Ajarkan aku apa-apa yang kamu suka dan tak suka, agar aku bisa mengenalmu secara utuh.
____________________
Semakin hari Afnan semakin dibuat kagum dengan istrinya. Perilaku manis dan manja Salma, baktinya, sifat pengertian, dan segala sisi Salma yang menjadikan Afnan merasa sebagai suami paling bahagia.
Mata Afnan tak lepas melihat setiap pergerakkan Salma menyiapkan segala keperluannya untuk sholat, mulai dari memilihkan pakaian terbaik, menggelarkan sajadah, menyemprotkan wewangian. Menurut Afnan, bagian itu adalah bagian terbaik.
"Sal, Mas mau tanya," ucap Afnan.
Salma menoleh usai menutup botol wewangian. "Gimana, Mas?"
"Kenapa kamu selalu repot-repot siapin ini, kamu kan bisa langsung baca Al-Matsurat tanpa perlu mikirin Mas dulu?"
Senyum Salma terukir sangat indah dan ikhlas. "Mas tau nggak kalau Salma bahagia lakuin semua ini? Perempuan yang lagi berhadas besar itu otomatis terhenti melakukan ibadah-ibadah wajib dan sebagian sunnah, dia jadi nggak bisa sholat, nggak bisa puasa. Sebagai gantinya, Sal lakuin semua ini, anggap aja setiap gerakan Sal seakan lagi takbiratul ihram, rukuk, sujud, tapi kalaupun Sal udah suci, Sal akan lakuin ini terus, karena Sal mau Mas ridho sama Sal, dan Allah juga ikut ridho."
Debaran halus menghiasi dada Afnan, melantunkan puji syukur pada Allah menciptakan sifat perempuan macam Salma yang begitu indah.
"Makasih, Sayang ... hidup Mas betul-betul sempurna sejak ada kamu," ujar Afnan.
"Sama-sama, Mas ... jangan lupa masukin Sal di doa ya? Sal duduk disana," Salma menunjuk single sofa di pojok kamar, "baca Al-Matsurat sambil tungguin Mas."
"As always, Sayang," jawab Afnan.
Salma beranjak menduduki tempat favoritnya untuk baca buku dan menambah hafalan. Dia bisa melihat Afnan dari belakang. Pria itu khusyuk menunaikan sholat shubuh. Seperti biasa dia akan diam-diam memperhatikan Afnan yang begitu damai dan tenang bertemu Pemilik Semesta. Untuk pagi ini, hatinya merasa terkoyak dua kali lipat. Salma tidak bisa fokus membaca dzikir pagi, beberapa kali mengulang namun bibirnya bergetar menahan tangis.
Dia tidak bisa ... tidak bisa! Salma menutup wajahnya dengan buku kecil itu, menangis disana sampai lembarannya basah. Salma ingin sekali larut dalam mesranya doa pada Khalik dengan Afnan sebagai pemimpinnya. Dia tidak bisa membiarkan Afnan selalu sendirian, dia ingin ada disana juga.
Begitu Afnan selesai, Salma segera menghapus air matanya. Menormalkan kembali deru nafas yang terlanjur sesak, meski ia tahu hidungnya memerah, tapi buku dzikir setidaknya mampu menyembunyikan bagian hidung Salma.
"Sayang?" Afnan memanggil dan hanya dibalas dehaman.
Pria itu merasa ada yang Salma tutupi, dia bergerak menuju istrinya kemudian menurunkan buku dzikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalam Cinta Dua Surga
روحانياتYang namanya terlalu dalam jatuh cinta, harus siap menanggung resiko besar. Ditinggal pergi tanpa permisi, misalnya. Ibrahim Afnan pernah begitu dalam jatuh cinta pada seseorang, cinta pertamanya. Namun cinta pertama yang tumbuh, harus musnah oleh l...