54. kangen

1.4K 117 1
                                    

__________________
____________
____________________
Sudah sebulan lebih Nazira koma di rumah sakit. Bahkan Nayra dan Nayna pun sudah diperbolehkan pulang oleh dokter dan kini kedua bayi mungil itu dirawat oleh Sofia sementara Zidan tinggal bersama Gus Farzan di rumah Queen.

Gus Farzan sudah mulai melakukan aktivitas seperti biasa. Ia sudah kembali bekerja.

Setiap hendak berangkat mengajar di kampus dan sehabis mengajar, Gus Farzan selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Nazira di rumah sakit dan pada hari Sabtu, Gus Farzan akan mengajak Zidan untuk menjenguk bundanya. Di hari Minggu pagi, Gus Farzan akan menemui putri-putrinya di rumah Sofia. Begitulah aktivitas mereka.

Malam ini Gus Farzan baru selesai mengompres Zidan yang sedang sakit. Sudah dua hari Zidan demam, anak itu juga sering mengigau memamggil bundanya.

Sebenarnya mereka sudah pergi ke dokter, tapi entah mengapa demam Zidan tak kunjung turun.

Gus Farzan menghela napas saat mengecek suhu tubuh Zidan dengan termometer. Demamnya masih belum turun.

"Kakak mau sesuatu? Biar abba belikan," tanya Gus Farzan.

"Abba nggak akan bisa beliin sesuatu yang kakak mau," jawab Zidan.

"Memangnya kakak mau apa? Apapun yang kakak mau,abba turuti asalkan kakak cepat sembuh."

"Kakak mau bunda pulang. Bisa abba tuluti?"

Gus Farzan terdiam sesaat.

"Kenapa abba diem? Abba bilang abba bakal nulutin apa yang kakak mau asalkan kakak cepet sembuh. Kalo bunda pulang,kakak janji bakal cepet sembuh."

Gus Farzan mengangkat tubuh mungil putranya yang masih berbaring di atas ranjang untuk naik ke atas pangkuannya. Lelaki itu tersenyum mengelus puncak kepala Zidan. "Abba bukan Allah, abba nggak bisa bikin bunda sembuh dan pulang ke sini sekarang juga. Kalo kakak kangen bunda, besok kita ke rumah sakit jengukin bunda. Besok kan abba cuma ngajar di pondok, setelah abba selesai ngajar kita pergi ke rumah sakit."

"Kakak nggak mau jenguk bunda di lumah sakit telus ba. Kakak mau bunda bangun, kakak mau bunda ngoblol sama kakak, kakak mau bunda pulang ke lumah." Zidan mulai meneteskan air matanya.

Gus Farzan mengusap lembut air mata Zidan. "Kakak nggak boleh nangis, nanti bunda sedih loh liat kakak nangis. Kakak ingat nggak perkataan bunda di video waktu itu? Kata bunda, kalo kakak kangen sama bunda, kakak harus shalat dan doain bunda. Ayo kita shalat yuk."

Zidan mengangguk kemudian keduanya berjalan ke kamar mandi untuk berwudhu. Setelahnya mereka berdua melaksanakan shalat dengan khusyuk.

Setelah selesai shalat dan berdzikir, Zidan menengadahkan tangannya untuk memohon kepada sang pencipta.

"Ya Allah, Idan kangen bunda, Idan mau bunda pulang ya Allah. Ya Allah, tolong sembuhin bundanya Idan, Idan pengen main sama bunda, bobo sama bunda, makan sama bunda dan semuanya sama bunda. Idan janji ya Allah, kalo bunda pulang, Idan nggak akan lewel lagi, nggak akan nakal lagi dan nggak akan bikin bunda malah, tapi sembuhin bunda ya Allah, Idan mohon. Aamin." Di dalam doanya Zidan sampai meneteskan air mata.

"Ya Allah ya Rabb, kabulkanlah doa putra hamba. Sembuhkanlah istri hamba agar bisa kembali bersama kami, aamiin." Hus Farzan berdua di dalam hati. Setelahnya ia mengusap wajahnya dengan tangannya.

Setelah berdoa, Gus Farzan berbalik badan dan langsung memeluk Zidan yang sudah berlinang air mata.

"Kakak anak baik, kakak anak Sholeh, Allah pasti akan mendengar semua doa kakak," ucap Gus Farzan seraya mengelus bahu Zidan dan berusaha menenangkan anak itu.

Aku Dan Gus kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang