"Lo ga jantungan apa jeh?"
Seulgi menyirit rosé yang dengan santainya memakan kentang goreng yang seulgi beli,"hm? Jantungan kenapa?" Rosé yang menyirit.
"Lo... Bentar lagi mau lahiran njir..." Wendy yang mengambil satu kentang goreng nya, "gue tanya dulu sama lo... Bentar lagi itu kapan?" Rosé menaikkan sebelah alisnya.
"Ya... Empat jam lagi sih... Tapi lo ga jantungan apa?" Rosé memutar bola mata malas mendengar perkataan Wendy.
"Ngapain coba jantungan..." Rosé membagus kan posisi duduknya, "tumben cuman lo bertiga? Mana pacar pacar lo?" Jisoo yang keluar dari kamar mandi.
"Mereka ga diizinin keluar malem malem.. Jadi katanya besok pagi aja datengnya... Mereka juga titip salam sama lo jeh karena ga bisa ngeliat lo lahiran..." Ucap Lisa yang menatap jisoo lalu menatap rosé.
"It's oke.. Gue juga udah tau seberapa galak para mommy mereka..." Rosé yang mengangguk.
"Oh iya jeh... Gue ga bisa lama lama juga karena mommy gue bilang ga boleh pulang terlalu malem..." Ucap Wendy pada rosé.
"Iya anak mommy... " rosé yang meledak membuat Wendy merengut, "yeuuu eluuu.." Ucap Wendy.
£££
Jisoo yang tampak resah itu mundar mandir di depan ruang bersalin sembari mengigit kuku jari jarinya.
Tiba tiba saja pintu ruangan terbuka membuat jisoo menoleh.
"Gimana sus?"
"Kata dokter tuan di perbolehkan masuk untuk membantu persalinan agar tetap lancar..."
"B-belum di mulai sus?"
"Sudah.. Tetapi bayi nya masih belum keluar.."
"Ouh begitu ya sus... Yasudah..."
Jisoo ikut masuk kedalam ruangan tersebut mendapati rosé yang sedang mengatur nafasnya dengan keringat yang terus bercucuran membasahi baju nya.
"Ji..."
"It's ok it's ok.. I'm here..."
"Sakit... " rosé yang mengeluh saat jisoo menggenggam tangan nya, "hey it's ok, rosé.. I'm here... " jisoo yang mengelus tangan rosé lalu menciumnya.
"Baik... Sudah bisa kita mulai kembali?" Dokter yang bertanya, jisoo menoleh ke rosé yang hanya mengangguk pelan.
"Bisa dok..." Jisoo yang menjawab, "baik... Silahkan ambil nafas, nyonya..." Ucapan dokter itu diikuti oleh rosé.
Ia perlahan mengambil nafas sembari mengigit bibir bawahnya, rosé perlahan mendorong sembari meremas tangan jisoo.
"Iya dorong teruss.."
"Ughh... Ji..."
"Terus sayang..." Jisoo menggengam tangan rosé yang bergetar itu sembari menghapus bulir keringat yang ada di kening rosé.
Tak lama terdengar suara tangisan bayi membuat jisoo bernafas lega, begitu juga rosé yang kembali bersandar ke sandaran kasur.
Rosé langsung mengatur nafas nya, jisoo bisa melihat sang dokter menggendong bayi yang masih merah itu. (Jujur sebenarnya gue ga kuat buat nih part)
Jisoo menoleh ke rosé yang masih mengatur nafasnya, "you did it..." Ucapan jisoo itu membuat rosé menatapnya.
"No.. We did it..."