✿✯ 08. Kotak ✿✯

15.1K 887 10
                                    

Selama di mall, Biru sangat aktif menjelajahi
setiap tempat sambil menarik-narik tangan Kavindra.
dan Kavindra? dia hanya pasrah, mengikuti setiap langkah
kecil si bungsu tanpa banyak berkomentar.

Kavindra membiarkan Biru bebas,
membeli atau mengunjungi setiap toko
yang ada di mall ini. menurutnya kebahagiaan
Biru sangat penting. jadi dia akan menuruti setiap
permintaan si bungsu meskipun dia harus mengeluarkan
banyak uang.

"Daddy, Biru mau beli kue itu!" ucap
Biru bersemangat, menunjuk sebuah kue
pastry yang berbentuk bulat seperti donat yang
dihiasi dengan berbagai macam topping seperti coklat
dan cream dengan tekstur renyah, rasa manis dan gurih
pada saat yang bersamaan.

Kavindra mengangguk. "baiklah, ayo
kita ke sana dan membeli kue itu"

"Yeay, makasih daddy! lope-lope deh
buat daddy" pekik Biru berlari ke sana begitu
genggamannya terlepas dari sang ayah. sadar kalau
genggamannya terlepas, Kavindra pun mulai menatap
khawatir ke Biru.

"Biru, jangan berlari-larian. nanti
kau bisa terjatuh" tegur Kavindra berlari
kecil ke arah sang anak yang sibuk berlarian
ke sebuah toko kue.

"Bayi itu benar-benar tidak mau
mendengarkan ucapan daddy nya" gumam
Kavindra menggeleng kecil, menghadapi tingkah
Biru. untung saja Kavindra memiliki kesabaran seluas
samudera saat menghadapi Biru. coba saja kalau itu orang
lain? sudah dipastikan mereka akan terkena baby blues saat
menghadapi Biru yang super aktif itu.

Setelah membeli banyak pakaian,
mainan, dan yang lainnya, kini Biru dan
Kavindra mulai memasuki mobil menuju mansion.
tapi saat ditengah perjalanan pulang Biru malah teringat
sesuatu yang membuatnya menatap sang ayah.

"Daddy?" Kavindra mengalihkan
pandangan nya dari iPad. seluruh perhatian
nya langsung ia berikan pada si kecil.

"Ada apa nak? apakah kau haus? atau
lapar hm?" tanya Kavindra, mengusap lembut
rambut Biru.

Biru menggeleng kecil. "enggak, Biru
gak haus sama laper daddy. daddy, Biru
cuma mau ketemu bunda sama temen-temen
Biru. boleh gak?" tanya Biru penuh dengan tatapan
berharap. ia berharap sang ayah mau mengizinkan dan
mengantar dirinya untuk menemui mereka semua, sebelum
sampai di mansion.

Kavindra nampak berpikir. "daddy,
Biru mohon izinin Biru buat ketemu sama
mereka" mohon Biru, menggenggam tangan
seorang pria setengah paruh baya itu.

Alex nampak melirik ke arah Kavindra
lewat center mirror. dia penasaran dengan
jawaban tuan besar nya. kira-kira jawaban apa
yang akan diberikan Kavindra pada Biru?

Helaan nafas berat terdengar
samar dari Kavindra sebelum dia
memutuskan untuk mengangguk kecil. "ya,
kau boleh menemui mereka"

Kedua sudut bibir Biru tertarik ke
atas. saking senangnya ia sampai memeluk
tubuh Kavindra. "yeay, makasih daddy. Biru sayang
daddy!" pekik Biru senang.

"Daddy juga menyayangimu bahkan lebih
dari siapapun yang ada di dunia ini, baby" balas Kavindra
memberikan kecupan ringan di pipi gembul si kecil.

•••

"El, Noah, Dylan!" seru Biru memanggil,
berlarian ke arah ketiga sahabat nya yang
sedang menikmati jajanan yang ada di kantin.
sekedar informasi kalau saat ini Biru sudah berada
di kantin sekolah lamanya. sedangkan Kavindra sedang
berada di dalam mobil karena si bungsu yang melarangnya
untuk keluar. kata Biru,

"Udah, daddy diem-diem aja di sini.
jangan keluar dari mobil. Biru cuma sebentar
doang ko, gak lama" ucap Biru melarang sang ayah
untuk keluar.

Biru Rasendriya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang