3. di hukum

3.1K 158 8
                                    

__________________
_______________
_______________________
Pagi ini tepatnya setelah shalat subuh berjamaah. Biasanya para santri diwajibkan untuk mendengarkan kajian rutin yang dilakukan setiap setelah shalat subuh.

Nazira tengah berjalan diam-diam keluar dari masjid karena seperti biasanya gadis itu tidak ingin mengikuti kajian.

"Ekhem!" Dehem Gus Farzan saat Nazira hendak memakai sandalnya dan bergegas untuk pergi. Nazira langsung menoleh.

"Lagi-lagi kamu, sebenarnya kamu itu niat mondok gak sih?" Tanya Gus Farzan yang sudah tahu jika Nazira memang ingin kabur.

"Duh ketemu cowok ini lagi. Gimana dong?" Batin Nazira.

"Gus, jangan asal fitnah, saya cuma mau ke..."

"Toilet? Sebenarnya toilet itu salah apa sampai Kamu terus beralasan pergi ke toilet setiap ingin kabur?" Gus Farzan memotong ucapan Nazira begitu saja.

"Tolonglah Gus, saya gak alesan. Serius deh, izinkanlah bidadari surga ini untuk pergi ke toilet sebentar saja."

"Ya tuhan, ingin sekali saya meludah di hadapan gadis aneh ini," ucap Gus Farzan saat mendengar ucapan pede dari Nazira.

Wajah Nazira langsung cemberut, "Maksud Gus Farzan apa? Gus geli pas saya bilang kalo saya ini bidadari surga? Kan yang saya bilang itu bener, saya itu cantik seperti bidadari surga," ucap Nazira percaya diri.

"Makannya kalo ngobrol sama orang tuh jangan nunduk mulu. Sekali-kali liat cewek dong biar tau mana yang cantik mana yang enggak, dasar cowok aneh! Kalo nunduk terus mana ada cewek yang mau," lanjutnya. Ucapan gadis itu benar-benar kurang ajar sekali kepada Gus Farzan. Sebelumnya tidak ada yang berani mengomentari Gus Farzan yang ketika berbicara dengan lawan jenis yang bukan mahram selalu menundukkan pandangannya.

"Coba deh sekali aja Gus Farzan liat saya. Biar Gus tau gimana wajah cantik saya," ucap Nazira.

"Genit," gumam Gus Farzan.

Nazira membelalakkan matanya, "Apa Gus bilang?"

"Kamu itu genit, suka mencari perhatian laki-laki. Maksud kamu apa menyuruh saya menatap Kamu? Itu sama saja kamu menjatuhkan harga diri kamu sebagai seorang wanita di hadapan saya. Apa kamu tau? Saya menundukkan pandangan bukan tanpa alasan tapi karena saya menghargai wanita, saya tidak ingin nafsu saya bergejolak ketika menatap wajah seorang wanita yang tidak halal bagi saya. Harusnya kamu bersyukur, bukan malah memaksa saya untuk menatap Kamu, serendah itukah Kamu Nazira? Kamu itu santri dan seorang wanita yang pastinya sudah memiliki dasar agama, harusnya kamu bisa mengetahui seberapa mulia dan berharganya seorang wanita di dalam Islam."

"Ya," jawab Nazira singkat. Hal itu membuat Gus Farzan kesal,ia sudah menjelaskan panjang lebar tapi Nazira hanya merespon seperti itu?

"Dan satu lagi, jaga adabmu ketika berbicara dengan gurumu, hormati saya saat saya sedang bicara. Mengerti?"

"Ish iya, bawel banget sih," ucap Nazira tak begitu keras namun masih bisa didengar jelas oleh Gus Farzan.

"Hey Nazira!" Seorang wanita berjalan menghampiri Nazira.

Nazira menoleh menatap wanita itu yang tak lain adalah ustadzah Fina.

Plakk!

Ustadzah Fina mendaratkan satu tamparan tepat di pipi kanan Nazira.

"Beliau itu Gus, hargai beliau. Apa kamu tidak pernah diajari sopan santun oleh orang tuamu hah?! Mereka pasti kecewa saat tau jika kamu bersikap seperti ini!! Sebelum mondok di sini kamu pasti sudah dididik dan diajari oleh ibumu bukan?"

Aku Dan Gus kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang