part 14

3.7K 377 27
                                    

Rosé membuka matanya kembali, ia sedikit gersak gursuk tetapi hal itu pula tidak menganggu jisoo yang tertidur pulas.

Rosé benar benar tidak bisa tidur, ia berbalik ke kiri dan langsung berhadapan dengan jisoo yang tertidur nyenyak.

Ia menatap wajah polos jisoo, entah dorongan dari mana, rosé mengelus secara perlahan pipi jisoo.

"Ji..."

"..."

"Jii..."

"Hm?" Jisoo yang sedikit mengerutkan kedua alisnya tetapi matanya masih terpejam, "jisoo..." Rosé yang memanggil lagi.

"Apa jeh?" Ucap jisoo dengan suara seraknya sembari menyipitkan matanya menatap rosé, "gue ga bisa tidur.." Rosé yang sedikit memanyunkan bibirnya.

Bukannya membalas perkataan rosé, jisoo malah menarik rosé kedekapannya. "Udah sekarang tidur..." Jisoo yang mengelus punggung rosé.

"Ck, gue ga bisa tidur jisoo..." Rosé yang merengut sembari berdecak sebal, "shut... Coba pejamin aja dulu mata lo..."jisoo yang menyembunyikan wajahnya di leher rosé.

"Ga bisaa... Gue udah nyobaaaa..."

"Bisa rojee.... Coba aja dulu..." Jisoo yang mencari posisi nyaman untuk tidur. Rosé menghela nafas lalu memejamkan matanya.

Ia merasa ada sebuah tangan yang mengelus perutnya membuat rosé kembali membuka matanya.

"Baby jangan rewel ya? Kasian mommy kamu ga bisa tidurr..." Ucap jisoo tanpa menatap rosé, ia mengeratkan dekapannya.

Sedangkan rosé hanya terdiam saja mendengar perkataan jisoo, tak lama matanya terasa berat.

Saat ingin memasuki mimpi, elusan jisoo di perutnya berhenti membuat rosé kembali membuka matanya.

"Jii..."

"Iya iya..." Jisoo yang setengah sadar itu kembali mengelus perut rosé, rosé mencari posisi nyaman lalu kembali menutup matanya.

£££

Jisoo tertawa mendengar lelucon aneh dari Wendy, keempatnya kini sedang berada di lorong kampus.

Tak lama krystal dan cowo barunya lewat di depan jisoo membuat jisoo melirik nya. Ia benar benar belum bisa moveon dari krystal.

"Moveon moveon... Udah ada bini jangan maruk mau sama mantan juga..." Lisa yang menyadarkan jisoo dari lamunannya.

"Apa sih? Orang gue cuman ngeliat doang..." Jisoo kembali melihat ketiga sahabat nya. "Halah... Gue tau lo belom bisa moveon ye, kunyuk..." Seulgi yang memutar bola mata malas.

"Apa sih.. Orang udah juga.."

"Pembohong... Kau pembohong..." Kini wendy yang berbicara sembari memutar bola mata malas.

"Ck, diam lah..."

"Ribut mulu lo pada... Ngeributin apa sih?"

Keempatnya menoleh mendapati empat gadis cantik yang memakai almet berwarna cream tanda jika mereka anak jurusan seni.

"Lah.. Udah keluar kalian?" Wendy menaikkan sebelah alisnya, "udah... Di cepatin sama dosen nya karena dia mau pergi..." Rosé yang menjawab.

"Ouhh pantesan..."

"Sé..."

Rosé menoleh mendapati chanyeol yang tersenyum menatapnya, "oh hai chan.. Ada apa?" Rosé menaikkan kedua alisnya.

"Lo di panggil pak Jhonny ke kantor.. " ucap chanyeol yang masih tersenyum, "eh, ngapain?" Rosé menaikkan sebelah alisnya.

"Ga tau sih gue... Pokoknya lo di panggil..."

"Ouhh oke deh.. Thanks chan.."

"Yoi... Em.. Lo ga mau bareng aja ke kantor sama gue?" Ucapan chanyeol itu membuat jisoo menyipitkan matanya.

"Eh? Apa?"

"Ga mau bareng gue aja, sé? Soalnya gue sekalian mau jumpain dosen gue yang ada di kantor juga..." Chanyeol yang beralasan.

"Ouhh boleh deh..." Rosé mengangguk lalu menatap para teman temannya, "guys bentar ya gue ke kantor dulu... Nanti gue kesini lagi..." Ucap rosé.

"Okey beb sayangg... Ti atii..." Joy yang berbicara sembari melambai pada rosé yang pergi bersama chanyeol.

Jisoo terus memperhatikan keduanya sampai kedua nya tidak terlihat lagi, "tadi siapa?' Celetuk jisoo membuat mereka semua melirik jisoo.

"Chanyeol... Kenapa?" Irene menyirit menatap jisoo yang hanya mengangguk kecil saja, "jangan egois ji..." Ucapan jennie itu membuat jisoo menyirit.

"Hah? Egois apa njir?"

"Rosé juga berhak di cintai orang lain layaknya lo yang masih gamon sama krystal.." Ucapan jennie itu entah kenapa membuat jisoo kesal.

"Gue ga ada ngomong apa apa.. Lo kenapa ngomong gitu?" Jisoo yang sedikit merengut menatap jennie.

"Lo kayak ga suka sama chanyeol karena deket rosé... Yaelah jisoo... Kalau rosé nya ga suka di deketin orang lain ya lo moveon lah sama krystal..." Ucapan jennie itu membuat jisoo menatap tajam.

"S-sayang... Jangan gitu..." Lisa yang tau kalau jisoo kini sedang marah, "biarin aja.. Biar dia tau dia ga boleh egois... Mikir juga yang bener aja mau balik sama krystal... Rosé gimana nanti? Anaknya juga nanti gimana?" Ucap jennie yang merengut.

"Gue ga ada bahas krystal ya, njing.." Jisoo mengepalkan kedua tangannya, "ji, jangan..." Seulgi dan wendy menahan lengan jisoo.

"Dan lo... Jangan so tau gue masih gamon atau engga nya sama krystal..." Jisoo menunjuk jennie.

"Ya apa? Terbukti kali... Keliatan dari cara lo ngeliat rosé sama ngeliat krystal itu beda..." Jennie yang memutar bola mata malas.

Jisoo hanya diam saja dan tetap menatap tajam jennie yang ada di depannya, "sayang udah..." Lisa mengelus kepala jennie yang berada di dekapannya.

"Lo... Kalau beneran nyakitin rosé, gue ga bakal segan segan bikin hidup lo ga tenang..." Ucap jennie.

Jisoo mengeraskan rahangnya lalu menghempaskan tangan seulgi dan wendy yang memegang lengannya lalu pergi dari sana.

"Woi mau kemana lo!?" Teriak wendy menatap jisoo yang menjauh dari mereka.

"Bukan urusan lo"

Jisoo yang menyahuti tanpa menatap mereka, membuat ketiga sahabat jisoo menghela nafas.

"Lo kenapa dah jen... Ngomong gituan..." Joy yang menyirit menatap jennie, "ya lo mikir joy... Lo tega sama sahabat kita di gituin? Dia juga pantas kali di cintai.." Ucap jennie.

"Iya juga ya... Tapi..."

"Tapi apa?"

"Gapapa kok jen.. Hehehe..."
























Vote jangan lupa

MY PERFECT HUSBAND (THE END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang