✿✯ 24. Flashback ✿✯

6.7K 541 24
                                    

Killian memasuki markas musuh, menelisik
tajam ke setiap penjuru dimana dia bisa melihat
banyaknya orang yang sudah tewas hari ini. bukan
hanya menewaskan orang-orang yang bertato kapak,
tapi beberapa bagian dari bodyguard Kendrick juga ada
yang tewas. namun pemuda itu sama sekali tidak peduli dan
tidak merasa kan iba sedikitpun. karena, pengkhianat sangat
pantas mendapatkan ini semua.

Alex berjalan tertatih menghampiri
tuan mudanya sembari menahan rasa
sakit di bagian luka tembak yang dia terima
dari oknum tidak di kenal. Alex pikir orang yang
menembak nya itu adalah salah satu dari orang-orang
bertato itu, tapi pada kenyataannya, Killian lah si pelaku
yang sudah menembak pria itu sebagai tanda peringatan
meski Alex sama sekali tidak akan menyadarinya.

"Tuan muda, orang-orang itu sama sekali
tidak ada yang mengakui kesalahannya. jadi
saya dan bodyguard-bodyguard ini memutuskan
untuk membunuh mereka semua dan karena itu sebagian
dari bodyguard Kendrick juga ada yang tewas" ucap Alex.

"Lagi-lagi kau berbohong Alex.
bukan tidak ada yang mau mengakuinya,
hanya saja kau memang sengaja tidak ingin
memberikan kesempatan pada salah satu dari
mereka untuk berbicara karena kau takut kalau
mereka mengatakan yang sebenarnya, rencana besar
yang sudah kau dan tuan mu buat selama bertahun-tahun
akan gagal dan kacau" batin Killian.

"Arghh sial, padahal aku sangat ingin
mengetahui kebenaran tentang dalang di
balik semuanya ini. tapi kalau mereka semua
sudah tewas, aku juga tidak bisa melakukan apa-apa
lagi" ucap Killian berpura-pura kesal di hadapan Alex
guna mengecoh pria itu. dan benar saja, mendengar hal
itu kedua sudut bibir Alex diam-diam sedikit tertarik ke atas.

"Alex?"

"Ya, tuan muda?" sahut Alex cepat, merubah
raut wajahnya kembali. Killian menatap penampilan
pria itu dari atas sampai bawah sebelum memberikan
perintah.

"Suruh bodyguard Kendrick yang masih
tersisa kembali ke mansion sekarang untuk
mendapatkan penanganan di sana. nanti aku
akan menyuruh beberapa dokter untuk datang
mengobati kalian" perintah nya, berjalan ke luar
markas.

"Baik, tuan muda!"

•••

Biru baru saja dibius oleh sang dokter
hingga membuat bocah itu kembali terlelap
dalam tidurnya. "Aksa, Leon, Kafael, sebaiknya
kalian kembali ke mansion masing-masing sekarang.
ini sudah sore dan kalian harus kembali agar keluarga
kalian tidak khawatir khususnya untuk kalian berdua" ucap
Kavindra merujuk pada Leon dan Kafael.

Leon mengangguk kecil. "baik daddy, Leon
akan kembali sekarang. besok pagi, Leon akan
datang kemari bersama dengan Papa dan kak Mimi"
balas nya.

"Hm, baiklah" setelah berpamitan, Leon
memutuskan untuk kembali ke mansion sang
ayah. sedangkan Kafael masih setia berada ditempat
pijakan nya tanpa ada niatan melangkah keluar dari
ruangan itu sehingga keluarga Kendrick menatapnya.

"Ada apa El? kenapa kau tidak pulang?"

"El masih mau di sini" jawab Kafael masih
fokus menatap Biru dan itu tidak luput dari
pengamatan Kavindra, Kavy dan juga Aksa. Aaraz?
tidak, pemuda itu sedang tidak ada di sini sekarang karena
dia harus pergi ke ruang operasi, mengingat ada pasien yang
harus pemuda itu tangani.

"Kalo lo masih mau di sini gapapa, tapi
lo harus bilang dulu sama Papi. kalo lo gak
bilang, nanti Papi lo bakal nyariin lo" ujar Kavy.

"Papi lagi gak ada di mansion. dia di Belanda,
jadi gak akan ada yang nyariin keberadaan nya El"
balas pemuda itu datar membuat Kavy terdiam.

Biru Rasendriya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang