✿✯ 02. Berkenalan ✿✯

21.3K 1.3K 32
                                    

"Adohhh, kepala gue jadi mumet
gara-gara mimpi sialan itu! lagian, kenapa
juga si gue gak bisa inget kejadian itu?! kenapa?!
kalo kaya gini terus, gue kan jadi penasaran sama orang
itu" kesal Biru, mengacak-acak rambutnya frustasi.

Karena tak bisa mengingat kejadian itu,
akhirnya Biru memutuskan untuk melupakannya.
ia mencoba mengabaikan mimpi itu, dengan berjalan-jalan
keluar di tengah malam.

Gara-gara mimpi itu, dia tidak bisa
tidur. jadi sudah Biru putuskan kalau
dia akan keluar sebentar dari rumah untuk
mencari udara segar. semilir angin malam yang
begitu dingin, berhasil menusuk kulit Biru sampai
anak itu sedikit kedinginan. tapi untung saja bocah
itu membawa jaket, yang bisa menghangatkan tubuh
nya.

Berjalan seorang diri di tengah malam,
tak mampu membuat Biru ketakutan. meskipun
dia pendek, tapi jangan salah, pendek-pendek begitu,
Biru termasuk orang yang memiliki nyali besar.

Sesekali ia bersiul riang, sampai mata
hazel nya menyipit, memperhatikan dua
sekelompok pemuda sedang melakukan aksi
tawuran. "Widih, ada yang tawuran tuh. gue liatin
ahh" bukannya kabur demi menyelamatkan dirinya,
bocah itu malah mendekati tawuran tersebut. tidak seperti
yang dilakukan oleh kebanyakan orang.

Kalau biasanya orang-orang akan
kabur dan berusaha mencari jalan lain
agar mereka tidak menjadi korban salah
sasaran, maka lain hal nya yang dilakukan
oleh Biru saat ini. dengan semangat empat lima,
tuyul itu malah mendekati aksi tawuran tersebut
tanpa rasa takut sedikitpun.

Bahkan saking niatnya ingin
menonton tawuran itu, bocah itu
malah sampai memanjat pohon guna
bisa menyaksikan itu semua tanpa ke halangan
apapun, mengingat dia hanya memiliki tinggi sekitar 145
cm, jadi kemungkinan besar kedua indera penglihatan nya
tidak akan bisa menyaksikan aksi itu secara menyeluruh.

"Nah, dari sini kan enak. gue bisa
nonton tawuran nya tanpa ke halangan
apapun" gumam Biru membusungkan dada
nya bangga. ia mulai menikmati tawuran tersebut,
sampai dimana salah satu dari pemuda itu mendongak,
menatap ke arah Biru.

"WOYY, ITU DI BELAKANG LO ANJIR,
PUKUL!!" heboh Biru berteriak pada salah
seorang pemuda.

Ia menepuk pelan kening nya. "ADOHHH,
DIBILANGIN NYA JUGA APA?! KENA KAN LO?!
AH, LO SI GAK MAU DENGERIN GUE!" kesal Biru,
melihat ada seseorang yang berhasil di pukul dari
belakang.

Pemuda yang sejak tadi memperhatikan
Biru mulai memincing kan matanya, tajam.

"Dia.." gumam pemuda itu, saat sadar
kalau Biru adalah bocah yang tadi siang,
yang sempat menendang kaleng pada punggungnya.

"Vy, fokus!" seru seorang pemuda
lainnya, mengingatkan sang sahabat
untuk selalu fokus dalam tawuran ini,
membuat pemuda bernama Kavy Andonios
Kendrick itu mengalihkan pandangannya ke
arah Max Matteo.

Kavy mengangguk singkat. kedua
netra nya kembali menoleh ke arah pohon,
tempat dimana Biru berada. tapi sayang, saat
dia kembali menoleh ke sana, Biru sudah tidak ada
yang membuat Kavy mendengus samar. lalu, ia pun
mulai kembali melayangkan bogeman kepada musuh
nya.

"Tawuran nya kurang seru. masa
orang sebanyak itu gak ada yang bawa
senjata?" celetuk Biru, sudah melangkah ke
arah rumah. sepertinya ini sudah cukup untuk
bisa membuatnya tidur lagi.

Namun, belum sempat sampai, bocah
itu sudah lebih dulu menghentikan langkahnya
begitu melihat kehadiran seseorang. "El? lo ngapain
anjir ada di sini?!" heboh Biru, mendongak, menatap
wajah Kafael Darius Johnson. pemuda yang memiliki
tinggi sekitar 180 cm.

Tanpa banyak bicara, Kafael
langsung saja menarik tangan Biru,
mengajaknya memasuki mobil. "Ehh, lo
mau bawa gue kemana?! jangan bilang lo
mau culik gue?! anjir El, lo beneran mau culik
gue, El?!" ucap Biru dramatis, membuat pemuda
itu memutar bola matanya malas. ini bukan pertama
kalinya, Kafael mengahadapi drama dari seorang Biru
Rasendriya.

Biru Rasendriya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang