15. Kebersamaan

31 5 3
                                    


Saat itu, Kouko mengambil kantong roti tersebut dan tampak mengambil sesuatu dari dalam. Niko dan Jovian tentu was-was dan bingung untuk bertindak, apalagi mereka tidak mau menyakiti perasaan Kouko yang sudah memilih buah tangan untuk Olivia. Namun, tiba-tiba saja..

"HUAA! KAU ALERGI NANAS 'KAN?!" Sorak Jovian sambil menunjuk Olivia.

Ugh! Niko menutup wajahnya dengan kedua tangan. Bad ending!

"Apa yang kau bilang!" Tegas Olivia yang langsung menepis tangan Jovian. "Huh.. yah, aku memang alergi nanas, rupanya kenapa? Masalah?!"

"Tidak," Balas Jovian.

"Tunggu.. jangan bilang?" Olivia mengernyitkan dahinya lalu merebut buku ramalan Jovian dan membukanya, dia langsung membaca ramalan pada hari ini. "Oh My God!"

Kouko yang menyadari itu langsung memeluk kantong roti tersebut. Niko sadar, mungkin gadis pirang itu kaget dan bingung, apalagi nanas menjadi alergi Olivia yang sedang sakit. Tapi, Olivia malah balik melirik Kouko yang tengah mengamankan roti nanas itu.

"Koukopedia? Ada apa?"

Kouko menggelengkan kepalanya. "Oliv, aku tidak tau kau punya alergi nanas."

"Huh?"

"Maaf,"

"Tu-Tunggu! Ada apa?" Olivia mendekat lalu meraih pundaknya. "Koukopedia! Kau kenapa?"

"Oliv maaf!" Kouko sedikit mendorong Olivia.

Niko yang gelisah langsung bertindak. "Yah.. begini ceritanya.." Dia menggaruk belakang kepalanya. "Jadi, kami salah beli buah tangan."

"Salah beli?" Tanya Olivia dengan bimbang. "Memangnya apa yang kalian beli? Bom?"

"Menarik," Sela Jovian.

Niko menggelengkan kepalanya. "Yah.. roti nanas."

Kouko langsung melirik Niko dengan ekspresi lesu, dari raut wajahnya dia seperti menyesali keputusannya telah memilih roti nanas. Saat menoleh ke arah Olivia, gadis berambut abu-abu keungu-unguan sebahu yang mengembang itu malah tersenyum lebar.

Olivia mengambil kantong roti tersebut dari pelukan kouko dan mengeluarkan setoples roti nanas itu dari dalam. Dia pun membukanya, yang membuat ketiganya mulai cemas.

"Ayo, makan." Tawar Olivia. "Hihi.. terima kasih buah tangannya, Koukopedia."

Kouko terbengong mendengarnya. "Oliv?"

"Hum? Ada apa?"

"Maaf,"

"Sudah, enggak apa-apa," Olivia memeluknya dengan penuh kehangatan. "Terima kasih, sudah menjengukku."

Kouko tersenyum lalu balas memeluknya dengan lembut. "Sama-sama, Oliv."

Beberapa waktu kemudian, roti nanas tersebut sudah habis dilahap ketiganya, walau pun Kouko yang lebih dominan menghabiskannya. Karena kekenyangan, Kouko tak bisa bergerak sampai-sampai dia harus bersandar di bahu Niko.

Olivia yang baru kembali dari dapur langsung tersenyum melihat kedekatan Niko dan Kouko, dia pun diam-diam memotret keduanya dengan penuh rasa bahagia. Setelahnya, dia kembali bergabung dan memulai canda tawa bersama.

***

Keesokan paginya di koridor sekolah, Olivia menyapa Niko dan Jovian yang kebetulan tengah berjalan bersama.

"Pagi!" Sapanya pada Niko dan Jovian.

Jovian balas menyapanya. "Pagi, sudah sehat?"

"Jadi kau mau aku terus sakit?"

Mirai: REMAKE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang