part 45

4.3K 424 26
                                    

Mereka semua sedang berada di ruang tamu, mereka baru selesai makan malam setengah jam yang lalu.

Jisoo menoel noel pipi minji yang tertidur di pangkuan rosé, sedangkan rosé sendiri sibuk mendengarkan cerita ketiga sahabatnya.

Para sahabat jisoo duduk di dekat pintu keluar menuju taman belakang karena mereka bertiga sedang merokok dan meminum bir.

"Lo ga gabung juga bareng mereka, jis?" Irene yang bertanya, "engga,gue ga bisa seharian kalau ga nyium minji gara gara ngerokok..." Jisoo yang menggeleng.

"Nyium minji apa mommy nya?" Pertanyaan joy itu membuat rosé memelototi nya, "dua duanya, hehehe..." Jisoo yang menyengir.

"Yeee bisa bisanya..."

Jisoo hanya menyengir saja sembari menggaruk pipi nya yang tak gatal, "gue kan udah lama berhenti ngerokok sama minum bir..." Jisoo menyandarkan kepalanya ke bahu kanan milik rosé.

"Eh, sejak kapan?" Jennie yang menyirit, "yaa, sejak roje tinggal di apartemen gue..." Jisoo menggidik kedua bahunya.

"Ouh udah lama, tapi lo kok bisa berhenti? Maksud gue, lo kan perokok aktif kayak mereka..." Ucap jennie.

"Karena waktu itu roje hamil, ga mungkin gue ngerokok... Apa lagi minum bir, nanti dia repot ngurus gue kalau gue teler.." Jisoo yang membaguskan posisi duduknya.

"Roje kan ga hamil lagi tuh, ga mau balik?" Irene menaik turunkan kedua alisnya, sedangkan rosé hanya menggeleng sembari memutar bola mata malas.

"Bentar lagi juga hamil lagi..." Ucapan jisoo itu membuat rosé menyikut lengan jisoo, "ga akan..." Rosé hanya kembali memutar bola mata malas.

"Pelit banget.." Gunggam jisoo yang sedikit merengut, "ngomong ngomong besok kita kemana? Pantai dulu apa taman bermain dulu?" Irene yang bertanya.

"Pantai dulu ga sih? Soalnya kalau mau ke pantai kita juga bisa pergi siang siang..." Ucapan jennie itu di angguki ketiga gadis lainnya.

"Yaudah kalau gitu besok kita ke pantai aja..." Ucap jisoo yang memindahkan minji ke gendongannya.

£££

Jisoo menaruh minji yang tertidur di ke ksur dengan perlahan, lalu setelahnya ia pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan menggosok gigi.

"Udah di pagerin pake guling minji nya?" Rosé yang melihat jisoo dari pantulan cermin besar yang ada di dalam kamar mandi itu.

"Udah sayang... Lagian kenapa harus di pagerin coba? Bayi kan ga rusuh kalau tidur..." Jisoo yang memeluk rosé dari belakang.

"Bukan masalah itu... Nanti dia jatuh kita ga ada yang tau..." Rosé berbalik menatap jisoo sembari menaikkan kedua alisnya.

Sedangkan jisoo hanya tersenyum saja lalu mengecup bibir rosé, "mentang mentang ga jadi cerai main nyosor aja sekarang..." Rosé menyangga tubuh nya dengan kedua tangan yang bertumpu pada wastafel agar tidak jatuh.

"Hehehe... Kan gapapa sama istri sendiri..." Jisoo mendudukkan rosé di wastafel membuat rosé reflek memegang bahu jisoo.

"Jangan dekat dekat... Aku tanggal merah.." Ucap rosé yang tau kenapa jisoo menaikan nya. Sedangkan jisoo yang mendengar itu merengut.

"Ck, kok bisa sih?"

"Ya udah tanggalnya.. Mau gimana lagi?" Rosé mengelus rahang tegas milik jisoo sembari tersenyum miring.

"Masa buat adek nya minji di tunda lagi..." Ucapan jisoo itu membuat rosé menepuk rahangnya.

"Ga mau... Pergi sana..."

"Bener ya? Pergi aku nih nyari wanita lain..." Jisoo yang menyipitkan matanya, "yaudah sini pergi saja sana.. Ga peduli.." Rosé yang bersedikap dada.

"Bener ya? Aku beneran loh ini mau nyari mommy tiri nya minji, buat bikin adeknya minji..." Jisoo yang tersenyum miring.

"Hmm.. Sana hus hus..."

"Oke.."

Saat jisoo baru berbalik membelakangi rosé, tiba tiba rosé menarik kerah belakang piyama jisoo. "Maju selangkah, aku ga bakal mau lagi sekamar sama kamu..." Ucapan rosé itu membuat jisoo berbalik menatap si blonde yang sudah memasang wajah datar.

"Kenapa ga pergi? Ga jadi nyari wanita lainnya?" Ucapan rosé itu membuat jisoo terkekeh lalu menarik pinggang nya.

"Ngapain coba aku nyari wanita lain kalau aku udah punya kamu?" Jisoo menyelipkan anak rambut rosé ke belakang telinganya.

"Ya tadi katanya mau nyari wanita lain buat bikin adeknya minji..." Rosé yang memutar bola mata malas.

"Kalau bisa bikin sama kamu, kenapa harus sama yang lain?"

"Aku ga mau.."

"Nanti aku paksa biar kamu mau... "

Ucapan jisoo itu membuat rosé memukul dadanya, "dasar cemburuan... Ga mungkin lah aku nyari wanita lain... Toh aku punya kamu yang desahannya lebih mantep..." Jisoo mengalungkan kedua tangan rosé ke lehernya.

Hal itu pula membuat rosé memukul punggung nya, "dasar mesum..." Rosé yang merengut sedangkan jisoo hanya terkekeh saja.

"Kan gapapa... Sama istri sendiri..." Jisoo yang mengecup bibir rosé, ia sengaja mendekatkan wajahnya dengan wajah rosé.

"Jangan nyium nyium aku kalau kamu masih mau sama wanita lain..." Rosé yang mendorong jisoo walau jisoo tetap dengan posisinya.

Jisoo yang mendengar itu hanya tertawa saja, "dasar cemburuan..." Jisoo yang menangkup dagu mulus milik rosé lalu mengecup kembali bibir rosé.

"Udah ah, awas... Aku mau tidur..." Rosé merengut menatap jisoo yang berada di depannya.

"Kiss dulu aku..."

"Tadi kan udah..."

"Aku mau kamu yang nyium aku, bukan aku yang nyium kamu..." Ucapan jisoo itu membuat rosé memutar bola mata jengah.

Ia menarik dagu jisoo lalu mencium bibir jisoo membuat jisoo tersenyum sembari membalas ciumannya.

"Udah kan? Awas dehh..."

"Tidurnya, nen-in aku ya?"

"Engga! Awas awas ihhh!"

"Ayo lahh..."

"Ga mauuu! Udah besar juga..."

"Rojeeeee..."

"Engga engga! Ngerengek kayak gitu sekali lagi, bakal aku kunci kamu di luar kamar..."

"Ck, pelit..."

"Biarin..."


















Vote guysss

MY PERFECT HUSBAND (THE END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang