Yang namanya terlalu dalam jatuh cinta, harus siap menanggung resiko besar. Ditinggal pergi tanpa permisi, misalnya.
Ibrahim Afnan pernah begitu dalam jatuh cinta pada seseorang, cinta pertamanya. Namun cinta pertama yang tumbuh, harus musnah oleh l...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Afnan mengangsurkan tangan pada Mamanya, namun Bu Kalina malah memberikan selang.
"Salam ... bukan minta selang," uajr Afnan mengembalikan lagi selang itu pada Mamanya.
"Kirain mau gantiin Mama nyiram," Bu Kalina terkekeh, "sebentar lagi kok, lanjutin aja nih, kapan lagi kan nyuruh tamu kehormatan yang jarang main ke rumah?" sindir Bu Kalina.
Mau tak mau, Afnan harus mau menggantikan Mamanya menyiram bunga-bunga. Afnan mengikuti arah tunjuk Bu Kalina menuju kumpulan bunga mawar berwarna-warni.
"Salma suka yang putih itu, nanti Mama bawain ya?" kata Bu Kalina.
Bibir Bu Kalina terkulum, mencibir Afnan, "anak Mama udah lancar gombalin istri? Udah bisa apa aja kamu?"
"Udah bisa semua, bucin udah bisa, kangen berat udah bisa, apalagi gombalin Salma," Afnan mematikan keran dan menggulung selang, "tingal merem!" sahutnya.
"Hm ... pantesan tadi siang sampai nggak mau balik lagi kantor," ledek Bu Kalina seraya menggiring anaknya masuk.
"Kok sepi? Salma dimana Ma?"
"Di kamar Rere."
"Lagi ngapain mereka?" tanya Afnan usai menghabiskan segelas air.
"Tadi sih habis sholat Ashar, nggak tau deh sekarang, Mama mau masak nasi dulu buat makan malem."
Afnan hanya membalas dengan acungan jempol. Ia memasuki kamar adiknya. Benar, disana dua perempuan kesayangannya sedang asyik tertawa-tawa.
"Eh ... Mas, udah pulang?" Salma mencium tangan Afnan.
Sekilas Afnan menghentikan gerakannya hendak menciumi seluruh wajah Salma.
"Kenapa Mas?"
Sebagai gantinya, Afnan mencium ubun-ubun Salma. "Takut riasannya jadi rusak," kata Afnan membuat Salma tertawa.
"Mas, adik kamu berbakat nih jadi MUA."
"Ini Rere yang buat nih?"
Rere mengangguk cuek sebelum memulas kembali highlighter di hidung Salma.
"Belajar dari mana Re?"
"Youtube," jawab Rere masih fokus pada wajah Salma.
Afnan mengacak rambut Rere membuat adiknya itu menggeram.
"Bagus kan Mas? Dari semua hal yang Rere coba buat dijadiin hobi, Sal ngeliat yang ini Rere paling enjoy," kata Salma.
Afnan mengangguk-angguk setuju. "Nanti Mas coba cari akademinya, biar Rere bisa belajar ke yang lebih expert."
"Kalau ditelatenin pasti lebih berkembang, sekelas otodidak dari Youtube menurut Sal, ini terlalu rapih hasilnya, Sal cantik kan Mas?" Mata Salma mengedip-ngedip, memamerkan make up Korean Look hasil kerja Rere.