48. dipenjara

1.5K 95 1
                                    

_______________________
____________________
__________________

Nazira mengerjapkan matanya beberapa kali setelah terbangun. Gadis itu menatap sekeliling, ternyata ada Gus Farzan yang masih fokus membaca Alqur'an.

"Mas," panggil Nazira dengan suara pelan.

Walau pelan bahkan nyaris tak terdengar, namun Gus Farzan masih bisa mendengarnya samar-samar. Lelaki tampan itu mengakhiri bacaannya dan segera menutup mushaf Al-Qur'an tersebut dan meletakkannya di atas nakas.

Setelahnya,ia menghampiri istrinya yang terduduk di atas ranjang.

"Kamu udah bangun Humaira? Gimana? Kepalanya masih sakit?" Tanya Gus Farzan. Nazira hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Kamu mau apa hm? Makan atau mau apa?" Tanya Gus Farzan lagi.

"Aku mau ketemu Asha Mas,di mana dia?" Tanya Nazira balik.

Tunggu, Gus Farzan baru sadar akan panggilan Nazira yang tiba-tiba berubah.

"Kamu manggil aku apa Humaira?"

"Mas. Bukannya biasanya juga gitu ya? Kok kamu aneh sih."

"H-Humaira? K-kamu udah inget semuanya?" Tanya Gus Farzan terbata.

Nazira tersenyum dan mengangguk pelan. Gus Farzan yang melihat hal itupun langsung memeluk erat tubuh istrinya dan menangis haru di dalam pelukan tersebut.

"Alhamdulillah ya Allah, aku nggak nyangka bisa secepat ini Humaira, aku senang kamu udah inget semuanya," lirih Gus Farzan disertai isakan.

Nazira mengelus lembut rambut hitam milik Gus Farzan dengan sebuah senyum di bibirnya. "Aku juga nggak nyangka sayang, saat aku melihat rekaman cctv itu tiba-tiba aku inget semuanya."

Puas memeluk istrinya, Gus Farzan kembali menjauhkan tubuhnya dari tubuh Nazira kemudian menghapus air matanya.

"Humaira,kalo kamu ingat semuanya itu artinya kamu ingat dengan kejadian itu?" Nazira mengangguk. "Aku ingat, sangat ingat," ucapnya.

"Gimana kejadian yang sebenarnya?"

Nazira diam sesaat sebelum memulai ceritanya.

Flashback on

Nazira berjalan ke kamar dengan mulut yang terus menggerutu. Ia sungguh masih kesal dengan Asha.

"Zira." Suara seseorang berhasil membuat Nazira menoleh.

"Loh, Ghea? Kamu ngapain di sini?" Tanya Nazira.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo, bisa nggak?" Tanya Ghea balik. Nazira mengangguk.

"Kita ngobrol di tempat lain aja yuk, jangan di depan kamar begini," ucap Nazira yang diangguki oleh Ghea.

Nazira berjalan terlebih dahulu dan diikuti Ghea yang berjalan di belakangnya. Baru beberapa langkah, Nazira memekik karena tiba-tiba sebuah jarum suntik mendarat di tubuhnya.

Sedetik setelahnya gadis cantik itupun langsung kehilangan kesadarannya. Cepat-cepat Ghea menahan tubuh Nazira agar tidak terjatuh.

Ghea membuka pintu kamar Nazira dan mendorong gadis itu hingga terjatuh ke lantai.

"Bagus. Mati lo Ra, itu akibatnya karena lo udah jadi anak dari perempuan yang udah ngehancurin keluarga gue." Ghea tertawa puas.

Gadis itu menutup kembali pintu kamar tersebut.

Tanpa ia sadari, ternyata sejak tadi Aqila menyaksikan semuanya.

"Kurang ajar lo Ghea, gue bakal laporin semuanya," gumam Aqila. Saat gadis itu hendak berjalan pergi,ia tak sengaja menendang sebuah vas bunga dan hal itu menimbulkan suara yang dapat mengambil atensi Ghea.

Aku Dan Gus kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang