Punya kuasa apa aku sampai bisa memaksamu menjadi milikku, tapi aku punya Tuhan yang bisa aku ambil perhatiannya agar Dia mau menjawab doaku yang isinya adalah memintamu untuk melengkapi hidupku.
_______________
"Welcome to my world!"
Tangan Salma merentang dengan senyum lebar ketika dirinya, Bu Kalina, Afnan, dan Rere sampai di pintu utama Panti Asuhan Usman Affandi Foundation.
Jika tak ada tulisannya, bangunan yang tampak dari luar seperti rumah dihiasi banyak tanaman itu pasti dikira hanya rumah biasa. Siapa sangka bangunan itu jauh lebih luas ke belakang.
Salma menggiring tamu spesialnya untuk masuk ke dalam panti, menjelajah seluruh ruangan sembari ia terangkan setiap detail-nya.
Beberapa kali Bu Kalina terkesima, panti asuhan Usman Affandi Foundation benar-benar di luar ekspektasinya. Desain, tata ruang, dan seluruh komponen yang ada di dalam bangunan itu sangat menyenangkan untuk dihuni. Belum lagi tata kelola yang terorganisir dengan baik.
"Jangan kaget kalau nanti ketemu ruangan yang ada salib, karena disini sistemnya inklusif, jadi siapapun punya kesempatan untuk jadi bagian dari Usman Affandi Foundation," jelas Salma antusias persis seperti youtuber sedang house tour. "Disini, ada panggilan khusus buat anak-anak ...."
"Panggilan khusus?"
Mereka berhenti tepat di area outdoor tengah bangunan, area berumput hijau dan di sisi kiri ada rumah kaca bertuliskan our little green farm yang isinya tanaman indah warna-warni.
"Jannati," kata Salma. Bibirnya tertarik, melengkung membentuk pesona dan terlihat sangat indah.
"Jannati," Afnan menggumam, beberapa saat tersihir Salma sebelum akhirnya ia memejamkan mata dan berkata, "surga?"
Kepala Salma terangguk beberapa kali. "Betul ... karena anak-anak yang Allah datangkan kesini adalah hadiah. Mereka adalah anak-anak surga yang belum punya dosa, tapi harus menjalani kehidupan yang nggak ingin mereka lalui."
"Kalau nggak salah ada sekitar 150 anak untuk tahun ini, biasanya setiap bulan ada yang datang entah dari dinas atau orangtuanya sendiri, bahkan pernah ada yang datang kesini sendirian." Kali ini Salma menggeleng miris. "They have unpredictable stories we can't imagine, untuk orang seperti kita yang banyak ngeluhnya, ngerasa malu aja sama mereka."
Cerita Salma terasa sampai hati Bu Kalina dan Afnan. Pandangan mereka tertuju pada Renata yang sejak tadi digandeng Salma. Mereka tahu sekali rasanya runtuh seolah dunia terhenti, meski begitu Rere tetaplah menjadi sebagian yang beruntung karena memiliki Ibu dan kakak laki-laki sebagai cerita bahagianya.
"Tapi dari tadi kok nggak liat anak-anak, Sal? Mereka kemana?" Bu Kalina mengedarkan matanya.
"Ada kok, sebagian lagi sekolah, yang belum masuk sekolah lagi aktivitas sama mentor, termasuk yang bayi," Salma melirik jam tanganya, "jam segini mereka lagi motorik time."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalam Cinta Dua Surga
EspiritualYang namanya terlalu dalam jatuh cinta, harus siap menanggung resiko besar. Ditinggal pergi tanpa permisi, misalnya. Ibrahim Afnan pernah begitu dalam jatuh cinta pada seseorang, cinta pertamanya. Namun cinta pertama yang tumbuh, harus musnah oleh l...