Biru memekik kegirangan usai mendapatkan
kejutan dari si sulung Kendrick. ia berteriak heboh
kala mendapatkan peralatan sekolah baru yang telah
dibelikan oleh Killian khusus untuk dirinya yang akan
bersekolah di hari Senin nanti.Mendapatkan kejutan itu, si bungsu nampak
sangat bahagia. dan itu bisa dilihat dari ekspresi
wajah dan respon yang diberikan oleh nya untuk Killian.Bukan hanya mendapatkan peralatan
sekolah, si kecil juga berhasil mendapatkan
beberapa sepasang sepatu mahal dan juga tas.
semuanya terlihat mahal dan bagus. dan itu menjadi
alasan Biru sangat bahagia hari ini. kalau seperti ini, ia
jadi tidak sabar untuk segera pergi ke sekolah barunya.Melihat ekspresi bahagia Biru, turut
membuat Killian merasakan hal yang sama
dengan bocah itu. ia akan bahagia kalau bocah
itu juga bahagia. sekarang, Killian akan berusaha
semaksimal mungkin untuk membuat Biru senang
karena kebahagiaan Biru adalah kebahagiaan nya juga.
jadi dia tidak ingin melihat si bungsu merasa sedih lagi. dan
kalaupun ada yang berani melakukan itu, maka Killian tidak
akan tinggal diam.Kedua sudut bibir Killian tertarik ke
atas usai mendapatkan pelukan singkat dari
si bungsu. "makasih bang An, Biru suka banget
sama kejutan yang bang An kasih!" ucap Biru tersenyum
lebar.Killian mengangguk, mengusap rambut
bocah itu. "kalau begitu simpan semuanya
dengan baik. habis itu kita makan siang bersama
di bawah""Oke, abang!" Biru mulai bergerak, menyimpan
semua barang-barang pembelian Killian ke tempat
yang lebih aman agar barang-barang itu tidak mudah
rusak. setelah nya, barulah dia ke bawah bersama dengan
si sulung.Keduanya saling bergandengan tangan,
menuju lift. di dalam lift, kepala Biru terus
mendongak ke atas agar dia bisa melihat wajah
tampan si sulung. mengingat perbedaan tinggi kedua
nya sangatlah jauh. bayangkan saja, tinggi 145 cm nya
harus berkelahi dengan tinggi si sulung yang mencapai
190 cm. di sini dia benar-benar dikelilingi oleh titan. Biru
merasa tubuhnya akan terlihat mungil di samping Kendrick.Tidak hanya perbandingan tinggi badannya
saja yang memiliki perbedaan sangat mencolok,
tetapi telapak tangannya juga berbeda. kalau dilihat -
lihat, telapak tangan si sulung dan sang ayah nya itu sama.Merasa diperhatikan, Killian mulai
menundukkan kepalanya, menatap si kecil."Ingin mengatakan sesuatu?" suara berat
Killian terdengar, membuyarkan lamunan Biru.
bocah itu menggeleng ribut, mengalihkan pandangannya
ke depan."Menggemaskan." batin Killian.
Kedua orang itu kembali melangkah
setelah tiba di lantai pertama. Biru melepaskan
genggamannya pada Killian, berlarian ke arah Aksa
yang sedang sibuk memakan permen. "bang Sasa, Biru
mau permen!!" pekik Biru berbinar.Aksa mengerjapkan matanya beberapa
kali, menatap si kecil. "yah, tapi permen nya
udah abis, Biru" ucap remaja itu membuat senyuman
Biru meredup seketika."Tidak perlu sedih, nanti kakak akan
membelikan mu permen yang banyak" ujar
Killian kembali menggenggam tangan si kecil, mengajak
nya ke meja makan. seketika kepala bocah itu mendongak."Abang serius mau beliin Biru permen?!"
"Hm." balas Killian tersenyum. lagi, Biru
bersorak kegirangan. "Bang An, coba abang
nunduk deh!" Killian menurut tanpa banyak
berkomentar. ia menyamakan tinggi nya dengan
si bungsu. dan sedetik kemudian, Biru pun mencium
pipi pemuda itu dengan singkat."Sekali lagi makasih bang An! Biru sayang
abang!!" ucap Biru setelah mencium pipi Killian.Killian mematung di tempat. detak
jantung nya seolah berdegup lebih cepat
dari biasanya. dia tidak menyangka kalau
Biru akan mencium pipi nya, mengingat tidak
ada yang berani mencium pipi nya itu bahkan ketiga
adiknya yang lain. anggap saja Biru adalah orang kedua
yang berani mencium pipi nya setelah sang mommy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Rasendriya ✓
Ficção AdolescenteHidup ini adalah misteri, dan tak jarang kita menemukan kejutan di dalam nya. contohnya seperti kehidupan seorang bocah pendek bernama Biru Rasendriya. siapa yang akan menyangka, jika bocah nakal seperti dia ternyata bisa menjadi bagian dari salah s...