22. kuliah

2.7K 150 6
                                    

_____________________
______________________
_____________________
Satu Minggu telah berlalu. Tak terasa hari ini Nazira sudah mulai masuk kuliah.

Saat ini gadis itu tengah berada di depan Ndalem karena Asha mengajaknya untuk berangkat bersama. Nazira sudah menolak karena Asha berangkat bersama Gus Farzan, namun gadis itu bersih keras untuk mengajak Nazira berangkat bersama.

"Kalian udah mau berangkat?" Tanya Gus Syaqil yang baru saja keluar dari Ndalem.

"Nggih Abi, tunggal nunggu Mas Farzan," jawab Asha.

"Oh ya Gus, saya minta maaf ya, saya gak bisa terima tawaran Gus untuk bekerja di perusahaan Gus Syaqil karena saya ngambilnya jurusan psikologi," ucap Nazira.

Gus Syaqil mengulum senyumnya. "Tidak apa-apa Nazira, kamu berhak bekerja di manapun yang kamu mau."

"Assalamualaikum," salam seseorang yang baru datang.

"Waalaikumsalam," jawab mereka semua serempak.

"Maaf ya nunggu lama," ucap seseorang itu yang tak lain adalah Gus Farzan.

"Iya gak papa Mas," ucap Asha tersenyum menatap sang kakak.

"Loh, dia kok di sini?" Bingung Gus Farzan saat melihat keberadaan Nazira.

"Oh,adek yang ngajak dia buat berangkat bareng sama kita," ucap Asha menjelaskan. Gus Farzan mengangguk mengerti. "Oh ya udah ayo kita berangkat."

Gus Farzan menoleh menatap sang ayah. "Abi kami pamit dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Jagain calon mantu Abi ya," ucap Gus Syaqil terkekeh. Gus Farzan diam-diam tersenyum manis kemudian melangkah masuk ke dalam mobil yang diikuti oleh Asha dan  Nazira.

Setelah semuanya masuk ke dalam mobil, Gus Farzan segera menjalankan mobilnya.

"Ra,kamu bawa parfum gak? Aku lupa pake parfum soalnya," tanya Asha setelah beberapa menit berada di dalam mobil.

"Bawa nih." Nazira mengeluarkan parfum dari tasnya dan memberikannya kepada Asha.

Setelah itu suasana kembali hening sampai beberapa saat kemudian Nazira membuka suara.

"Ning, hijab saya bener kan? Gak meleyot kan?" Tanya Nazira.

"Agak meleyot tuh. Sini aku benerin." Asha membantu Nazira membenarkan hijabnya yang sedikit berantakan.

"Nah udah cantik deh," ucap Asha tersenyum setelah membenarkan hijab sahabatnya itu.

"Makasih ya Ning," ucap Nazira.

"Sama-sama."

Belum sepuluh detik, Asha sudah kembali membuka obrolan.

"Zira, hijabku bener gak? Meleyot gak?" Tanya Asha.

"Itu gak cuma meleyot tapi bentuknya kotak," jawab Nazira.

"Hah masa sih?" Tanya Asha panik sembari membetulkan hijabnya.

"Iya, sini aku bantu." Nazira mulai membantu Asha seperti Asha membantunya tadi.

"Makasih ya. Aku nyesel pake hijab sialan ini," ucap Asha.

"Iya sama-sama Ning."

Beberapa saat kemudian, Asha kembali buka suara.

"Kulit aku kering banget. Kamu bawa pelembab gak?" Tanya Asha. Tanpa menjawab Nazira langsung mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberikannya kepada Asha. "Nih Ning."

"Makasih." Asha mengambilnya lalu memakainya untuk melembabkan kulitnya. Gadis itu lantas mengembalikannya kepada Nazira.

"Bibir kamu pucet Ra. Kamu gak pake lipstik?" Tanya Asha.

Aku Dan Gus kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang