"Lah... Tumben bertiga... Roje mana?"
Lisa melihat irene, jennie dan joy datang mendekati mereka. "Katanya toilet bentar.. Buang air kecil..." Ucap irene yang duduk di samping seulgi.
"Oh iya ji... Ngomong ngomong soal itu gimana?" Seulgi menyenggol lengan jisoo yang berada di samping nya sedang memakan nugget ayam yang ia beli.
"Hm? Ouh.. Udah gue urus.. Langsung keluar suratnya semalem..." Ucap jisoo yang bersandar.
"Surat? Surat apa?" Joy menaikkan sebelah alisnya, "akte nikah... Gue sama rosé udah resmi sepasang suami-istri..." Jisoo yang menjawab.
Ucapan jisoo itu membuat jennie dan irene saling melirik, "acara nikahannya kapan nih?" Wendy yang menaik turunkan kedua alisnya.
"Ga pake acara... Roje ga mau... Dia bilang acara makan makan aja... Jadi nanti malem datang ke resto yang deket taman aja... Gue udah booking..." Ucap jisoo.
"Lah.. Kenapa? Kok ga pake acara nikahan?" Seulgi yang menyirit, sedangkan jisoo hanya tersenyum saja.
"Mau pake acara begitu siapa yang bakal datang?"
Semua atensi tertuju pada rosé yang datang mendekati mereka, "ya keluarga keluarga lo.. Keluarga jisoo..." Ucap wendy menyirit.
Sedangkan rosé menghela nafas sembari menatap jisoo, "jadi ga?" Rosé yang menatap jisoo.
"Jadi..guys gue duluan ya.. Inget.. Nanti malem jam tujuh pada dateng.." Jisoo yang berdiri sembari menunjuk ketiga temannya.
Ketiga sahabat jisoo itu merasa aneh dengan rosé karena rosé tidak membalas perkataan wendy, sedangkan ketiga sahabat rosé hanya diam saja sembari tatap tatapan.
"Udah tau kali ya?" Bisik joy pada jennie, "mungkin sih..." Jennie yang menanggapi perkataan joy.
£££
"Minum jeh."
"Engga!"
"Minum.."
"Gue bilang engga ya engga! Kok lo maksa sih!?" Rosé merengut menatap jisoo sembari membekap mulutnya sendiri.
Jisoo menghela nafas menatap rosé yang siap menerkam nya, "lo coba yang minum... Jangan nyuruh nyuruh.." Ucap rosé.
"Oke gue minum... Tapi lo harus minum abis gue ya?" Jisoo menaikkan sebelah alisnya.
"Iya.."
Jisoo meminum air jahe merah hangat yang bercampur dengan madu itu membuat rosé meneguk kasar saliva nya.
"Giliran lo..." Jisoo menyodorkan gelas jahe yang sudah setengah itu, dengan ragu rosé mengambil gelas tersebut.
"Minum gih.."
"Ck, sabar..." Rosé yang memutar bola mata malas lalu menatap air jahe yang sedaritadi membuat nya mual.
"Jangan dipikirin bau nya... Minum aja langsung..."
Rosé langsung menegak seluruh air jahe tersebut membuat jisoo tersenyum, saat rosé menelan airnya, tiba tiba ia membekap mulutnya membuat jisoo menarik nya kedekapan jisoo.
"Jangan, jangan, jangan... Tahan... " jisoo yang mengelus punggung rosé sedangkan rosé memejamkan matanya sembari meremas kaos jisoo, upaya untuk menghilangkan rasa jahe tersebut.
"Jangan di muntahin..." Jisoo yang mengeratkan dekapannya. Lama kelamaan rasa jahe yang tak rosé sukai itu menghilang.
Jisoo menyembunyikan wajahnya di leher mulus milik rosé, rosé yang sadar di peluk jisoo itu membuka matanya.
Entah kenapa rosé merasa nyaman di peluk jisoo seperti itu, ia perlahan membalas pelukan jisoo.
"Udah ga mual?"
"Engga.."
Jisoo mengangguk, saat ia hendak melepaskan pelukannya, ia merasa kalau rosé tetap memeluknya.
Jisoo yang sadar itu terkekeh, "nyaman ya di peluk gue?" Ucapan jisoo itu membuat rosé sadar dan langsung melepaskan pelukan mereka.
"Dih.. Gak.." Rosé yang memutar bola mata malas membuat jisoo tersenyum miring menatapnya.
"Bohong ah... Buktinya tadi waktu mau gue lepasin lo-nya tetap meluk gue..."
"Dih pedean lo..."
"Yaelah... Tinggal bilang iya aja juga..." Jisoo yang menarik pinggang rosé, "males banget... Awas ah.." Rosé yang merengut.
"Gengsi lo tinggi bener..."
"Apasih?"
"Dasar gengsian..."
"Ga jelas lo.. Udah lepasin gue.. Awas.."
Jisoo Note :
1. Hati hati ngomong sama bumil karena bumil gampang sensian.
2. Di larang ngeluh kalau bumil minta sesuatu atau kamu bakal kena imbasnya.
3. Gengsi nya tinggi setinggi jarak langit dan bumi.Vote guys
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT HUSBAND (THE END)
Ficțiune adolescențiberawal dari sebuah kesalahan?