✿✯ 19. Mochi ✿✯

9.2K 710 31
                                    

Halo semuanyaaa ( ꈍᴗꈍ)
jujur aku bingung mau kasih judul apa di part
ini jadi aku kasih seadanya aja ya hha

Happy reading (≧▽≦)💙

•••

Di sebuah Rooftop, terdapat seorang remaja
sedang asik menghisap puntung rokok nya dengan
ekspresi datar. mata tajamnya menelisik ke bawah dimana
ia bisa melihat para murid sedang bermain bola di lapangan.

"Akhirnya lo dateng juga" ucap remaja itu,
mulai menjatuhkan rokok nya. dia menginjak rokok
itu sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku
celana.

Seseorang yang baru saja tiba di sana
nampak menunjukkan ekspresi tak suka
pada remaja yang baru saja merokok. padahal
remaja itu sudah lama sekali tak melakukan itu, tapi
kenapa tiba-tiba dia malah melakukan ini semua? dan
dilihat dari ekspresi remaja itu, dia terlihat sangat santai.
apakah remaja itu tak takut kena amukannya?

Menyadari ketidaksukaan dari orang yang
baru saja tiba, remaja itu nampak menyunggingkan
senyumannya. "muka lo biasa aja. gue kaya gini cuma
karena mau ngilangin rasa kesel sama stres aja" ujar Aksa,
memalingkan wajahnya dari Kafael.

Kafael berdecak sebal, mendudukkan dirinya
di sofa usang yang ada di sana. "to the poin aja, kenapa
lo manggil gue ke sini?" tanya Kafael.

"Gue mau lo singkirin Dicky dari sekolahan
ini. gue muak sama dia dan gue gak mau orang
itu sampai nyakitin Biru lagi" jawab Aksa berterus-terang.

"Kenapa harus gue?"

"Simpel aja, gue gak mau sampai Biru tau
tentang sisi buruk gue sekaligus gue juga gak
mau buang-buang tenaga dan pikiran gue buat
singkirin orang itu" jawab Aksa santai dan enteng,
tanpa beban.

Kafael mendengus samar mendengar
ucapan Aksa. bisa-bisanya remaja itu menyuruhnya
untuk melakukan hal itu, sedangkan dia sendiri tak mau
melakukannya membuat Kafael kesal. "sialan" umpat Kafael
memutar bola matanya jengah.

Kedua mata Aksa melirik ke arah
pintu Rooftop yang tertutup, sebelum kembali
menatap Kafael. "El, tangkep!" remaja itu melemparkan
pemantik rokok nya pada Kafael membuat pemuda itu reflek
menangkapnya.

Dan tepat Kafael menangkap pemantik rokok
itu, pintu Rooftop terbuka hingga menampilkan
sesosok Biru di susul Leon dan Lingga.

Aksa tersenyum menatap Biru, sedangkan
bocah itu nampak memincing tajam ke sekitar
sampai kedua matanya melihat ke arah puntung
rokok yang sudah di buang. "ko ada rokok di sini? bang
Aksa, lo ngerokok ya?" tanya Biru melihat rokok itu tidak
jauh dari tempat Aksa berdiri.

Aksa menggeleng. "Aksa gak ngerokok, Biru.
itu punya Kafael. liat aja, dia bawa pemantik rokok
ke sekolah" elak remaja itu menunjuk Kafael menggunakan
dagu nya.

Seketika Kafael jadi paham, kenapa remaja
itu melemparkan pemantik itu ke arah nya. sial,
dia kena jebakan Aksa. benar-benar licik sekali remaja
itu. kalau bukan sepupunya, sudah Kafael pastikan Aksa
akan habis ditangannya.

"El, kau merokok?!" heboh Leon,
tidak tau kalau pelaku yang sebenarnya
itu adalah Aksa. dimana seluruh keluarga
Kendrick, hanya tau kalau Aksa adalah anak
baik-baik. namun mereka tidak tau saja kelakuan
remaja itu di luar pantauan mereka semua. jauh dari
pengamatan keluarga nya, Aksa adalah anak berandalan
yang kesalahannya tak pernah ketahuan sampai pada detik
ini karena dia selalu bermain rapih dan manipulatif.

"El lo serius? gue baru tau kalo ternyata
lo itu suka ngerokok diem-diem. padahal dulu lo
pernah bilang kalo lo gak suka sama orang yang kaya
gitu" ucap Biru tak menyangka sembari mendekati Kafael
yang hanya terdiam.

Biru Rasendriya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang