51. firasat buruk

1.2K 106 0
                                    

______________________
_________________________
________________
Pyak!

Gus Farzan terlonjak saat mendengar suara barang pecah.

"Astaghfirullah, suara apa itu?" Cepat-cepat Gus Farzan menutup laptopnya dan berjalan menuju ke sumber suara yang ternyata berasal dari kamarnya.

Sesampainya di sana, lelaki itu melihat foto pernikahannya dengan Nazira yang berada di atas meja terjatuh dan pecah.

Gus Farzan langsung membersihkan pecahan bingkai foto itu. Perasaannya menjadi tak enak.

"Ada apa ini ya Allah? Kenapa hatiku tiba-tiba gelisah seperti ini?" Gumam Gus Farzan. Ia memiliki firasat buruk setelah melihat pecahan bingkai itu.

"Bunda..." Zidan tiba-tiba memasuki kamar dengan tangisan.

"Kakak, kenapa sayang?" Gus Farzan yang baru selesai membereskan pecahan bingkai itu langsung menghampiri putranya dan menggendongnya.

"Abba,kak Hani nakal," adu Zidan.

"Cup cup cup, udah ya sayang. Sekarang kakak main sama abba aja ya," ucap Gus Farzan.

"Nggak mau,mau bunda," ucap Zidan masih terus menangis.

"Bunda lagi pergi sebentar, nanti juga pulang."

"Nggak mau! Mau sama bunda sekalang!"

Gus Farzan menghela napas kemudian mengusap kepala putranya. "Sayang, sebentar lagi bunda pulang kok,kakak jangan rewel dong, nanti dimarahin bunda loh."

****

"Huft akhirnya selesai juga," ucap seorang gadis yang baru keluar dari sebuah ruangan di rumah sakit. Nampaknya gadis itu baru saja selesai berobat.

"Sekarang waktunya pulang." Gadis itu mulai melangkahkan kakinya untuk pulang. Baru beberapa langkah, gadis itu dikejutkan oleh beberapa suster yang mendorong brankar yang terdapat seseorang yang sangat ia kenal di atasnya.

"Itu kan?" Gadis itu bergegas mendekati brankar itu dan menghentikan langkah para suster dan seorang perempuan yang berjalan mengikuti brankar tersebut.

"N-Nazira?" Alangkah terkejutnya gadis itu saat melihat Nazira, adik tirinya.

Ya, seseorang yang dimaksud adalah Aqila.

"Apa Mba mengenal Mba ini?" Tanya perempuan yang tadi berjalan mengikuti brankar.

"Dia adik saya. Apa yang terjadi?" Tanya Aqila khawatir.

"Mba ini korban tabrak lari Mba,di depan supermarket dekat rumah saya," jelas perempuan itu.

"Maaf,kami harus segera membawa pasien agar bisa segera ditangani," ucap suster itu.

"Baik sus, silahkan," ucap Aqila mempersilahkan suster itu untuk kembali melanjutkan langkahnya.

Aqila ikut berjalan di belakang brankar itu bersama perempuan tadi.

"Kalian bisa menunggu di luar," ucap salah satu suster sebelum brankar itu dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan.

Aqila bersama perempuan itu memutuskan untuk duduk dan menunggu di ruang tunggu.

"Mba, apa saya boleh tau tentang kejadian yang sebenarnya?" Tanya Aqila.

Perempuan itu mengangguk. "Jadi begini Mba. Saat saya sedang berada di depan rumah, saya melihat Mba tadi mau menyebrang, kayaknya baru keluar dari supermarket yang kebetulan berada di depan rumah saya. Saat Mba itu menyebrang, sebuah mobil silver dengan kecepatan tinggi langsung menabrak Mba itu sampai Mba itu terpental dan setelah itu mobil itu langsung pergi gitu aja. Saat melihat kejadian itu, saya dan beberapa warga langsung mengerumuni Mba itu dan sebelum Mba itu pingsan, dia ada bilang sesuatu."

Aku Dan Gus kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang