17. Dua Kejadian Dalam Sehari

27 6 0
                                    


Bel berbunyi, tanda jam pelajaran telah dimulai. Saat ini, ketiganya yaitu Niko, Jovian dan Olivia sedang berada di gedung olahraga, mereka bersembunyi dari pengawas yang akan berkeliling pada pukul 7:40 nanti.

Saat pengawas mulai masuk ke dalam gedung, ketiganya sebisa mungkin tidak menimbulkan suara apa pun, karena sedikit saja suara akan bergema di sana. Setelah selesai memeriksa, pengawas pun keluar dan menutup pintu gedung yang sedikit terbuka.

"Huh.. sial, aku deg-degan!" Seru Jovian sambil mengelus-elus dadanya dengan lega.

"Sama," Sambung Olivia lalu menoleh ke arah Niko. "Niko? Bagaimana?"

Niko menoleh ke arahnya. "Kayanya udah aman." Dia berdiri dari tempat persembunyian mereka, yaitu tumpukan kursi di lantai 2. "Ok, sekarang kita tunggu OSIS datang."

"Kapan?" Tanya Olivia heran.

"Entahlah," Niko mengangkat kedua bahunya, lalu mengecilkan pandangannya ke arah Olivia dan bertanya. "Eh.. tunggu, kenapa kau tidak tanya Nindy?"

Olivia mendelik sambil melipat bibirnya ke dalam. "Oh iya! Aku lupa!"

"Huh.. dasar!" Cela Jovian.

"Diam!" Bentak Olivia sambil mengarahkan tinjunya ke wajah laki-laki berambut oranye gelap itu. "Ngomong lagi, gigimu rontok!"

"Kejamnya, hehe.." Balas Jovian dengan cengengesan.

Pukul 7:50, ketiganya mulai turun ke arena voli sambil melihat sekitar. Karena bosan, Jovian dan Niko bermain lempar tangkap bola voli, sedangkan Olivia terus mengintip keluar pintu dengan rasa cemas.

"Oliv! Apa yang kau lakukan!" Tegur Jovian.

"Diamlah!"

Jovian berdecih kesal. "Cih! Takut juga ada batasnya!"

"Apa kau bilang!" Bentak Olivia.

"Wow! Wow! Tenang!" Niko melerai keduanya yang mulai tersulut emosi. "Bisa kalian tenang? Suara kalian menggema!"

"Suaramu juga!" Sela Olivia.

Niko menghela nafas. "Maaf Oliv, aku tau kau gak suka cara ini. Tapi cuma ini satu-satunya cara,"

"Bisa jadi 'kan? Kalau rapatnya pas jam istirahat?"

"Tapi enggak menjamin 'kan?" Sosor Jovian.

Saat Jovian dan Olivia hendak melanjutkan perselisihanya, tiba-tiba saja terdengar langkah kaki dari luar gedung olahraga. Ketiganya panik, lalu buru-buru sembunyi di kamar ganti pria.

"Siapa itu barusan?" Tanya Olivia dengan wajah panik. "Jangan bilang, pengawas?!"

"Sstt! Diam!" Desis Jovian.

Olivia meneguk ludahnya, lalu mengintip dari sela pintu. "Eh.. dia membuka pintu!"

"Siapa?" Tanya Niko penasaran.

"Tunggu.. dia bukan pengawas!" Olivia makin fokus memperhatikannya. "Dia murid perempuan!"

"Mau apa dia di sini!" Keluh Jovian, lalu ikut mengintip dari sela pintu. "Eh.. dia kayanya ketakutan, benar 'kan?"

Olivia mengangguk. "Iya, iya! Kayanya begitu!"

"Hey! Ada apa?" Tanya Niko lagi dengan rasa penasaran yang makin tinggi. "Jovi! Oliv!"

Murid perempuan yang memakai seragam olahraga itu lari dan mengurung dirinya di kamar ganti wanita, tepat berada di sebelah tempat mereka bersembunyi. Dari ruangan sebelah, ketiganya mendengar suara isak tangis yang bergema-gema. Saat itu, Jovian hendak keluar dan menghampirinya, tapi empat murid laki-laki yang juga memakai seragam olahraga masuk ke dalam gedung yang membuatnya mengurungkan niat.

Mirai: REMAKE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang