5. rasa cemburu

3.1K 163 3
                                    

______________________
_________________
______________________
Dua hari telah berlalu.

Nazira tengah berlari terburu-buru karena tampaknya ia sudah terlambat menuju ke kelas sore yang biasanya dilakukan setelah shalat ashar. Sesampainya gadis itu di depan pintu kelasnya,ia berjalan pelan.

"Assalamualaikum," salam Nazira yang berdiri di ambang pintu.

"Aduh nih cowok kulkas nyebelin lagi yang ngajar. Habislah aku," gumam Nazira.

Gus Farzan yang sedang fokus mengajar pun menoleh ke arah pintu, "Waalaikumsalam. Masuk."

Dengan perlahan, Nazira berjalan masuk ke dalam kelas dan mendekati Gus Farzan yang berada di depan papan tulis, namun gadis itu masih menjaga jarak dengan Gus Farzan.

"Maaf saya telat Gus. Tadi saya nyari kitab dulu," ucap Nazira.

"Saya gak nanya," ketus Gus Farzan.

"Ih sumpah ya nih orang ngeselin banget. Kalo bukan Gus udah aku remas-remas mukanya," batin Nazira. Ia benar-benar merasa jengkel dengan tingkah Gus Farzan.

"Saya boleh duduk kan Gus?" Tanya Nazira.

"Kamu sudah berbuat salah tapi masih berani bertanya seperti itu. Jangan lupakan satu hal ini Nazira, saya Farzan bukan Farhan. Saya bukan seseorang yang ketika ada santri yang berbuat salah akan tersenyum sambil berkata, jangan diulangi lagi ya. Saya ini Farzan, seorang Gus yang sangat disiplin dan jika ada santri yang melanggar, maka tidak ada kata lain selain hukuman. Mengerti?!!"

Nazira berdecak, "Yaudah, apa hukuman saya?"

Gus Farzan benar-benar geram dengan gadis cantik itu. Gadis itu seolah menganggap enteng ucapan Gus Farzan bahkan pandangannya masih terangkat,ia tidak memiliki rasa bersalah sama sekali.

Lelaki itu yang sudah geram pun mengambil penggaris kayu miliknya dan memukul tangan Nazira. Pukulannya tidak keras tapi tetap saja membuat Nazira kesakitan.

"Aww sakit sekali everybody," ringis Nazira.

"Ya Allah, astaghfirullah. Kenapa hidupku seperti ini? Kenapa aku harus dipertemukan dengan gadis menyebalkan seperti dia?" Ucap Gus Farzan. Ia benar-benar sudah pusing menghadapi Nazira yang selalu berulah, sejak pulang dari Kairo lelaki itu benar-benar dibuat naik darah oleh Nazira.

"Kalo Gus capek ngadepin saya ya gak usah ngajar di sini," ucap Nazira.

"Menjawab lagi Kamu!!" Gus Farzan menatap tajam ke arah Nazira.

"Kalau bukan manusia saya pasti sudah menyiksamu habis-habisan," ucap Gus Farzan.

"Seandainya saya bukan manusia tapi saya jin, saya pasti udah merasuki tubuh Gus Farzan sampai Gus berteriak-teriak sendiri. Aing maung,aing maung." Nazira tertawa kecil.

"Lucu Kamu ngomong begitu?" Tanya Gus Farzan menatap sinis Nazira.

"Lucu lah, saya harap hal itu benar-benar terjadi. Semoga aja nanti malam beneran kerasukan." Semua santri yang mendengarnya merasa terkejut. Bisa-bisanya Nazira mendoakan yang tidak-tidak tentang Gus Farzan di hadapan lelaki itu.

"Ya Allah apapun yang dia ucapkan maka kembalikan ucapannya itu ke langit dan jangan biarkan ucapannya itu  benar-benar terjadi kepada salah satu dari kami. Aamiin," ucap Gus Farzan. Bukannya membalasnya dengan mendoakan Nazira yang tidak-tidak ia malah berdoa seperti itu dan hal itu membuat mulut Nazira bungkam seketika.

"Kenapa diam? Tadi kamu terus bicara seperti bebek, tapi sekarang tiba-tiba diam." Nazira masih terdiam dan ia tidak berniat untuk menjawabnya. Kepalanya kini tertunduk karena merasa bersalah sudah berkata seperti itu kepada Gus Farzan.

Aku Dan Gus kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang