✿✯ 06. Mansion ✿✯

16.2K 1K 29
                                    

"Daddy hari ini Biru udah bisa pulang kan?"
tanya Biru sibuk mengukur telapak tangan kecil nya
dengan telapak tangan besar milik Kavindra.

Kavindra berdeham singkat, menatap
tingkah sang anak yang sangat manis dan
menggemaskan. ia membiarkan si bungsu terus
mengukur telapak tangannya. bisa dilihat kalau perbedaan
itu sangat mencolok membuat Biru mempoutkan bibir nya.

"Tangan daddy ko besar banget si?
sedangkan Biru kecil? daddy, Biru juga
mau punya tangan kaya daddy" ucap Biru
mendongak, menatap wajah tampan sang ayah.
meski umur nya sudah terbilang tidak muda lagi,
namun wajah Kavindra masih tetap saja tampan persis
seperti waktu dia masih duduk di bangku SMA.

Ketampanannya tidak pernah
memudar. yang ada, Kavindra malah
semakin tampan di umurnya yang sudah
berkepala empat. bukan hanya ketampanan
nya saja yang tidak memudar, melainkan kekuatan
tubuhnya juga tidak pernah memudar. bahkan ayah
dari lima anak itu masih mampu mengangkat beban berat
diumur nya yang segini.

Kavindra menggerakkan tangan besarnya
untuk menggenggam tangan Biru. "wajah mu terlalu
menggemaskan untuk memiliki tangan sebesar daddy,
Biru. dan itu sangat tidak cocok untuk wajah manis mu"

"Ih daddy gombal nih! jadi malu" Biru
memukul pelan dada bidang sang ayah sambil
menyembunyikan kedua pipi berisi nya yang terasa
panas begitu mendengar ucapan Kavindra. bocah itu
merasa kalau kedua pipinya ini sudah berwarna merah
seperti kepiting rebus!

Kavindra tersenyum geli mendengar
ucapan si kecil. tak lama kemudian, Alex
datang untuk mengambil barang-barang milik
tuan muda kecil nya.

"Ayo kita pergi" ajak Kavindra, menggandeng
tangan Biru yang sangat kecil digenggamnya. saat
menggenggam tangan Biru, Kavindra merasa seperti
sedang menggenggam tangan seorang bayi.

"Kita mau pergi kemana daddy?"

"Mansion"

.

.

.

Aksa keluar dari kamar, menatap para
maid dan beberapa pekerja asing tengah sibuk
mendekorasi sekaligus membersihkan ruangan yang
ada tepat berada di samping kamarnya.

Ruangan yang tidak pernah
dipakai selama belasan tahun
lamanya. selain itu, ruangan tersebut
juga jarang dimasuki oleh para penghuni
mansion termasuk keluarga Kendrick sendiri.
ruangan yang selama belasan tahun telah di kunci,
namun kini telah dibuka kembali, entah apa yang menjadi
alasannya.

Kedua mata cokelat terang milik
Aksa sibuk menelisik ke setiap penjuru
ruangan itu dengan wajah datar. ia melepas
headphone nya. "siapa yang suruh kalian buat buka
ruangan ini?" suara dingin milik Aksa terdengar.

Semua orang menoleh, membungkuk
hormat. "tuan besar Kavindra, tuan muda"
jawab sang kepala maid di sana.

"Buat apa?"

"Saya tidak tau tuan muda. saya hanya
diperintahkan untuk mendekor ruangan ini
saja"

Mendengar itu, Aksa segera memasuki
lift. ia berjalan menelusuri mansion untuk
mencari keberadaan Aaraz. dan ternyata sang
kakak sedang berada di taman belakang mansion,
memberikan makanan pada kelinci-kelinci lucu di sana.

"Kak Aaraz" panggil Aksa.

Aaraz berdiri tegap, tersenyum
hangat menatap si bungsu. "Iya, Aksa?
kenapa kau mencari kakak? apakah kau
membutuhkan sesuatu?" sahut Aaraz lembut.

Aksa menggeleng kecil. "Aksa ke
sini karena Aksa mau nanya ke kak Aaraz
tentang daddy. kak, kenapa daddy suruh mereka
buat dekorasi ruangan itu? emangnya daddy udah
mau pulang?" tanya Aksa.

Biru Rasendriya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang