✿✯ 16. Identitas ✿✯

10.2K 723 28
                                    

Beberapa jam yang lalu..

"Tuan muda An, setelah orang ini
diobati, apa yang harus kami lakukan
terhadap nya?" tanya salah satu bodyguard.

"Pindahkan saja ke paviliun. saat dia
sudah sadar, baru beri tahu aku" setelah
mengatakan itu Killian berjalan pergi, usai
mendapatkan sebuah pesan lewat ponselnya
yang kebetulan sudah sempat pemuda itu ambil
dari kamarnya, sebelum turun ke bawah.

Killian memasuki mobilnya dengan
kecepatan tinggi saking tidak sabarnya
bertemu dengan seseorang yang selama ini
sedang dia nanti-nantikan kepulangannya. mengingat
beberapa hari belakangan ini orang itu tidak pulang ke
rumah, yang membuat Killian tidak bisa bertanya-tanya
tentang sosok Biru.

Kalau Killian mau, sebenarnya dia
bisa saja mendobrak paksa pintu rumah
itu untuk mencari kebenaran tentang Biru.
namun Killian enggan melakukan nya. pemuda
itu masih memiliki etika dan adab, yang membuat
nya tidak ingin melakukan hal itu.

Sambil menunggu kepulangan orang
itu, Killian menyuruh bawahannya untuk
selalu berjaga di dekat rumah itu, agar saat
orang itu sudah kembali, bawahannya itu bisa
langsung menghubungi nya.

Sebenarnya Killian tidak bergantung
pada kepulangan orang itu saja. sambil
menunggu kepulangan orang itu, Killian juga
sibuk mencari data-data lain tentang Biru. sampai
akhirnya hari ini pun tiba, dimana dia akan bertemu
langsung dengan orang yang selama ini telah merawat
Biru dari bayi sampai sekarang ini, Wilda.

Begitu sampai Killian langsung
menyuruh bawahannya untuk pergi.
ia mengetuk-ngetuk pintu masuk rumah
Wilda sampai wanita itu keluar dengan wajah
pucat nya.

"Maaf mengganggu waktu anda. tapi ada
yang ingin saya bicarakan pada anda mengenai
Biru Rasendriya" ucap Killian dengan raut datarnya.

Wilda nampak terkejut mendengar itu. "siapa
anda? kenapa anda bisa mengetahui nama anak
saya?" tanya Wilda menutup mulutnya dengan satu
tangan.

"Saya? saya Killian Emrick Kendrick.
saya datang kemari hanya untuk memastikan
sesuatu tentang Biru. bolehkah saya berbicara dengan
anda berdua, di dalam?"

"Killian?" gumam Wilda pelan.

Wilda nampak berpikir sebelum
mengangguk kecil. "baik, silahkan masuk"

...

Sudut mata kiri Killian menetes,
membasahi pipi usai mendengar cerita
Wilda. ditambah saat ini dia sudah menggenggam
erat bedong bayi milik adiknya, Biru.

Bedong itu adalah bedong
milik adik kecilnya yang sengaja
dibuat oleh Shania. bahkan jahitan
nama Biru Rasendriya masih ada di bedong
itu yang membuat Killian tidak bisa menahan
air matanya. air mata Killian menetes begitu saja
usai Wilda memberikan bedong itu. dan itu menjadi
alasan utama mengapa Wilda memberikan nama bocah
itu Biru Rasendriya.

Sebuah kebenaran sudah ada di
depan mata, tapi anehnya Killian masih
merasa ada yang aneh dengan ini semua. dia
masih bingung, dengan kenyataan ini. bukankah
adiknya itu sudah meninggal bersamaan dengan kematian
sang mommy?

Biru Rasendriya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang