✿✯ 27. Pembunuh ✿✯

7.8K 623 12
                                    

Happy reading 💦

Biru merebahkan tubuhnya,
membiarkan perawat itu memeriksa
kondisi nya. tanpa sepengetahuan bocah itu,
diam-diam perawat itu mengeluarkan sebuah pisau
dari saku celana.

"Silahkan tutup mata anda" ujar sang perawat.

"Tutup mata? emangnya dia mau ngapain?"
batin Biru keheranan. meski dia bingung, Biru
tetap melakukan perintah dari sang perawat.

Tepat ketika Biru sudah memejamkan
matanya, tangan orang itu langsung bergerak
hendak menusuk bagian dada bocah itu dengan
sadis. tapi sayang seribu sayang, gerakannya tidak
bisa kalah cepat dengan Biru. karena bocah itu tiba-tiba
saja membuka mata dan langsung berguling ke samping,
menjatuhkan dirinya sendiri dari brankar karena reflek.

Bahkan karena reflek nya itu, dia sampai
membuat punggung tangan nya berdarah karena
jarum infus nya tercabut begitu saja. nyeri? tentu saja.
tapi untuk saat ini dia harus melupakan rasa nyeri nya dulu.

"Anjir, hampir aja gue pindah alam" celetuk Biru.

"Sialan" umpat pria itu, melihat Biru
berhasil lolos dari serangannya. satu detik
setelah nya, pintu ruangan tersebut terbuka
lebar karena dobrakan seseorang yang begitu
kasar, mengejutkan kedua orang itu.

"Biru!!" Kavy memanggil dengan begitu
panik. napasnya memburu setelah banyak
berlarian begitu tau kalau ada orang yang ingin
melukai si bungsu Kendrick dengan menyamar sebagai
seorang perawat. kenapa dia bisa tau? karena dia baru saja
mendapatkan kabar dari Ervan ataupun Alan.

Tadi, Alan baru saja menelpon nya.
katanya dia mendengar kalau Alex baru
saja mengirimkan salah satu bawahan nya untuk
membunuh Biru di rumah sakit. makanya, saat tau
berita itu, Kavy segera berlari secepat mungkin ke ruangan
VVIP untuk menggagalkan rencana tersebut.

Dan beruntung nya, Kavy tiba tepat waktu.
dia datang sebelum orang itu berhasil melukai
si bungsu. melihat pisau di tangan orang itu, berhasil
mengundang kemarahan Kavy. dia menatap tajam orang
itu.

Sedangkan Aksa yang terkejut dengan itu
langsung bergerak mendekati adik kecil nya.

"Biru, kamu gapapa?" tanya Aksa.

"Biru gapapa bang" jawab Biru masih fokus
memperhatikan perkelahian antara Kavy dan orang
asing itu. orang itu terus mengayunkan pisau nya ke arah
Kavy membuat dia harus waspada dan hati-hati.

Namun, karena sudah terlatih dan
terbiasa berkelahi pada saat tawuran,
pemuda itu jadi tidak terlalu kesulitan untuk
melawan maupun menghindari serangan lawan.

Kavy bergerak lincah dan sesekali dia
juga mengecoh sang lawan sampai saat ada
kesempatan untuk memukul, Kavy pun mulai
melakukan itu. dia memberikan pukulan cukup
kuat hingga orang itu tersungkur ke lantai dekat meja
kaca.

Orang itu menyeka darah di salah satu
lubang hidungnya yang berdarah akibat pukulan
keras Kavy. rahang nya mengeras. diam-diam ia melirik
ke arah vas bunga di dekatnya. dan dengan gerakan cepat,
orang itu mengambil setelah itu melempar nya ke arah Kavy
membuat pemuda itu terkejut bukan main.

"Kak / abang Kavy!" kedua adik Kavy
memanggil kompak, terkejut melihat Kavy
yang terkena vas bunga itu hingga keningnya
tergores dan mengeluarkan darah. darah nya tidak
banyak, karena Kavy hanya terkena sedikit saja. tapi tetap
saja kedua adiknya sangat khawatir. di tambah Aksa sedang
tidak bisa bela diri, mengingat salah satu tangan nya terluka.

"Kak Kavy! kakak gapapa?!" panik Aksa,
berlari ke sisi Kavy yang nampak sedang mengontrol
dirinya sendiri agar tidak merasa pusing.

"Kepala abang sedikit pusing, dek. tapi abang
gapapa" balas Kavy jujur. di saat kedua orang itu
tengah lengah, orang suruhan Alex mulai bergerak
menyerang kedua orang tersebut secara sekaligus.

Biru Rasendriya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang