17. memfitnah

2.9K 156 14
                                    

_______________________
______________________
_____________
Hanya tinggal beberapa senti jarak antara bibir ustadzah Fina dan pipi Gus Farzan. Nyaris saja ia mencium Gus Farzan, untungnya tubuhnya langsung ditarik paksa agar menjauh dari Gus Farzan oleh petugas keamanan pondok pesantren Al-furqan.

Salah satu keamanan langsung menutupi tubuh ustadzah Fina dengan jaketnya.

"APA KAMU SUDAH GILA? BERANI SEKALI KAMU MELAKUKAN HAL SEPERTI ITU!" Bentak ustadz Faiz yang berada di sana.

"Lepaskan aku! Dia milikku! Aku ingin memilikinya!" Ustadzah Fina yang dipegangi oleh beberapa petugas keamanan ingin berontak, namun usahanya itu sia-sia saja karena tenaganya tak mampu melawan mereka.

"Bagaimana Fina? Apa kamu berhasil mencium Gus Farzan?" Nazira tertawa melihat ustadzah Fina.

"Kau?" Ustadzah Fina menunjuk ke arah Nazira. "Apa kau yang sudah melaporkan hal ini?"

"Tentu saja, ini juga instruksi dari Gus Farzan," ucap Nazira. Kening ustadzah Fina berkerut heran. "Gus Farzan?"

"Iya, apa kamu ingat ketika Gus Farzan menyerahkan diri padamu? Itu sebenarnya dia sedang memberi kode kepada saya. Coba perhatikan kata-katanya, hey untuk huruf H, entahlah untuk huruf E, lakukan sesuka hatimu untuk huruf L dan puaskan dirimu sendiri untuk huruf P. Help."

"Licik!" Nazira terkekeh mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut ustadzah Fina. "Licik kamu bilang? Bukan saya yang licik tapi kau yang bodoh!"

"Kamu..." Ucapan ustadzah Fina terpotong tatkala dirinya tiba-tiba mendapatkan tamparan yang begitu keras dari seseorang.

"WOI! LO APAIN ADEK GUE HAH?!! DASAR MURAHAN! GAK TAU MALU!" Emosi seseorang yang tak lain adalah Gus Farhan itu benar-benar meledak-ledak. Wajahnya merah padam, keringat terus bercucuran, jantungnya berpacu dengan cepat, napasnya memburu tak beraturan.

Gus Farhan kembali mengangkat tangannya untuk memukul ustadzah Fina. Lelaki itu benar-benar muak melihat wajah wanita yang sudah dengan lancang menggoda saudara kembarnya.

Sedetik sebelum tamparan itu mendarat di pipi ustadzah Fina, ustadz Faiz langsung menahan tangan Gusnya itu.

"Istighfar Gus, jangan emosi seperti ini," ucap ustadz Faiz mencoba menenangkan Gus Farhan. Gus Farhan ingin kembali mengangkat tangannya, namun pergelangan tangannya dicekal kuat otak ustadz Faiz.

"Hajar aja Gus kalo perlu bunuh sekalian!!" Seru Nazira.

"Nazira!" Ustadz Faiz menatap tajam ke arah Nazira membuat nyali gadis itu langsung menciut.

"Bawa dia pergi sebelum Gus Farhan semakin emosi," titah ustadz Faiz menatap ke arah keamanan yang memegangi ustadzah Fina. Mereka mengangguk kemudian membawa ustadzah Fina pergi.

"LIAT PEMBALASAN GUE NANTI! DASAR WANITA JALANG!" Teriak Gus Farzan.

"Tenang dulu Gus, astaghfirullah istighfar Gus," ucap ustadz Faiz mengusap bahu Gus Farhan. Ustadz Faiz membawa Gus Farhan duduk di kursi yang berada tak jauh dari sana.

"Astaghfirullah astaghfirullah astaghfirullah. Ya Allah maafkan hamba-Mu ini." Gus Farhan memejamkan matanya mencoba menenangkan dirinya.

"Udah tenang Gus?" Tanya ustadz Faiz.

"Alhamdulillah, saya sudah lebih tenang sekarang," jawab Gus Farhan.

"Syukurlah. Sekarang temui Gus Farzan, dia masih diam saja dan belum membuka matanya," ucap ustadz Faiz. Gus Farhan mengangguk kemudian berjalan menghampiri saudara kembarnya yang masih berdiri mematung di tempat.

"Zan," panggil Gus Farhan lembut sembari menepuk bahu Gus Farzan.

"J-jangan sentuh saya," ucap Gus Farzan. Wajahnya memucat,ia tampak ketakutan dan tidak mau membuka matanya.

Aku Dan Gus kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang