✿✯ EXTRA PART 1 ✿✯

7.2K 580 18
                                    

"Dek, ayo turun!! kamu ngapain si ada di sana?
emangnya kamu mau cosplay jadi monyet?" heran
Kavy berusaha menarik salah satu kaki pendek Biru
agar bocah titisan kera liar itu bisa segera turun dari
pohon.

Biru menggeleng ribut, semakin erat memeluk
pohon agar Kavy tak berhasil menurunkan nya dari
sana. sungguh, Biru tidak mau turun! kenapa? karena
kalau dia turun, yang ada para pawang nya itu akan segera
memaksa nya meminum obat.

"Biru, ayo turun! kamu lupa? kamu itu harus
minum obat" ujar Aksa terus mendongak ke atas,
menatap adik bungsunya yang lagi aktif-aktifnya mencari
perkara dengan para titan Kendrick. cih, mentang-mentang
Kavindra sedang berada di luar negeri.

"HUWAAA BIRU GAK MAU TURUN!! BIRU
GAK MAU MINUM OBAT, TITIK GAK PAKE KOMA!!"
heboh Biru berteriak sekencang mungkin, sampai-sampai
keempat abang Biru harus menutup kedua telinga mereka.

"BANG KAVY, ABANG LEPASIN KAKI BIRU
GAK?! KALO ABANG GAK LEPASIN, BIRU BAKAL
TENDANG NIH?!" ancam bocah itu, menatap tajam
Kavy yang sejak tadi berusaha menarik-narik kaki nya.

Killian memijat pelipisnya, menatap lelah
ke Biru yang selalu saja membuat seluruh keluarga
nya tepuk jidat. ini sudah seminggu semenjak bocah itu
diperbolehkan pulang ke mansion. meski begitu, Biru tetap
harus meminum obatnya. namun, Biru menolak dan malah
kerasukan monyet liar hingga ia manjat ke pohon.

Setelah tiga bulan Biru koma, bocah itu
akhirnya bangun juga. ia dipindahkan ke
ruangan VVIP sampai dua Minggu, barulah
Biru kembali ke mansion. sebenarnya bocah itu
belum boleh pulang, tapi Biru memaksa dan merengek
minta dipulangkan hingga seluruh keluarganya pasrah dan
mengikuti kemauan bocah itu.

Dan sekarang, geliran bocah itu di
suruh meminum obatnya, Biru malah
berlarian ke luar kamar menuju halaman
belakang mansion, memanjat sebuah pohon
yang menjulang tinggi. tapi untunglah, sebelum
Biru benar-benar memanjat lebih tinggi lagi, Kavy
sudah lebih dulu menahan kaki pendek bocah itu hingga
Biru tidak bisa bergerak sekarang.

"Kak, kita harus apa? sepertinya Biru
benar-benar tidak ingin meminum obat itu"
tanya Aaraz memperhatikan si sulung yang sedang
lelah menghadapi Biru.

"Biru, turunlah cepat. kalau kau tidak mau
turun, maka kakak tidak punya pilihan lain, selain
membius mu" ujar Killian sudah tidak tau harus berbuat
apalagi terhadap adik bungsunya.

"Aaraz ambilkan obat bius nya" perintah
Killian yang diangguki Aaraz. Aaraz berlarian
masuk ke dalam, sedangkan Biru langsung memberikan
tatapan tajam pada si sulung.

"Bang An, lo kalo berani suntik gue, awas
aja! gue tampol lo!" saking kesalnya Biru sampai
berkata kasar pada si sulung, mengejutkan orang-orang
di sekitarnya.

"Berani bicara kasar hm?" suara Killian terdengar
rendah, namun sangat mengerikan di indera pendengaran
Biru membuatnya bergidik ngeri.

Tanpa sadar Biru menelan salivanya. tapi
ia tidak boleh menunjukkan ketakutannya di
depan Killian. ia harus tetap berusaha berani dan
bocah itu semakin menantang si sulung, hingga tanpa
sadar kalau ia sudah benar-benar menyulutkan emosi
Killian.

"Ngapa emang kalo gue ngomong kasar
ke lo? suka-suka gue lah anying. mulut-mulut
gue, kenapa lo yang repot?! apa lo? berani lo sama
gue?! sini by one!" tantang Biru entah mendapatkan
keberanian dari mana. sepertinya operasi yang dilakukan
oleh Biru beberapa waktu yang lalu telah membuat otaknya
sedikit bergeser dan bermasalah.

Eh tapi kan waktu itu mereka bukan
mengoperasi bagian kepala bocah itu? lalu
bagaimana bisa otaknya bergeser atau bermasalah? hm..

Kavy dan Aksa tercengang mendengar
ucapan Biru. mereka saling beradu pandang,
sedangkan Killian mulai menggulung lengan kemeja
nya ke atas tidak lupa menyeringai. "ah, rupanya kau
sudah berani ya dengan kakak?" ucap Killian.

Biru Rasendriya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang