43. lahirnya seorang Gus

2.5K 132 1
                                    

____________________
_______________________
__________________
Hari-hari berlalu, hubungan Nazira dan Gus Farzan sudah baik-baik saja. Sekarang mereka lebih waspada dan tidak mudah terpancing dengan berita yang belum jelas.

"Humaira, aku ngajar dulu ya," pamit Gus Farzan yang hendak pergi untuk mengajar.

Bukan, bukan di kampus melainkan mengajar para santri di pondok pesantren Al-furqan.

"Jangan ngajar dong, Zira gak mau ditinggal," ucap Nazira manja. Akhir-akhir ini gadis itu memang seringkali bersikap manja kepada suaminya. Entah karena hormon ibu hamil atau apa, tapi gadis itu memang sering bersikap seperti itu semenjak dirinya hamil 6 bulan.

Gus Farzan tersenyum mengelus lembut puncak kepala istrinya. "Sebentar aja kok Humaira."

"Nggak boleh! Pokoknya aku mau ditemenin."

"Sayang..."

Nazira memasang wajah sedihnya dan hal itu membuat Gus Farzan iba.

Lelaki itu menghela napas kemudian mengembuskannya. "Ya udah nanti aku minta ustadz Faiz buat gantiin aku ngajar."

"Yeyyy," riang Nazira.

"Ya udah yuk kita ke kamar. Nanti kamu bilangnya lewat chat aja." Nazira langsung merangkul bahu Gus Farzan dan membawanya ke kamar.

Gadis itu langsung berbaring di atas ranjang sedangkan Gus Farzan langsung membuka ponselnya untuk mengirim pesan kepada ustadz Faiz.

Setelah meminta ustadz Faiz untuk menggantikannya mengajar, lelaki itu ikut berbaring di samping sang istri.

"Kamu mau bobo nggak?" Tanya Gus Farzan yang diangguki oleh Nazira.

"Peluk Mas..." Pinta Nazira dengan suara manja.

Gus Farzan tersenyum. Ia sangat senang jika istrinya sedang bermanja-manja seperti ini. Lelaki itu langsung melingkarkan tangannya di tubuh Nazira dengan tangan yang terus mengusap kepala istrinya itu.

"Mas, Zira engap kalo tidur begini. Gak jadi dipeluk deh," ucap Nazira setelah beberapa saat dipeluk oleh Gus Farzan.

Gus Farzan mengangguk mengerti kemudian melepaskan pelukannya. Selanjutnya ia menyusun bantal agar Nazira bisa tidur dengan nyaman karena kondisi perutnya saat ini.

Lelaki itu membantu istrinya untuk membenarkan posisi tidurnya.

Cup!

Setelah itu ia mengecup kening sang istri dengan lembut.

"Makasih ya udah ngasih banyak perhatian buat aku dan dede bayi." Nazira tersenyum ke arah Gus Farzan.

"Sama-sama sayang. Sekarang tidur ya." Gus Farzan kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Tak lama, mereka berdua sama-sama terlelap dalam tidurnya.

Satu jam berlalu. Jam telah menunjukkan pukul tiga sore.

Nazira terbangun dari tidurnya dengan keringat yang sudah bercucuran. Gadis itu terbangun tatkala merasakan sakit di perutnya.

"Awws sakit banget," ringis Nazira. Gadis itu menegakkan posisi duduknya.

"Mas..." Lirih Nazira.

"Mas Farzan." Gadis itu memukul pelan lengan Gus Farzan, berharap laki-laki itu akan terusik.

"Mas..."

"Hmm." Hanya terdengar suara deheman dari Gus Farzan.

"Sakit Mas..." Suara Nazira semakin melirih.

Aku Dan Gus kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang