✿✯ 14. Senin ( ? ) ✿✯

11.3K 809 18
                                    

"Pelan-pelan kak" ringisan kecil Aksa
terdengar begitu Aaraz sedang mengobati
luka nya. sebelum berangkat ke sekolah, Aaraz
mengajak adik keduanya itu untuk mengganti perban.

"Iya Aksa, kakak juga sudah
melakukannya dengan pelan-pelan"
balas Aaraz sesekali meniup luka Aksa. Aaraz
membalut luka itu dengan perban dan selesai. perban
itu sudah diganti dengan yang baru.

Aksa tersenyum. "makasih kak!" Aaraz
mengangguk, mengelus lembut surai rambut
remaja itu. "sama-sama, Aksa"

"DADDY, SERAGAM BIRU DIMANA?
KO GAK ADA?!" teriakan dari si bungsu
terdengar sampai lantai bawah, membuat
Aksa dan Aaraz mendongak ke lantai dua, dimana
keduanya bisa melihat Biru sedang berlarian ke arah
kamar Kavindra dengan handuk yang melilit di tubuhnya.

Ternyata, teriakan Biru tadi tidak
hanya mengalihkan atensi Aaraz dan
Aksa juga. tapi Kavy yang baru saja keluar
dari lift. "Biru, daddy gak ada di dalam kamar"
ucap Aksa memberi tau dari bawah.

Mendengar ucapan itu Biru pun
berjalan ke pembatas lantai dua. "terus
daddy dimana bang?" tanya Biru menatap
Aksa.

"Itu daddy!" ucap Kavy memberi tau,
menunjuk Kavindra yang datang dari arah
pintu halaman belakang mansion.

Merasa terpanggil, pria setengah paruh
itu mulai mendongak ke lantai dua, dimana
si bungsu sedang menatapnya. "daddy, seragam
sekolah Biru dimana?!" tanya Biru.

"Untuk apa kau bertanya? kau
tidak akan bersekolah hari ini, Biru.
kau akan bersekolah saat hari Senin tiba"
jawab Kavindra.

"Loh, ko lama banget? Biru kan mau
nya sekolah hari ini" Biru mempoutkan
bibirnya kesal begitu tau kalau dia tidak akan
sekolah hari ini, melainkan hari Senin. padahal
tadi dia sudah sangat bersemangat bangun pagi.

"Biru, semuanya butuh proses.
lagipula daddy belum menyiapkan
semua peralatan sekolah mu. kau tidak
perlu khawatir, daddy tidak akan mengingkari
janji daddy yang semalam" ujar Kavindra.

Meskipun ada perasaan kecewa
karena dia tidak jadi sekolah hari ini,
tapi Biru mencoba mengerti. ia hanya bisa
tersenyum pasrah sembari mengangguk. "yaudah
deh daddy" setelahnya bocah itu berjalan memasuki
kamarnya lagi.

Kavindra menghela nafas berat.
sebenarnya dia bisa saja membuat Biru
bersekolah hari ini. namun dia tidak mau
melakukan itu karena untuk saat ini Kavindra
belum memikirkan penjagaan yang tepat untuk
bocah itu. Kavindra ingin mempersiapkan penjagaan
yang terbaik untuk keselamatan putra bungsunya.

Kalau kalian bertanya kenapa
Kavindra harus repot-repot memikirkan
penjagaan Biru, sedangkan putra nya yang
lain tidak? itu karena Biru berbeda dari putra
kandung nya yang lain. kalau keempat putra nya
itu sudah pernah mendapatkan didikan yang cukup
keras dari Kavindra. mereka sudah di latih bertahan,
menembak dan berkelahi. sedangkan Biru tidak.

Kavindra sengaja mengajarkan
keempat anaknya untuk melakukan
itu semua karena dia ingin mereka bisa
melindungi dirinya sendiri-sendiri. selain
itu, alasan utama nya adalah untuk balas dendam.
Kavindra ingin anak-anaknya itu bisa membalaskan
dendam atas kematian dua orang kesayangan Kendrick.

Selang beberapa menit Biru
keluar dari kamar menuju meja makan,
dimana seluruh keluarganya sudah berkumpul
di sana minus si sulung. ia mendudukkan tubuhnya
di kursi yang biasa ia tempati, menatap menu makanan
itu dengan malas.

"Daddy, Biru gak mau makan sayuran.
Biru maunya sereal" ucap Biru menopang
dagu nya di atas meja.

"Khusus hari ini kau harus memakan
semua sayuran ini. selain bagus untuk kesehatan,
daddy juga ingin membuat mu terbiasa dengan semua
sayuran itu" balas Kavindra.

Biru Rasendriya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang