44. Gagal Mendarat

127 16 14
                                    

Selagi ada Allah di tahta tertinggi, tak perlu merasa cemas berlebih terhadap sesuatu yang belum mungkin terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selagi ada Allah di tahta tertinggi, tak perlu merasa cemas berlebih terhadap sesuatu yang belum mungkin terjadi.

____________________

Mas Af : Sayang, maaf. Mas nggak tepatin janji. Mas tunda kepulangan. Ada urusan mendadak. Tunggu dulu sampai urusan Mas selesai ya Sayang?

You : Mas ... kenapa nggak vcall aku lagi?

You : Mas, aku tanya Rere sama Mama juga nggak ada kabar dari kamu.

Last seen two days ago

You : Maaaaaaasss Aaaaafff jawaaaab!!!!

You : Mas Af kemanaaaaaa ☹ ☹

You : Kalau ada yang salah sama Sal, Sal minta maaf

You : Mas udah selesai belum urusannya? Hari ini pulang kah?

You : Yaaah, nggak dibales lagi Mas Af? Sal tungguin terus Mas Af disiniii. Cepet pulang, Sal kangeeeeen.

Dan masih banyak lagi pesan, panggilan, video call yang Salma lakukan namun sama-sama tak terbalas. Perasaan Salma benar-benar tak sedap. Terlebih ketika ingat terakhir pria itu menghubunginya adalah saat Afnan memutus panggilan sepihak. Bilang akan menghubungi lagi, nyatanya tak ada panggilan selama Salma menanti.

"Mas ... kalau kamu marah sama aku, aku minta maaf, tapi caranya bukan gini, aku jadi berpikiran yang bukan-bukan," ujar Salma setengah sesak. Tangannya menurun pasrah seiring dengan panggilan yang lagi-lagi tak terjawab.

Lift terbuka. Salma menjejakkan langkahnya di gedung GrowBag lantai 14. Sejauh itu dia mencari informasi suaminya. Sejujurnya ia sangsi jika alasan suaminya hilang kabar adalah karena marah. Jikapun Afnan marah, takkan selama itu. Afnan bukan tipe orang yang menunda menyelesaikan masalah.

Apa kali ini kesalahan aku besar banget hanya karena temuin Tante Sara dan Farah?

"Ibu? Bu Salma disini? Sama siapa?" tanya Ishel setengah berlari mendekati Salma.

Istri Bosnya itu nampak linglung. Pandangannya mencari-cari sosok yang tak ia temukan di antara banyaknya staff. Begitu Salma sampai di dekat meja Ishel yang berhadapan dengan ruangan Afnan, matanya mengabut.

"Bu?"

"Salma— disini?" Dewa melempar pandang pada Ishel dan hanya dibalas gelengan.

"Dia ... dia kenapa Shel?" bisik Sean.

Salma menoleh pada tiga orang itu sambil menarik nafas dalam dan menyusut air mata.

"Mas Dewa, Mas Sean ...."

Kalam Cinta Dua SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang