snowy yang langsung melompat di pangkuannya sambil menggonggong dan bermanja manja dengan pemiliknya.
"bagi dong" jeno berujar kepada yeji, meminta toples di tangannya. ia berkedip kedip, nyawanya belum terkumpul sepenuhnya. "nih, gue juga udah kenyang" yeji memberikan toples nya kepada jeno. ia kemudian mengambil tisu basah untuk mengelap tangannya yang kotor dan mengeringkannya dengan tisu kering sebelum kembali berbaring berbantalkan bantal sofa sambil melihat tayangan drama korea di depan mereka.
keheningan melanda keduanya. hanya bunyi scene drama yang terdengar seekali bunyi jeno yang mengunyah juga terdengar. snowy masih sibuk mengusal di pangkuan papanya. mereka bertiga tidak ada agenda selain bermalas-malasan untuk hari ini.
"jen, nanti berangkat jam berapa kondangannya?" yeji bertanya tapi tidak melihat ke arah jeno karena matanya masih terpaku dengan tayangan di depannya.
"jen?" yeji memanggil lagi ketika mendengar tidak ada jawaban dari jeno. ia terkejut melihat jeno kembali lelap tertidur padahal baru beberapa detik pria itu masih asik mengunyah.
ia tertidur dengan memangku snowy berbantalan pahanya yang memang yeji luruskan sedari tadi. tangannya yang memegang toples hampir saja membuat toples itu terjatuh karena jeno yang benar benar terlelap sehingga mau tidak mau, yeji harus mengambil toples itu sebelum bungkusnya berceceran di karpet.
yeji menatap wajah yang nampak damai tersebut. melupakan semua yang telah mereka berdua lalui, jeno masih pria yang sama menurutnya. pria penuh luka yang ia bantu dan sekarang membantunya untuk hidup.
tangannya perlahan terangkat, mengelus rambut pink di depannya secara hati-hati agar tidak membangunkan jeno. "sleep well"
***
pukul lima sore, yeji dan jeno sudah rapi di depan sebuah pantai tempat dimana taeyong akan melaksanakan resepsi. konsep yang diusung yaitu beach party dimana mereka akan berada di pantai selama acara hingga nanti acara berakhir akan diadakan after party.
"tempatnya bagus amat" yeji berkomentar setelah turun dari mobil. rambutnya yang digerai dengan diberi jepit kecil berterbangan tertiup angin pantai. "orang kaya soalnya. berapa duit ya mereka bisa bikin pesta sebesar ini mana ngundang orang-orang penting" jeno berujar sambil melihat-lihat ke arah tamu-tamu yang ternyata isinya orang-orang yang penting. hebat juga dia mengundang orang-orang kaya yang sering muncul di layar televisi.

KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE TROUBLE
Fiksi PenggemarNatasha Yeji merupakan anak seorang konglomerat terkenal. Dia hidup dengan rengkuhan harta serta kasih sayang. Semua orang menjaganya agar tidak ada siapapun berani menyentuh gadis cantik ini. ia tidak pernah jatuh cinta sebelum bertemu dengan kakak...