✿✯ 12. Maaf ✿✯

10.1K 771 14
                                    

"Daddy? daddy mau tau gak? masa
semalem Biru ngerasa ada orang yang lagi
ngelus rambut Biru tau. dan orang itu pasti daddy
kan?" tanya Biru menatap ke arah sang ayah karena
dia berpikir kalau orang yang semalam datang ke kamar
dan mengelus rambut nya adalah Kavindra. tapi, bukannya
mengangguk, Kavindra malah menggeleng.

Kavindra menggeleng kecil, karena
memang dia tidak datang ke kamar bocah
itu semalam. "tidak baby, daddy tidak pergi ke
kamar mu semalam. mungkin kau salah orang atau
mungkin kau hanya berhalusinasi saja" ujar Kavindra.

"Kalo halusinasi itu gak
mungkin daddy. orang semalem
Biru bener-bener ngerasain ko, kalo
ada orang yang lagi ngelus-ngelus rambut
Biru" balas Biru menepis tanggapan Kavindra
yang tentang halusinasi. jelas-jelas semalam itu Biru
benar-benar merasakan sentuhan seseorang di rambut
nya. tapi sayang sekali semalam dia tidak membuka kedua
mata nya yang membuat bocah itu tidak tau siapa orang itu.

Mendengar itu semua pasang mata
mulai tertuju ke arah si kecil. berbeda
dengan Killian yang masih sibuk memakan
sarapannya. "oh, jangan-jangan itu bang Sasa, ya?"
tanya Biru menoleh ke arah Aksa.

Dengan cepat Aksa menggeleng ribut. "bukan
Biru, itu bukan Aksa. semalam aja Aksa gak kebangun,
jadi mana mungkin Aksa ngelakuin hal itu ke kamu" jawab
Aksa cepat.

"Terus kalo bukan daddy sama bang
Sasa, siapa dong?" gumam Biru yang dapat di
dengar oleh semuanya.

"Mungkin Aaraz?" celetuk Kavindra dan
Aaraz menggeleng. melihat itu Biru mendengus
samar.

"Kalo bukan mereka bertiga, terus siapa
dong orang yang semalem dateng ke kamar
gue? gak mungkin kan itu cuma mimpi?" batin
Biru sebelum kedua matanya melirik ke arah Killian
dan juga Kavy secara bergantian.

"Ah, gak mungkin. mereka gak mungkin
masuk ke dalem kamar gue. itu mustahil" lanjut
Biru di dalam hati.

"Biru, kenapa ngelamun? udah, lupain
aja. mungkin apa yang dibilang sama daddy
itu benar, kalau kamu lagi halusinasi" ujar Aksa,
menggenggam tangan si kecil guna membuyarkan
semua lamunan Biru.

Dengan berat hati Biru pun
mengangguk singkat. semuanya
kembali melanjutkan makan nya. "Aksa,
hari ini kau akan berangkat bersama kakak"
ucap Killian begitu selesai menghabiskan sarapan
nya.

"Oke, kak" balas Aksa mulai
bersiap untuk meninggalkan meja
makan, diikuti Killian. bukan hanya mereka
berdua saja yang ingin pergi, tapi Aaraz dan Kavy
juga.

Biru menatap mereka secara
bergantian, sebelum dia menoleh ke arah
Kavindra. "daddy, Biru juga mau sekolah" ucap
bocah itu terus terang.

"Tidak boleh"

"Kenapa gak boleh? Biru kan juga
mau ada kesibukan biar Biru bisa sama
kaya kalian. Biru bosen tau di mansion terus.
di sini gak ada yang bisa di ajak main. semuanya
sibuk sama urusan mereka masing-masing" ucap Biru
berhasil membuat pasang mata kembali menatap dirinya.

Bahkan keempat abang Biru
yang hendak pergi langsung menghentikan
langkahnya begitu mendengar ucapan bocah
itu. mereka semua membalikkan badannya, menatap
Biru yang kini sedang menatap protes ke arah si dominan
Kendrick.

"Kalau daddy bilang tidak, ya tetap
tidak, Biru. jangan membantah" ucap
Kavindra membalas tatapan si bungsu.

"Tapi--"

"Biru!" tanpa tak sengaja Kavindra
malah membentak bocah itu sampai si kecil
terkejut bukan main. seketika suasana meja makan
berubah menjadi tegang dan hening, usai ayah dari lima
anak itu membentak putra bungsunya.

Biru Rasendriya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang