14. menceritakan semuanya

2.7K 148 6
                                    

_______________________
___________________
____________________
Malam ini terlihat begitu indah. Seluruh acara pernikahan Gus Farhan dan Zayra telah selesai, kini lelaki itu tengah duduk di kamarnya tepatnya di tepi ranjang.

"Assalamualaikum." Suara yang terdengar begitu lembut itu membuat Gus Farhan menatap ke sumber suara. Tampak seorang gadis cantik yang tengah membuka pintu kamar Gus Farhan dengan malu-malu.

"Waalaikumsalam. Masuk saja, tidak usah malu-malu." Gus Farhan menyambut kedatangan gadis cantik itu dengan senyuman. Perlahan-lahan gadis itu melangkah masuk ke dalam kamar tersebut.

"Saya kira ada rembulan, ternyata karena ada kamu kamar saya jadi lebih bercahaya," ucap Gus Farhan tersenyum menggoda.

"Kamar ini bercahaya Karena ada lampu," ucap Zayra dingin tanpa menatap Gus Farhan.

Gus Farhan lantas bangkit dari duduknya berjalan menghampiri sang istri.

"Kenapa sih jawabnya gitu? Saya kan hanya ingin kita akrab," ucap Gus Farhan.

"Buaya," gumam Zayra sangat kecil namun masih bisa didengar oleh Gus Farhan.

Lelaki itu membulatkan matanya. "Apa kamu bilang? Saya? Buaya?" Ia menunjuk dirinya sendiri.

"Saya akan buktikan betapa setianya seorang Farhan." Gus Farhan mendekat dan semakin mendekat mengikis jarak di antara mereka hingga akhirnya...

Cup!

Satu ciuman mendarat mulus di pipi Zayra membuat gadis itu langsung membeku di tempat.

Beberapa detik setelahnya, Zayra yang sudah tersadar pun langsung mengusap pipinya.

"K-kamu?" Zayra menatap Gus Farhan. Tatapannya tampak tidak suka.

"Beraninya kamu menyentuhku!!" Bentak Zayra. Gus Farhan mengerutkan keningnya heran. "Kenapa? Saya suamimu, saya berhak untuk menyentuhmu."

"Saya tidak suka disentuh sembarangan tanpa seizin saya. Kita belum sedekat itu hingga kamu bisa dengan lancang menyentuhku, mengerti?!"

"Maaf, saya tidak akan seperti itu lagi Zayra."

Zayra menghela napas kemudian berlalu pergi dari sana. Saat ia hendak melangkah keluar kamar, langkahnya terhenti karena suara Gus Farhan.

"Mau ke mana?" Tanya Gus Farhan. Zayra berbalik badan. "Membantu Umi untuk memasak makan malam."

"Belum sehari kita menikah, besok saja kamu memasak. Sekarang kamu pasti lelah, istirahat saja," ucap Gus Farhan.

"Saya bukan anak manja yang kecapean dikit langsung gak bisa ngapa-ngapain," ucap Zayra tanpa ekspresi.

"Mandiri itu bagus tapi tidak memikirkan diri sendiri itu tidak baik. Saya tidak mau kamu sakit karena kelelahan."

Zayra terkekeh pelan. "Tidak usah sok perhatian."

Gus Farhan berjalan menghampiri sang istri. "Zayra, kenapa kamu bersikap dingin seperti ini? Saya hanya ingin berusaha untuk mencintaimu, kenapa kamu mempersulit hal itu? Saya tau kita hanya dijodohkan, saya juga tau jika kamu belum mencintai saya sama seperti saya, tapi apa pantas kamu bersikap seperti ini?"

Zayra tertawa hambar. "Berusaha untuk mencintai katanya. Sudah berapa banyak wanita yang mendapat kata-kata itu darimu hmm?"

"Apa maksudmu Zayra?" Bingung Gus Farhan, ia jelas tak mengerti dengan ucapan istrinya itu.

"Tidak usah pura-pura bodoh! Dasar laki-laki pecundang! Kamu hanya bisa mempermainkan perasaan perempuan."

"Apa ini soal wanita itu? Zayra, wanita itu adalah wanita yang selalu mengejar saya, saya tidak pernah memberikan janji apapun kepadanya."

Aku Dan Gus kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang