Aula kampus terlihat sangat ramai-ramai dengan calon maba yang sudah duduk di tempat yang di sediakan.
Sementara itu di belakang panggung ada rosé yang berusaha tenang karena anxiety nya kambuh di saat yang tidak tepat.
Ia berkali kali menghela nafas dan berusaha untuk tidak panik, kali ini dia benar benar tidak membawa dompet yang berisi obat nya karena jisoo yang menyimpan nya.
Kedua tangannya yang sedikit gemetar itu ia masukkan ke kantong Almetnya agar tidak ada yang melihat.
"Jeh? Kenapa lo?"
Joy yang tiba tiba muncul membuat rosé sedikit kaget, "h-hah? Gue ga papa kok..." Rosé yang tersenyum tipis membuat irene menyirit.
"Lo kambuh?" Mendengar pertanyaan irene itu, rosé dengan cepat menggeleng. "Engga kok enggaa... Tenang aja.. Gue ga papa.. Cuman dikit gugup aja.." Ucapan rosé membuat jennie menyipitkan matanya.
"Bohong kan lo? Lo ga bisa bohong sama kita jehh..." Jennie memegang kedua bahu rosé membuat rosé sedikit tertegun.
"Muka lo pucat jeh.. Keliatan... Minum obat lo cepat..." Kini joy yang berbicara, rosé hanya meneguk salivanya dengan susah payah dan tidak membalas perkataan joy.
"Jeh... Minum obat nya..." Kini irene yang berbicara karena terlihat ia sedikit khawatir, "jangan bilang lo lupa bawa obat nya.." Jennie menaikkan sebelah alisnya.
Rosé hanya tersenyum saja mendengar perkataan jennie, kedua tangan benar benar gemetaran lebih dari sebelum nya dan bahkan kedua matanya mulai berair.
"Beneran lupa lo bawa?" Joy yang panik sedangkan rosé hanya mengangguk kecil saja membawa kedua sahabat nya yang lain ikut panik.
"Kok lo tinggal jeh? Astaga.... Lo gada obat cadangannya?" Rosé menggeleng mendengar perkataan jennie.
"Terus lo gimana?"
"Ada gue..."
Keempatnya menoleh ke jisoo yang mendekati mereka, jisoo menarik rosé kedekapannya lalu berjalan sedikit menjauh dari mereka.
"Tapi kan dia harus minum obat nya.." Jennie yang hendak mendekati keduanya tetapi di tahan oleh irene.
"Kita liat dulu.."
"Kalau tetap aja gimana?"
"Tenang dulu jen... Kita liat gimana jisoo nenangin nya..." Kini joy yang berbicara membuat jennie menghela nafas.
"Baiklah...."
Jisoo tetap mendekap rosé yang menyembunyikan wajahnya di dada jisoo, ia perlahan melonggarkan pelukan nya lalu menangkup dagu rosé.
"Mau minum?" Rosé menggeleng mendengar perkataan jisoo, ia benar benar tidak bisa membuka mulutnya untuk berbicara.
"Udah jangan nangis... Ada gue disini..." Jisoo menghapus air mata rosé, jisoo kembali memeluk rosé membuat rosé merasa nyaman di pelukannya.
"Ada gue di sini, sé..." Jisoo perlahan mengelus punggung rosé, sedangkan rosé hanya diam di pelukan jisoo.
"Coba ambil nafas terus buang..." Rosé mengikuti instruksi jisoo, ia mengambil nafas lalu membuangnya perlahan.
Rosé yang tadinya benar benar gelisah perlahan gelisah nya hilang dan bahkan tangannya yang gemetaran kini berhenti.
Pelukan jisoo benar benar membuat nya nyaman dan tidak membuat nya gelisah, jisoo memeluk rosé dengan erat guna untuk menghilangkan rasa gelisah rosé.
"Gue takut..." Cicit rosé dengan suara kecil tetapi masih bisa terdengar oleh jisoo, "ga perlu takut... Gue disini... Gue ada buat lo..." Jisoo kini mengelus kepala rosé.
"Tenang lah... Oke?"
Jisoo perlahan melonggarkan pelukan mereka, "tenang lah..." Jisoo menyelipkan anak rambut rosé kebelakang telinga.
