Hari telah berganti sejak Niko mengungkapkan perasaannya pada Kouko di koridor sekolah kemarin sore. Namun, perasaannya masih bergelombang dalam kepalanya, membuatnya terus memikirkan momen yang telah terjadi.
Pagi itu, Niko berjalan di koridor sekolah dengan tatapan kosong, merenungkan kejadian kemarin. Setiap detail momen ketika ia mengungkapkan perasaannya kepada Kouko terulang dalam benaknya. Dia bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Rasa was-was dan kegelisahan masih menghantui pikirannya.
Dia masuk ke kelas dan duduk di mejanya, dia pun melamun seraya memandangi jendela kelas yang gordennya melambai-lambai terkena angin pagi.
"Ada apa?" Kata seorang murid di depan kelas.
"Anu.. ada Niko?"
"Niko?" Tanya murid itu sembari melirik Niko yang tengah duduk di mejanya. "Ah.. itu, dia di sana." Sambungnya sembari menunjuk ke arah Niko.
"Terima kasih."
Di mejanya, Niko masih melamun dan terus memandangi jendela kelas dengan tatapan kosong. Dilema mulai menyerangnya, pikirannya pun tak henti-henti mengingat kejadian kemarin. Seandainya bisa kembali ke masa lalu, mungkin dia tidak harus terburu-buru menembak Kouko.
"Ehm.." Deheman seseorang yang membuat Niko tersentak dari lamunannya.
Niko menoleh ke sumber suara, kaget bukan main karena Kouko sudah ada di sebelahnya. "Ko-Kouko!"
"Darling, ada apa? Kok kaget gitu?"
"Da-Darling?"
Kouko tersenyum manis. "Kita pacaran 'kan?" Katanya lalu duduk di hadapan Niko. "Hum.. ada apa?"
"Ya-Yah.. bukan gitu," Niko dengan bingung menggaruk pipinya. "Ku-Kukira kau marah, kemarin."
"Hihi.. mana mungkin." Kouko meraih tangan Niko yang ada di atas meja. "Kemarin aku masih syok, karena tiba-tiba kau menyatakan perasaanmu,"
"Maaf,"
"Hihi.. gak apa-apa kok." Kouko tersenyum manis ke arahnya, tangannya pun sedikit meremas tangan Niko dengan erat. "Aku juga menyukaimu kok!"
Niko tersenyum lebar, seolah-olah tak percaya dengan keberuntungannya. Keduanya saling tatap satu sama lain, lalu tertawa bersama yang membuat banyak murid di kelas memperhatikan kedekatan keduanya.
Seperti kereta cepat yang melesat 500 KM/Jam, rumor hubungan mereka langsung tersebar di sekolah. Hal ini cukup mengganggu, tapi tidak salah karena Kouko sudah menjadi salah satu idol di sekolah sejak perubahan besarnya dulu.
Kouko membawa Niko keluar dari kelas dengan pandangan heran beberapa murid. Mereka turun ke lantai dasar, dan kebetulan bertemu dengan Jovian dan Olivia di loket siswa.
"Oliv! Jovi!" Panggil Kouko penuh antusias.
Keduanya menoleh ke arahnya, lalu melihat tangan Niko dan Kouko yang saling bergandengan. Jovian tergelak, lalu bertanya. "Kalian jadian?"
"Iya!" Kata Kouko sambil menunjukkan tangan keduanya yang saling bergandengan.
Ah.. aku mau lompat ke palung mariana! Batin Niko menahan malu.
"Koukopedia! Selamat!" Ujar Olivia dengan senyuman bahagia. "Aku tak menyangka! Dua temanku saling pacaran!" Sambungnya penuh keharuan.
Jovian datang menghampiri Niko dengan senyuman jahil, Niko pun langsung menegurnya. "Apa?!"
"Heh.. aku belum bilang apa-apa kok." Kata Jovian rada meledek. "Sesuai janji, kau bakal traktir kami di kantin 'kan?"
"Kapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirai: REMAKE [END]
Novela JuvenilNovel ringan dengan visual Ilustrasi Original ❗❗❗ 💎Sinopsis : Di sebuah sekolah menengah yang tenang, muncul sebuah buku misterius yang konon memiliki kekuatan meramalkan masa depan. Niko, seorang siswa yang awalnya tidak terlalu mempercayai hal-h...