Sebelum mulai baca, aku saranin kalian
buruan dengerin musik sad deh biar part ini
ngena di hati kalian 😔🖤___________________________
Beberapa menit yang lalu..
"ikutlah denganku. kalau kau mau
ikut dengan ku, beban pikiran mu pasti bisa terangkat
meski hanya sedikit. tapi setidaknya itu bisa menghibur
mu" ucap Alan."Ikut sama bang Alan? emangnya abang
mau bawa Biru kemana?" tanya Biru penasaran.Alan tidak menjawab. ia menarik lembut
tangan bocah itu, mengajaknya ke halaman
untuk bermain gelembung sabun. di sana Alan
meniup gelembung sabun di depan Biru membuat
bocah itu tersenyum lebar. memang terlihat sederhana,
tapi itu mampu membuat suasana hati si kecil membaik. ia
bahkan tak berhenti tersenyum melihat gelembung itu."Woaahh gelembung sabun! Biru suka
banget bang sama ini!" ucap Biru, menusuk-nusuk
gelembung sabun itu dengan jari telunjuk agar gelembung
tersebut pecah. saat gelembung itu pecah, entah kenapa Biru
menjadi senang."Benarkah? kalau begitu apakah kau
sering memainkannya?" tanya Alan yang
diangguki Biru. Biru mengangguk antusias dan
menjawab bahwa dirinya sering melakukan ini dulu,
waktu ayah Hendra masih hidup."Sering banget bang! dulu Biru sering main
ini sama ayah! tapi semenjak ayah meninggal, Biru
udah jarang main ini lagi" balas Biru membuat Alan terdiam
karena dia tidak sengaja malah membuka luka lama Biru."Maaf" sesal Alan, mengundang kerutan
heran dari si bungsu Kendrick. "maaf kenapa, bang?"
tanyanya."Maaf telah membuka luka lama mu.
aku tidak tau kalau kau akan mengatakan
itu" jawab Alan membuat Biru tersenyum seraya
menggeleng."Abang gak perlu minta maaf, abang gak
salah. lagian Biru juga udah berdamai sama
keadaan dan Biru udah janji sama diri Biru sendiri
kalau Biru gak akan nangis tentang masa lalu Biru" ucap
Biru berusaha menunjukkan senyum terbaiknya meskipun
hatinya terasa berat mengatakan itu.Alan tersenyum, mengusap rambut
bocah yang sudah dia anggap seperti adik
nya sendiri. "kau benar, kita memang harus
berdamai dengan masa lalu. dengan begitu kita
bisa menjalani kehidupan ini dengan damai"Alan dan Biru terus bermain gelembung
sabun tersebut sampai habis. "gelembung sabun
nya sudah habis ternyata" ucap Alan mengetahui
kalau gelembung sabun itu sudah habis dengan cepat."Yahh cepet banget. padahal Biru kan
masih mau main" ucap Biru terdengar sedih
karena dia baru bermain sebentar."Jangan bersedih, kita bisa memainkan
ini di lain waktu" ujar Alan mencoba menghibur
Biru. Biru menghela napas berat sebelum mengangguk
pasrah.Tak berselang lama Aksa datang
menghampiri keduanya. "kak, kak Alan
dipanggil tuh sama kak An. katanya ada yang
mau diomongin" ucap Aksa menyampaikan pesan si sulung."Dimana?"
"Di ruangan kak An" Alan mengangguk
paham, dan melangkah pergi setelah mengatakan
sesuatu pada Biru serta Aksa."Kalau begitu aku akan ke sana. Aksa, kau
bermain lah bersama dengan Biru. hibur dia
supaya Biru tidak sedih lagi" setelah mengatakan
itu Alan pergi ke dalam, sedangkan Aksa langsung
menatap Biru."Kamu sedih kenapa, Biru?" tanya Aksa penasaran.
"Enggak, Biru gak sedih bang. bang Alan
boong. gue mah anti sama yang kaya begituan"
balas Biru cepat."Masa si?"
"Iye! udah ayok kita main aja!"
"Yaudah, kamu mau main apa?" tanya Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Rasendriya ✓
Novela JuvenilHidup ini adalah misteri, dan tak jarang kita menemukan kejutan di dalam nya. contohnya seperti kehidupan seorang bocah pendek bernama Biru Rasendriya. siapa yang akan menyangka, jika bocah nakal seperti dia ternyata bisa menjadi bagian dari salah s...