6. cinta yang rumit

2.7K 145 5
                                    

___________________
________________
______________________
Malam ini terlihat begitu indah dan damai. Setelah shalat isya, Nazira menyetorkan hafalan haditsnya kepada Gus Farzan.

"Ayo mulai," titah Gus Farzan. Nazira mulai membaca hadits-hadits pendek yang ia hafalkan tadi, gadis itu tidak ingin memilih hadits yang panjang karena waktunya terbatas.

"Kenapa diam? Ayo lanjutkan," ucap Gus Farzan. Nazira terdiam setelah membaca empat hadits,ia lupa dengan hadits ke lima yang ia hafalkan.

"Emm...s-saya lupa Gus." Nazira menunduk,ia takut jika Gus Farzan akan memarahinya.

"Lupa lupa, saya kan sudah memberimu waktu sejak sore tadi, Masa kamu lupa. Saya saja mampu menghafalkan lebih dari lima hadits pendek dalam waktu yang sama seperti waktu yang saya berikan kepadamu. Emang dasarnya gak niat ya begitu!"

"Ya jelas beda lah Gus, Gus Farzan kan..."

"Tidak usah menjawab! Kalo dibilangin sama guru itu diam. Bagaimana kamu akan mendapatkan berkahnya guru jika kamu seperti ini, bukan hanya kepada saya tapi kamu tidak pantas bersikap seperti itu kepada gurumu, siapapun itu." Gus Farzan menatap tajam ke arah Nazira.

"Saya tidak mau tau, pokonya Kamu harus hafal. Mengerti?!"

"Zan, gak seharusnya lo bersikap kayak gini. Setiap orang punya kemampuan yang berbeda-beda, mungkin lo mudah buat menghafal hadits karena lo emang punya otak yang cerdas. Tapi dia,dia belum tentu bisa kayak lo Zan." Gus Farhan yang berada di samping lelaki itu mencoba memberi pengertian.

"Diem! Lo gak usah ikut campur!" Sewot Gus Farzan.

Gus Farhan menghela napas mendengarnya. Ada apa dengan saudara kembarnya ini? Mengapa lelaki itu lebih sensitif dari biasanya? Ah entahlah,ia tak tahu apa yang sudah terjadi dengan lelaki tampan itu.

"Gue bukan bermaksud ikut campur, gue cuma mengingatkan. Seharusnya lo gak boleh maksa orang lain Zan, jangan egois," ucap Gus Farhan berusaha tetap tenang.

"Terus aja belain dia,lo belain dia karena lo suka sama dia kan? Walaupun lo suka sama dia,gak seharusnya lo belain dia, karena di sini dia yang salah."

"Gue gak belain dia, gue cuma..."

"Udahlah, gue heran ya sama lo, emang rasanya cinta tuh gimana sih? Kenapa orang-orang yang jatuh cinta itu gak pernah dengerin orang lain. Ternyata bener, cinta itu buta, saking cintanya lo sama dia lo sampe lebih belain dia daripada saudara kembar lo sendiri. Lo mengorbankan persaudaraan kita yang udah kita bangun sejak lahir demi cewek ini yang baru aja lo kenal! Dia cuma orang asing, gara-gara dia kita berantem," potong Gus Farzan.

"Zan, gue..."

"Cukup! Gue gak mau denger apa-apa lagi. Oke lah, gue yang salah, gak seharusnya gua begitu,puas lo?!! Terserahlah lo mau belain dia kek,mau apa kek gue gak peduli!" Gus Farzan melenggang pergi dari sana tanpa mengucapkan salam. Entah ada apa dengan perasaannya, lelaki itu benar-benar tidak suka melihat kedekatan Nazira dan saudara kembarnya.

Gus Farhan menghela napas melihat kepergian saudara kembarnya. Ia beralih menatap Nazira.

"Maafkan Farzan Nazira, suasana hatinya pasti sedang tidak baik makannya omongannya begitu. Dia tidak bermaksud untuk berbicara seperti itu Nazira," ucap Gus Farhan tidak enak.

"Seharusnya saya yang minta maaf Gus. Gara-gara saya kalian jadi berantem, Gus Farzan benar, saya ini hanya orang asing yang membuat hubungan kalian renggang. Maaf Gus, seharusnya kita memang tidak sedekat ini."

"Tidak Nazira, jangan hiraukan ucapan Farzan. Kamu bukan penyebab pertengkaran saya dengan dia, dia hanya sedang banyak pikiran jadi bicaranya asal ceplos. Saya mohon jangan jauhi saya hanya karena hal seperti ini Nazira." Gus Farhan benar-benar tidak ingin Nazira menjauh karena sepertinya cintanya kepada Nazira itu tidak main-main. Dulu ia memang sudah mencintai banyak wanita, tapi cintanya dulu tidak pernah sedalam cintanya kepada Nazira.

Aku Dan Gus kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang