____________________
________________________
____________________
Lambat laun, mental Nazira semakin membaik karena dukungan dari semua keluarga terutama Gus Farzan.Bahkan kini gadis itu sudah bersikap seperti biasanya tanpa sering menangis karena mengingat kejadian itu.
"Mas..." Nazira berucap dengan suara serakbya khas orang baru bangun tidur.
Suara Nazira mengambil atensi Gus Farzan yang tengah membaca kitab di tepi ranjang sembari menunggu waktu subuh. Laki-laki itu meletakkan kitabnya di atas nakas kemudian mendekati sang istri.
Cup!
Gus Farzan mendaratkan satu kecupan di kening istrinya.
"Eh istriku yang cantik usah bangun. Pinter banget deh, biasanya juga dibangunin." Gus Farzan mengusap kening istrinya.
"Mau peluk." Nazira melingkarkan tangannya di pinggang suaminya itu. Gadis itu benar-benar sedang manja sekarang.
Gus Farzan terkekeh. "Nanti aja ya peluknya. Udah mau subuh nih."
Nazira mengulum senyumnya kemudian melepaskan pelukannya.
Aneh, biasanya Nazira akan kesal jika Gus Farzan berucap seperti itu.
"Kok nggak ngambek?" Heran Gus Farzan.
Nazira tersenyum manis. "Aku kan istri yang Sholehah, jadi nggak boleh ngambekan."
Gus Farzan tersenyum geli. Lelaki itu tahu bahwa Nazira pasti sedang menginginkan sesuatu. Tidak biasanya gadis itu bersikap seperti ini.
"Mau apa hm?" Tanya Gus Farzan mengusap pipi Nazira.
Nazira menyengir. "Peka banget deh suami aku." Gadis itu mencubit gemas hidung Gus Farzan.
"Jangan dicubit Humaira. Nanti kalo tambah mancung gimana?" Ucap Gus Farzan mengelus hidungnya yang terasa sedikit sakit akibat cubitan tadi.
Nazira terkekeh. "Iya deh si paling mancung. Zira mah pesek."
"Sini aku cubit biar mancung."
"Idih nggak mau ya."
"Oh ya,back to topik. Kamu belum jawab pertanyaan aku. Mau apa hm?" Ucap Gus Farzan kembali ke topik pembicaraan awal.
Nazira tersenyum, wajahnya tampak ragu untuk mengatakannya. "Emm... kita kan udah lama nikah dan aku juga udah hamil. Semenjak nikah kita belum...emm... apa ya?" Nazira mengkode. Jujur,ia gengsi untuk mengatakan hal ini.
Gus Farzan tampak berpikir sejenak. "Oh, bulan madu. Kamu mau bulan madu Humaira?"
Nazira tidak menjawab. Gadis itu hanya tersenyum, namun Gus Farzan tahu betul arti dari senyuman itu.
"Sini kita obrolin." Gus Farzan membantu istrinya mengubah posisinya menjadi duduk.
"Mau bulan madu ke mana hm? Luar negeri?" Tanya Gus Farzan.
"Gak usah jauh-jauh ke luar negeri Mas. Aku mau yang di Indonesia aja."
"Ya ke mana Humaira? Ke rumah papa?" Gus Farzan terkekeh.
"Yee itu mah bukan honeymoon."
"Ya terus ke mana?"
"Ke mana aja. Yang ada pantainya terus sering dipake buat bulan madu gitu." Nazira memberi kode.
Gus Farzan tersenyum. "Mau ke Bali?"
"Terserah kamu,asal yang memenuhi keinginan aku tadi."
"Ya itu emang adanya di Bali Humaira. Gengsian amat sih, orang tinggal bilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Gus kembar
SpiritualIni tentang Nazira Shafira Aulia yang harus mengalami cinta segitiga dengan sepasang saudara kembar. Mereka adalah Farhan Habibie Alfaqih dan Farzan Habibie Alfaqih, mereka berdua merupakan putra seorang pemilik pondok pesantren terkenal di Yogyakar...