Sementara itu tak jauh dari mereka, ketiga sahabat rosé hanya menyaksikan keduanya. "Itu... Udah tenang?" Celetuk joy yang sedikit terbengong.
"Buset jisoo.... Make apaan tuh orang kok bisa tenang si roje..." Kini jennie yang heran, sementara irene hanya tersenyum saja menatap keduanya.
"Oit guys.. Liat roje ga?"
Ketiganya menoleh mendapati hyerin yang mendekati mereka, "roje? Tu..." Irene menunjuk jisoo dan rosé yang kembali berpelukan.
"Anjir tuh dua orang... Tega bener buat jiwa jones gue terluka..." Ucapan hyerin itu membuat ketiganya tertawa.
"Dah lah... Gue ga mau ngeganggu... Lo pada nanti bilang ke roje buat ke tempat gue di ujung ye... Hiks... Dada gue sakit..." Hyerin yang menunjuk kumpulan orang orang yang ada di ujung lalu memegang dadanya.
"Kasian jones... Mangkanya punya pacar.." Ledek joy membuat hyerin menatap tajam padanya.
"Tega lo ngeledek gue... Udah deh gue kit hati... Gue pergi aja..." Ucap hyerin yang benar benar pergi dari sana membuat ketiganya kembali tertawa.
"Yeuu si ketua hatinya terlalu mungiel..." Joy yang menggeleng, ketiganya melihat rosé dan jisoo mendekati mereka sembari bergandengan tangan.
"Ada yang mulai romantis..." Bisik irene pada kedua temannya yang sudah senyum senyum tak jelas.
"Tunggu sini bentar biar gue ambil minum..." Ucap jisoo pada rosé yang hanya mengangguk saja menatap dirinya.
Sebelum jisoo pergi, ia sempat mengelus kepala rosé membuat joy dan jennie saling menyenggol lengan mereka.
"Di kasih obat sama jisoo?" Irene yang bertanya pada rosé, "hm? Engga..." Rosé yang menggeleng.
"Terus? Dia ngasih apa kok lo tenang?" Kini joy yang bertanya. "E-eum iya..... Itu..." Rosé menggaruk pipinya yang tak gatal.
"Itu apa?"
"Kefo lo bertiga..." Jisoo yang muncul sembari membuka botol air untuk rosé minum, "yeu elu..." Joy yang memutar bola mata malas sedangkan jisoo memberikan botol air mineral tersebut pada rosé.
Rosé menerima botol air tersebut lalu meminumnya setengah, "udah enakan?" Jisoo yang bertanya.
"Udah kok.. Thanks..."
Jisoo hanya mengangguk saja sembari tersenyum, "eum.. Lo balik lagi ke cafe?" Rosé yang bertanya.
"Engga, gue disini... Nemenin lo..." Hal itu pula membuat ketiga sahabat rosé saling tatap tatapan lalu kembali menatap keduanya.
"Oh iya jeh.. Tadi kata hyerin lo di tunggu dia di ujung sono..." Ucap joy menujuk grombolan orang yang berada di ujung stage.
"Ouh iya nanti gue ke sana..."
Rosé kembali menatap jisoo yang berada di samping nya, "Ga usah takut... Gue disini...." Jisoo yang tersenyum sembari mengelus kepala rosé.
Rosé hanya mengangguk saja sembari tersenyum, hal itu pula tak luput dari pandangan ketiga sahabat nya.
Tiba tiba handphone jisoo berbunyi tanda ada telepon masuk, jisoo merogoh kantong celananya mengambil handphone nya.
Paman jae is calling....
Nama yang tertera di layar itu membuat jisoo menyirit, "bentar ya jeh.. Gue angkat dulu..." Jisoo yang tiba tiba mengecup bibir rosé membuat rosé terkejut.
Setelahnya jisoo pergi dari sana meninggalkan mereka, ketiga sahabat rosé tercengang melihat adegan tersebut sedangkan rosé sendiri kedua pipinya memerah.
"Cieeee..." Celetuk joy membuat rosé menyirit, "apa lo cie cie... Ga jelas..." Rosé yang berdehem menghilangkan rasa malunya.
"Ciee yang di ciummm cieee..." Serentak irene dan jennie membuat kedua pipi rosé kembali memerah.
"Apasih lo bertiga... Ga jelas..." Rosé yang pergi dari sana membuat mereka tertawa.
Vote guysss