✿✯ 22. Pemakaman ✿✯

8.8K 649 23
                                    

Tiga mobil mewah baru saja keluar
meninggalkan mansion utama Kendrick.
pagi ini setelah mereka semua melakukan sarapan
pagi, Kavindra dan kelima anaknya yang lain langsung
pergi ke suatu tempat dengan pakaian yang senada. setelan
formal berwarna hitam.

Untuk mobil yang ada di barisan paling
depan, semuanya diisi oleh para bodyguard
yang telah ditunjuk oleh si sulung. barisan kedua
ada Kavindra, Aksa, Biru dan Alex. dan untuk yang
terakhir terdapat Killian, Aaraz, Kavy dan juga Alan.

Selama diperjalanan menuju pemakaman,
kedua mata Biru tak pernah lepas dari jalanan yang
dilewati nya. "daddy, sebenernya kita mau pergi kemana
si?" tanya Biru tanpa menatap sang ayah.

"Sabar Biru, sebentar lagi kita akan sampai
dan kau akan mengetahuinya." balas Kavindra
mengelus pipi sang anak.

Biru mendengus samar, menyenderkan
kepalanya di pundak sang kakak keempat. selang
beberapa menit, tibalah mereka di tempat pemakaman.
semuanya mulai turun dari mobil satu-persatu.

"Daddy, kita ngapain ke pemakaman?" tanya Biru.

"Hanya untuk menyapa" balas Kavindra
seadanya, lalu dia mulai mengajak anak-anaknya
masuk lebih dalam lagi agar bisa sampai di depan makam
Shania Zoe Kendrick atau Shania Zoe Johnson.

"Kalian semua tunggu di sini." perintah Killian
datar, menatap seluruh bodyguard, Alex dan juga
Alan. mereka mengangguk, baru setelah nya Killian
berjalan, menyusul sang ayah dan keempat adiknya.

"Selamat pagi Shania, maaf aku baru bisa
mengunjungi mu sekarang dan aku juga baru
bisa mengajak anak-anak kita datang kemari" ucap
Kavindra berjongkok dengan satu kaki di dekat makam
mendiang sang istri tercinta.

"Mommy" lirih Kavy dan Aksa kompak,
membuat Biru menatap kedua kakaknya secara
bergantian. dapat dilihat kedua kakaknya itu sedang
menunjukkan raut kesedihan. melihat itu entah kenapa
malah membuat Biru juga ikutan sedih. dia merasakan ada
perasaan aneh yang membuatnya juga ikutan sedih.

Killian menarik lembut tangan Biru,
agar posisi bocah itu bisa lebih dekat dari
makam Shania. "eh??" Biru kaget, mendapatkan
tarikan tiba-tiba dari si sulung.

"Mommy, dia Biru. adik kecilnya An. Biru,
ayo ucapkan sesuatu pada mommy" ujar Killian
membuat Kavindra menatap si kecil.

"Abang, tapi Biru gak bisa. Biru bingung mau
ngomong apa. dan kayanya Biru juga gak pantes
panggil mommy nya bang An sebagai mommy nya
Biru" ucap Biru berubah gugup dan canggung.

"Kenapa kau berkata seperti itu, Biru?
mommy kami, mommy mu juga. dan kau sangat
pantas memanggilnya dengan sebutan itu. bukankah
sekarang kau sudah menjadi bagian dari Kendrick?" ucap
Aaraz, mengusap rambut Biru.

Biru mengangguk kecil. ia nampak
berpikir sebelum berjongkok di samping
sang ayah. "halo mommy, kenalin ini Biru. anak
angkatnya daddy.."

"Tidak, kau bukan anak angkat Biru. kau
adalah putra kandung nya daddy" batin Killian,
dan Aaraz juga berpikiran seperti itu saat mendengar
ucapan Biru.

"Mommy, eumm meskipun Biru belum
pernah ketemu sama mommy sebelumnya,
tapi Biru udah bisa ngerasain kalau mommy
itu adalah orang yang baik sama lembut. buktinya
anak-anak mommy sayang banget sama mommy dan
daddy juga masih cinta sama mommy sampai di detik ini."

"Mommy, maaf ya kalau Biru selalu
nyusahin suami sama anak-anak nya mommy
hehe. tapi Biru gak ada niatan kaya gitu ko. jadi
mommy jangan marah ya di atas sana."

"Oiya mom? mommy jangan khawatir ya,
karena mulai sekarang Biru janji bakal jagain
daddy sama abang. Biru juga bakal bikin mereka
bahagia. tapi mommy juga jangan lupa selalu pantau
kita dari atas sana, oke?!"

Biru Rasendriya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang