From : ibrahimafnan.mail.com
To : almaydshafiza.mail.com
Assalamualaikum, Alma ...
Alles zum geburstag! May Allah bless and love you, and all your dreams come true well.
Setiap hari ulang tahun adalah hari berkurangnya umur, hari berkurangnya kesempatan di dunia, hari semakin dekat dengan kematian. Kalau kamu ingat, ini adalah ucapan kamu waktu Kakak ulang tahun. Terakhir kalinya Kakak rasakan ulang tahun di Hamburg dan beruntungnya, i've through it with you. Tapi, apa itu juga terakhir kali Kakak lewati ulang tahun bersama kamu?
I still remember that day and i still remember your words. Itu kah salam perpisahan kamu, Alma?
~~~~~~~~~~
Pandangan gadis itu mengedar dengan binar. Bola matanya merefleksikan lampu-lampu yang berkilau. Sebentar memejam, menghirup udara malam Landungsbrücken yang akan berganti musim. Meski hilir mudik orang harusnya menganggu, tapi di inderawinya hanya riakan air Sungai Elbe yang terdengar. Seorang pria memperhatikannya dari belakang, tersenyum kecil.
"It's beautiful, right?" tanya Afnan seraya berjalan mendekat.
Alma mengangguk sekali. "Beautiful, i never seen like this before."
"Itu alasan Kakak ajak kamu kemari, karena selama ini yang kamu tahu itu cuma perpustakaan," canda Afnan. Alma mendesis. Pria beriris mata biru gelap itu memperhatikan Alma dari samping dengan senyum kecil. Then you're beautiful too, Alma.
Desiran angin pelan-pelan menggoyangkan pucuk khimar pink Alma. Sorot lampu dari sisi kanan Alma membuat wajah khas gadis Indonesia itu semakin indah nan teduh. Dalam diamnya, Alma nampak menikmati pemandangan malam Sungai Elbe dan itu membuat Afnan melega.
"Alma, Kakak tahu kamu berusaha keras untuk dapatkan beasiswa di sini, dan Kakak tahu kamu nggak mau kecewakan orang-orang yang dukung kamu sampai detik ini, but you should see your self."
"Menurut Alma hal seperti ini barang mewah, harusnya Kak Ibram nggak perlu repot-repot bujuk Alma kemari, kan Alma udah bilang berkali-kali," ujar Alma datar.
Afnan menghela nafasnya. Beberapa hari terakhir ia merasakan sesuatu berbeda dari Alma. Gadis itu seperti tak ingin banyak ucap dengannya. "Alma, Kakak merasa akhir-akhir ini kamu menghindar dari Kakak. Something wrong with me?"
"Cuma perasaan Kak Ibram aja," jawab Alma cuek. Pandangannya tetap lurus. "Alma cuma kasih Kak Ibram space untuk fokus dengan final report Kakak." Gadis itu nampak memaksakan senyumnya.
"Alma, sekarang Kakak udah selesaikan semua urusan di universitas, dan itu artinya Kakak akan pulang. Jujur, Kakak khawatir dengan kamu. Kalau Kakak pulang nanti, apa ada yang paham dengan kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalam Cinta Dua Surga
EspiritualYang namanya terlalu dalam jatuh cinta, harus siap menanggung resiko besar. Ditinggal pergi tanpa permisi, misalnya. Ibrahim Afnan pernah begitu dalam jatuh cinta pada seseorang, cinta pertamanya. Namun cinta pertama yang tumbuh, harus musnah oleh l...