part 3

5.3K 472 42
                                    

Jisoo benar benar termenung menatap leptop nya yang berada di depannya, ia tidak bisa tidur karena kepalanya berisik.

Jadilah ia mengerjakan tugas yang dosennya berikan, walaupun ya ini udah jam 03.45.

Jisoo memutar mutarkan rokoknya yang hidup itu sembari menatap langit malam yang berada di luar jendela.

Jisoo mengambil handphone nya lalu mengotak atik mencari suatu artikel.

"Nah ada..."

£££

Jisoo menghembuskan asap rokok nya sembari berjalan menuju gedung fakultas seni.

"Heh... Mau ngapain lo?"

Jisoo menoleh ke jennie yang berjalan berlawanan arah dengannya, ada joy dan irene juga bersama dengan jennie.

"Gue mau nyari dosen gue lah... Tadi kan ada dosen bisnis kesini..." jisoo yang menyirit menatap ketiganya.

"Ohh kirain ntah mau ngapain..." irene yang menatap sinis jisoo membuat jisoo menyirit bingung.

"Yaudah dah kita duluan.. Bye..." joy yang menarik kedua sahabatnya itu, jisoo sempat menoleh kebelakang melihat jennie yang marah marah entah kenapa.

Begitu juga irene yang memasang tampang garang padanya saat jisoo menoleh ke belakang membuat jisoo merinding.

"Anjir... Kenapa dah tuh tiga orang..." jisoo yang bergidik ngeri lalu kembali berjalan mencari dosennya yang memang sedang berada di kantor fakultas seni.

£££

"Heh... Mau kemana lo?"

Lisa melihat jisoo yang memakai helm nya, "gue mau ke lokasi orang yang jual tanah kemarin... Ikut ga lo pada?" jisoo yang naik ke atas motornya.

Jisoo waktu itu pernah bercerita mau membeli tanah yang berada di kota untuk membuat cafe miliknya.

"Ga lah... Gue di suruh eomma gue cepat cepat balik... Gue duluan yeee.." ucap seulgi sebelum melajukan motornya.

"Lo berdua?"

"Gue ga bisa ji.. Gue mau ngapelll.. Babai kang gamonnnn..." ucap wendy yang sempat meledek jisoo sebelum ia pergi.

"Gue iya juga ji.. Hehehe... Babaiiii.."

"Anjir lo berduaa..." jisoo menghidupkan Motornya nya lalu melajukan motornya menuju lokasi yang ia tuju.

£££

Jisoo terduduk di kursi depan supermarket, ia baru saja selesai membeli beer dan juga roti untuknya.

Jisoo mengambil sebatang rokok nya lalu menghidupkannya, jisoo melihat sekeliling yang sangat ramai sembari menikmati rotinya.

Matanya terhenti melihat seorang wanita yang membawa barang bawaan yang terbilang banyak dan juga seorang anak kecil yang mengikutinya dari belakang.

Tiba tiba saja ka teringat dengan rosé, "dia beneran aborsi ga ya?" gunggam jisoo sembari menatap rokoknya.

Entah kenapa tiba tiba saja jisoo sedikit gelisah, jisoo memainkan puntung rokoknya agar ia tidak terlalu gelisah tetapi hal itu sia sia membuat jisoo bangkit dari duduknya sembari menghabiskan beer nya.

"Keknya gue balik aja deh ke apart... Lagian semua urusan udah selesai..." jisoo yang membuang sampah miliknya lalu berjalan menuju motornya.

Entah kenapa jisoo merasa ada yang ganjal di hatinya membuat jisoo berkali kali menelan saliva nya.

Jisoo naik ke motornya lalu melajukan motornya ntah kemana karena ia bingung dan gelisah.

"Anjir... Gue ngapain kesini?" Jisoo yang menyirit karena ia tiba tiba saja sampai di sebuah parkiran yang bukan apartemen nya.

Jisoo menyirit sembari clingak clinguk karena ia tau sedang berada di apartemen siapa.

"Anjir lah... Keknya gue memang harus balik, istirahat..."

£££

"Tapi dad! Yang benar saja!"

"Ck, sudah lah jisoo... Daddy sedang tak ingin berdebat..."

"Tapi dad, aku------tut tut tut~~

Sambungan telepon itu di matikan dari sebrang sana membuat jisoo menggeram lalu melempar handphone nya ke kasur.

"Setidaknya kalau ga mau ada gue ya ga usah buat gue, anjing." Jisoo yang duduk di sofa kamarnya sembari mengusap mukanya.

"Buat doang tanggungjawab ga ada, sialan.."

Namun setelah mengatakan hal tersebut, jisoo terdiam sembari sedikit menyirit. Ia tiba tiba teringat dengan rosé soal tanggungjawab itu.

"Sialan... Gue juga ga bertanggungjawab..."

Jisoo yang menghela nafas sembari menghidupkan rokoknya, lagi lagi ia tidak bisa tidur karena pikiran nya sangat kacau.

Ia termenung sembari menghisap rokok nya itu, tiba tiba saja ia teringat akan suatu hal yang pernah paman nya bicarakan padanya saat ia masih kecil.

"Tidak ada anak yang ingin di lahirkan seperti itu, jie...mereka hidup karena orang tuanya yang mempertahankan... Sama seperti mommy daddy mu yang mempertahankan hubungan mereka karena ada dirimu... Tapi kamu lihat kan? Ujung ujungnya sia sia.. Mereka cerai dan sudah memiliki keluarga baru..."

Jisoo seketika itu juga mengambil jaketnya untuk pergi keluar karena ingin membeli sesuatu.


























Voteee guysss

MY PERFECT HUSBAND (THE END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang