part 30

4K 386 21
                                    

Jisoo menimang nimang minji sembari memasang wajah yang konyol sehingga bayi dua bulan itu terkikik.

Sedangkan rosé sendiri sibuk membuat makan malam untuk mereka berdua, "ucu naaa anak daddyyy...." Jisoo yang menggesekkan hidungnya ke perut si bayi.

"Udah ayo ji, kita makan dulu.." Rosé menaruh sepiring nasi goreng di hadapan jisoo yang duduk di kursi bar dapur.

"Suapin dong... Biar gue yang gendong minji.. Hehehe..." Jisoo yang menyengir sembari mengelus kepala minji.

Rosé hanya memutar bola mata malas sembari menggeleng, tetapi ia tetap menyuapi jisoo.

"Besok lo ke kampus?" Rosé yang bertanya sebelum memasukkan sesuap nasi ke mulutnya.

"Engga... Kenapa emang?" Jisoo yang sedang menoel noel pipi minji itu melirik rosé, "besok belanja ya ji... Pempers minji udah mau abis..." Rosé yang menyuapi jisoo.

"Ouhhh yaudahhh... Besok kita belanja..." Jisoo yang mengangguk sebelum mencium pipi si bayi.

"Oh iya kotak rokok lo itu beneran gue buang..." Ucap rosé sebelum meminun air putih.

"Yaudah gapapa..."

"Ga marah lo?" Rosé menyirit menatap jisoo yang sedang minum, "ngapain gue marah.. Kan gue juga yang nyuruh buang..." Jisoo menaikkan kedua alisnya.

"Ya mana tau kan..." Rosé yang menggidik bahunya, "ya engga lah... Mending di buang dari pada gue semalaman ga tidur bareng lo..." Jisoo yang menggeleng.

"Harus tidur bareng gue gitu?"

"Ya iya lah.. Gue harus tidur sambil nen sama lo..." Ucapan jisoo itu mendapat sentilan di dahi nya.

"Ga lagi gue kasih..." Rosé yang memutar bola mata malas sembari membereskan piring piring kotor bekas makan mereka.

"Pelit banget... Jangan gitu dongg..." Jisoo merengut menatap rosé yang meminggungi nya karena sedang mencuci piring.

"Bodoamat.."

"Liat baby.. Mommy kamu pelit banget sama daddy... Masa daddy ga boleh lagi nen sama mommy kamu..." Jisoo yang mengadu pada baby nya itu.

Rosé yang mendengar itu hanya memutar bola mata malas saja sembari mengeringkan tangannya yang basah.

"Ngaduan..." Rosé yang mendekati jisoo, "biarin..." Ucap jisoo saat rosé mengambil minji dari gendongan nya.

"Udah ah gue duluan masuk kamar...."

"Gue ikutt..."

Namun saat keduanya hendak masuk, tiba tiba saja bel unit berbunyi membuat keduanya saling tatap tatapan.

"Bentar biar gue yang cek.." Ucap jisoo sebelum pergi dari sana menuju pintu masuk yang di kunci.

Jisoo terkejut melihat siapa yang ada di depan pintu unitnya itu, "paman jae?" Jisoo yang menyirit menatap pria yang ada di hadapannya.

"Halo jisoo.. Apa kabar?" Paman jae yahh tersenyum padanya, "aku baik paman.. Bagaimana dengan paman? Ayo masuk dulu..." Jisoo yang memeluk sekilas paman jae lalu mempersilahkan nya masuk.

"Maafkan aku karena mengganggu waktu istirahat mu jisoo..." Paman jae yang masuk, "it's oke paman.. Tidak apa apa... Aku yakin ada hal penting yang ingin paman katakan.." Ucapan jisoo itu membuat paman jae terkekeh.

"Rosé bisa kamu buatkan paman jae teh, sayang?" Ucapan jisoo itu membuat paman jae menyirit.

"Kau sudah memiliki pacar, jie?" Ucapan paman jae itu hanya di balas senyuman oleh jisoo.

"Kalau gitu kamu gendong dulu babynya, ji..." Rosé yang muncul sembari menggendong minji mendekati jisoo.

Paman jae terkejut melihat rosé dan minji, rosé tersenyum pada paman jae membuat paman jae membalas senyumannya.

Setelahnya rosé pergi ke dapur  membuat teh hangat untuk paman jae, "tunggu jisoo.. Kau sudah memiliki anak? Apa tadi itu istri mu?" Paman jae yang bertanya.

Jisoo hanya terkekeh melihat wajah lucu paman jae, "iya paman... Yang tadi itu istri ku... Dan ini anakku... Say Hai pada paman jae, sayang..." Jisoo yang memegang tangan kanan yang mungil milik minji.

"Kapan kau menikah jisoo?"

"Sudah lama... Aku dan rosé tidak membuat acara pernikahan.. Kami hanya membuat acara kecil kecilan.."

"Kenapa begitu?"

"Kami berdua sama sama sudah tidak memiliki orangtua, paman.." Jisoo yang hanya tersenyum tipis.

"Tapi orangtua mu masih ada jisoo..."

"Apa mereka menganggap ku sebagai anak mereka?" Ucapan jisoo itu membuat paman jae terdiam.

Tak lama rosé kembali sembari membawa nampan yang berisikan segelas teh hangat untuk paman jae.

"Terima kasih rosé..." Ucapan paman jae hanya di balas senyuman oleh rosé yang kembali ke dapur untuk menaruh nampan.

Rosé duduk di samping jisoo karena jisoo sendiri yang menyuruhnya, "jadi begini jisoo.." Ucap paman jae menatap serius jisoo.

"Aset milik mu yang di berikan daddy mu benar benar di ambil kembali oleh daddy mu dan nama pewarisnya sudah di ubah..." Ucap paman jae.

"Ya.. Sudah paman... Aku tidak apa apa... Dan lagi aku juga tidak butuh harta daddy..." Jisoo yang mengelus kepala minji.

"Biarlah dia mengambil hartanya kembali... Aku benar benar tidak peduli lagi dengannya.. Aku sudah memiliki kehidupan baru sekarang..." Paman jae yang mendengar itu tersenyum.

"Ah ya jisoo... Sudah tau kabar mommy mu?" Paman jae yang bertanya, "belum... Tidak maksud ku... Aku tidak mencari taunya lagi karena dia benar benar tidak ingin menghubungi ku lagi..." Ucap jisoo yang menggeleng.

Sedangkan rosé yang mendengar perkataan jisoo itu hanya mengelus tangan jisoo yang sedari tadi sudah menggandeng tangannya.

"Suaminya sudah tiada jisoo.." Jisoo yang mendengar itu tertegun namun setelahnya ia kembali berekspresi seperti biasa.

"Ouhh.. Hanya itu paman? Itu tidak penting bagi ku.." Ucap jisoo yang sebenarnya sedang menyembunyikan sebuah perasaan.

"Aku tau kau merindukan mommy mu, jie..." Ucapan paman jae  membuat jisoo telah diam sejenak.

"Tidak... Dia saja tidak merindukan ku.." Jisoo yang menggeleng lagi membuat paman jae terkekeh kecil.

"Baiklah baiklah kalau begitu... Maafkan aku karena membahas mommy daddy mu..."

"Gapapa paman..."

"Sebenarnya paman kemari hanya ingin menanyakan satu hal pada mu..." Jisoo yang mendengar itu langsung tau apa yang di maksud paman jae.

"Apa itu soal perusahaan uncle?" Mendapat pertanyaan tersebut, paman jae terkekeh sembari meminum teh nya.

"Ya.. Kamu benar... "

"Aku sudah siap menggantikan posisi uncle, paman..." Ucapan jisoo itu membuat paman jae kembali tersenyum.

"Benarkah?"

"Iya... Jisoo siap paman... " jisoo yang mengangguk serius, "kemana pergi nya jisoo yang keras kepala tidak siap menjadi CEO, hm? Apa dia sudah berubah karena memiliki kehidupan baru?" Paman jae melirik rosé yang hanya terkekeh kecil saja.

"Ck, paman lupa kan lah kejadian itu... Aku bukan jisoo yang kemarin..." Jisoo yang merengut membuat paman jae terkekeh.

"Baiklah baiklah.. Paman percaya.."





















Sampai jumpa bulan depan
Vote jangan lupa

MY PERFECT HUSBAND (THE END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang