4. menyatakan perasaan

3K 156 5
                                    

_____________________
________________
_________________
Setelah beberapa jam berada di Ndalem, akhirnya Nazira sudah selesai menjalani hukuman yang diberikan oleh Gus Farzan.

"Gus," panggil Nazira setelah menutup buku catatan yang berisi tentang tulisannya.

"Lah,nih orang kok malah turu," gumam Nazira menatap Gus Farzan yang tampaknya sudah tertidur pulas di sofa dengan kepala yang bersandar di sandaran sofa. Gadis itu tersenyum karena saat Gus Farzan tertidur wajahnya terlihat begitu menggemaskan.

"Kalo tidur gini gemes deh, tapi kalo udah bangun malah kayak monster serigala," gumam Nazira.

"Terus gimana dong caranya aku keluar? Kalo gak pamit dulu pasti dimarahin, mana Ning Asha udah pergi lagi," batin Nazira. Tadi Asha memang berpamitan untuk pergi bersama teman-temannya.

"Loh, Nazira?" Ucap Gus Farhan yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Ngapain di sini?" Tanya Gus Farhan berjalan menghampiri Nazira.

Gadis itu menoleh menatap Gus Farhan, "Ini Gus, tadi saya dihukum sama Gus Farzan, saya disuruh untuk menulis kalimat Sayidul istighfar sebanyak tiga ratus kali. Pas saya mau setorin ke Gus Farzan,eh dia malah tidur."

Gus Farhan tersenyum tipis, "Dia pasti kecapean. Yasudah biar saya yang nanti menyampaikan, Kamu bisa kembali ke asrama."

"Oke Gus, makasih ya. Assalamualaikum." Gadis itu beranjak pergi dari Ndalem.

"Waalaikumsalam," jawab Gus Farhan.

****

Nazira tengah duduk di kamarnya bersama teman-temannya.

Tok! Tok! Tok!

Saat mereka tengah asik mengobrol tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

"Biar aku aja yang buka," ucap Nazira. Gadis itu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke arah pintu. Ia segera membuka pintu kamarnya.

"Assalamualaikum," salam seorang wanita yang mengenakan gamis berwarna coklat susu.

"Waalaikumsalam. Eh ustadzah Fina, cari siapa?" Tanya Nazira.

"Saya cari kamu," jawab ustadzah Fina.

Nazira mengernyit heran, "Saya? Kenapa ya? Perasaan saya gak bikin masalah sama ustadzah."

"Saya ingin bicara dengan Kamu Nazira,ayo ikut saya." Ustadzah Fina menarik tangan Nazira dan membawanya menuju ke tepi danau yang berada tak jauh dari asrama santriwati.

"Ada apa ustadzah?" Tanya Nazira.

"Saya perhatikan semenjak kepulangan Gus kembar ke pondok pesantren Al-furqan kamu jadi lebih sering membuat masalah terutama dengan Gus Farzan," ucap ustadzah Fina. Entah ke mana arah pembicaraannya.

"Lalu?" Tanya Nazira.

"Kenapa kamu suka membuat masalah dengan Gus Farzan? Saya tau,kamu terus berulah agar kamu sering dipanggil dan bertemu dengan Gus Farzan kan? Dan saya juga tau kalau sebenarnya kamu hanya ingin mencari perhatian Gus Farzan kan?"

"Kalo iya kenapa? Dan kalo enggak juga kenapa?" Tanya Nazira.

Ustadzah Fina mendekat ke arah Nazira, "Saya peringatkan sama kamu ya, jangan coba-coba untuk mendekati Gus Farzan dan jangan caper sama beliau, atau kamu akan tau akibatnya."

"Kenapa? Ustadzah Fina suka sama Gus Farzan?" Tanya Nazira.

"Kalau iya kenapa? Lagipula saya ini lebih pantas dengan Gus Farzan daripada kamu."

Nazira terkekeh mendengarnya, "Dasar pengecut! Ustadzah hanya berani melabrak saya tapi tidak berani bersaing."

Seketika itu emosi ustadzah Fina meluap, wanita itu hampir menampar Nazira tapi Nazira menahan tangannya.

Aku Dan Gus kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang