✿✯ 01. Diskors ✿✯

39.1K 1.5K 56
                                    

Brak

Bu Tias, menggebrak meja nya dengan
cukup kuat sehingga mengangetkan seorang
bocah pendek yang bernama Biru Rasendriya.
Biru terlonjat kaget, menatap guru killer yang menjabat
sebagai guru bk.

Saat ini Biru sedang berada di ruang
bk karena dia baru saja berkelahi dengan
seseorang yang bernama Marco Mahesa. ini
bukan sekali atau dua kali Biru masuk ke ruangan
ini. sebelumnya dia sudah sering masuk dengan berbagai
kasus. contohnya bolos, tawuran, dan melakukan kenakalan
yang lainnya.

Sebelum berkelahi dengan Marco,
beberapa hari yang lalu Biru juga sempat
dipanggil ke ruangan itu karena dia hampir
membuat kelasnya terbakar karena dia telah
bermain Laliang di dalam kelasnya itu. bahkan,
karena kenakalan nya, teman-teman sekelas bocah
itu sampai trauma. dan itu merupakan kenakalan terlegend
dari seorang Biru.

Masuk ke ruang BK, sudah seperti
makanan sehari-harinya Biru. dia tidak
pernah melewatkan hari tanpa masuk ke
ruangan tersebut. rasanya kalau tidak masuk
ke sana, hidup Biru merasa ada yang kurang. bukankah
bocah itu sangat aneh?

Di balik wajah yang menggemaskan,
polos dan manis nya, ternyata ada sifat
yang sangat berbanding terbalik dengan
itu semua. namun, wajah ceria yang sering
ditunjukkan oleh Biru juga memiliki banyak
luka didalamnya, yang terkadang tidak bisa di
tebak oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.

"Biru! sudah berapa kali ibu bilang,
untuk berhenti melakukan kenakalan lagi!.
kamu tau? sebenarnya ibu itu sudah bosan melihat
wajah kamu di sini! kalau bukan karena kerena kepala
sekolah, sudah ibu pastikan kamu akan segera dikeluarkan
dari sekolahan ini!" bentak bu Tias, tajam.

Biru terdiam sesaat, sebelum dia
membuka suaranya. "Tapi, bu--"

"Cukup! ibu tidak mau mendengarkan
alasan kamu lagi! kamu sudah terlalu banyak
alasan sampai ibu muak denger nya!. sekarang
kamu dengerin ibu!"

"Mulai hari ini, kamu akan diskors
selama seminggu penuh! jadi, kamu dilarang
menginjakkan kaki di sekolahan ini. mengerti?!"
tegas bu Tias, membuat Biru melotot kaget. meskipun
Biru sudah sering melakukan kenakalan, tapi ini baru
pertama kalinya ia mendapatkan skorsing.

Mendengar keputusan bu Tias,
malah membuat kedua sudut bibir
Marco tertarik ke atas, menunjukkan
senyum kemenangan. "Yes! akhirnya si Biru
diskors juga" gumam Marco senang, lalu ia kembali
mengintip Biru dari pintu ruang BK yang sedikit terbuka.

"Sa-saya diskors, bu?" tanya Biru memastikan.

"Iya, kamu ibu skors selama seminggu!
ibu melakukan itu agar kamu bisa kapok dan
tidak melakukan kenakalan lagi!" balas bu Tias.

"Kalo saya emang diskors, berarti Marco
juga dong bu? secara dia kan juga udah mukul
saya. malah, dia duluan yang mulai" ucap Biru.

"Marco tidak akan diskors ataupun di
hukum" jawaban itu berhasil membuat
Biru kembali terkejut dan menatap tak percaya
dengan apa yang ia dengar barusan.

"Loh, ko gitu si bu? kalo keputusan ibu
kaya gitu, itu namanya gak adil dong! masa
saya diskors terus Marco enggak? padahal, jelas-jelas
Marco duluan yang mulai mancing-mancing emosi saya!"
protes Biru tidak terima.

"Loh, suka-suka saya dong mau hukum
dia atau enggak? saya kan guru di sini. lagian
saya juga gak akan percaya kalau Marco duluan
yang mulai perkelahian itu"

"Bu, tapi emang Marco duluan yang
mulai. dia duluan yang udah ngata-ngatain
bunda saya! saya sebagai anak nya gak akan
terima kalo bunda saya direndahkan sama orang
lain!"

Biru Rasendriya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang