13. Hukuman

36 5 2
                                    


Di kantor guru lebih pas-nya di ruangan Bu Rita, karena datang telat ke sekolah, Niko dan Kouko terpaksa menerima hukuman yang kepala sekolah titipkan. Mereka berdua harus membersihkan lapangan olahraga setelah sekolah usai, karena hujan tadi banyak dedaunan bertebaran di sana.

"Sudah dengar? Apa hukumannya?" Bu Rita melirik Niko yang sedari tadi membuang wajahnya. "Dheiman! Dengar?!"

"Iya! Aku dengar!"

"Bagus kalau begitu." Bu Rita beranjak dari kursinya lalu membukakan pintu ruangannya. "Silahkan keluar dan kembali ke kelas!"

Niko berjalan keluar seraya bergumam. "Cih! Seharusnya aku tetap di rumah!"

"Aku dengar itu! Jangan protes!" Tegas Bu Rita.

***

Pukul 13:30, langkah Jovian terhenti di depan pintu perpustakaan ketika melihat Kouko tengah memijat punggung Niko. Dia tersenyum dan hendak membiarkan keduanya, tapi Olivia malah mendorongnya masuk ke dalam.

"Minggir! Jangan menghalangi!" Ketus Olivia dengan emosi. "Eh.." Dia malah tersentak kaget saat melihat Kouko tengah memijat punggung Niko.

"Huh.. kau mengacaukannya!" 

Baik Niko maupun Kouko langsung kembali ke mejanya masing-masing, saat itu Olivia sudah melakukan blunder parah, padahal peristiwa itu bisa membuat keduanya jadi lebih dekat lagi.

"Hehe.. maaf," Ujar Olivia.

Jovian menggeleng-gelengkan kepala ke arah gadis dengan bando merah itu. "Bisa-bisanya masih tertawa!"

"Maaf! Kan sudah minta maaf!"

"Jovi, Oliv.." Tegur Niko pada keduanya. "Kemari, cepat!"

Keduanya bergegas mendekati Niko, saat sudah semakin dekat, keduanya heran melihat wajah Niko yang pucat. Tentu saja, karena dia baru terkena demam dan entah bagaimana bisa sembuh dengan cepat.

"Ada apa?" Tanya Olivia yang dipanggil Niko.

"Ada ramalan?"

Jovian tersenyum lebar seraya memberikan bukunya pada Niko. "Baca sendiri."

"4 Juli, Demam." Kalimat yang Niko baca di buku ramalan. "Yah.. sepertinya ramalan ini sudah lewat."

"Tu-Tunggu, kau yakin?" Tanya Jovian bingung.

"Karena aku baru saja demam!"

"Pfft.. Hahaha!" Jovian tertawa lepas mendengarnya. "Maaf, keceplosan."

Jelas-jelas kau sengaja! Batin Niko.

Karena ramalannya sudah lewat, mereka berempat pun menghabiskan waktu bersama di perpustakaan seraya menunggu sore tiba. Karena kondisi perpustakaan benar-benar sepi, mereka berempat makan siang di sana. Kouko mengeluarkan bekalnya yang membuat ketiganya tergiur ingin mencicipinya.

"Koukopedia! Kau masak apa?" Tanya Olivia dengan girang.

"Tumisan dengan udang, kau mau?" Tawar Kouko.

"Hihi.." Olivia menyantap udang dari kotak bekal Kouko. "Uhm.. enak! Selain cantik, kau juga handal masak!"

Kouko hanya tersenyum mendengarnya. "Terima kasih."

"Koukopedia, kau mau ini?" Olivia menyodorkan kotak bekalnya. "Aku bawa cumi crispy loh."

"Boleh aku coba?" Sela Jovian.

"Enggak! Enggak boleh!"

"Ayolah! Aku juga mau coba!" Keluh Jovian.

Setelah makan siang usai, Niko hendak menutup perpustakaan karena jam menunjukkan pukul 15:03. Saat itu, Jovian hendak mengajaknya pergi ke kafe yang ada di kota, setahunya kafe itu menyediakan camilan yang enak.

Mirai: REMAKE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang